Mobilisasi Produsen Senjata, Biden Bakal Kirim Bantuan Rp10,7 Triliun ke Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tengah berupaya untuk memobilisasi industri militer negaranya dan mengirim lagi persediaan senjata Pentagon senilai USD750 juta atau sekitar Rp10,72 triliun (kurs 14.300/USD) ke Ukraina, menurut sejumlah laporan yang mengutip pejabat-pejabat anonim di Washington.
Bantuan ini diatas materiil senilai USD1,7 miliar yang dikirim ke Kiev, milik pembayar pajak Amerika, sejak Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari lalu.
"Sejauh ini bantuan 'mematikan' AS sebagian besar terdiri dari rudal anti-tank Javelin dan sistem anti-udara portabel Stinger. Sekarang, Biden sedang bersiap untuk meningkatkan pasokan untuk memasukkan artileri berat dan sistem lainnya, senilai USD750 juta atau lebih," seperti dilaporkan Reuters, mengutip dua pejabat AS.
"Pengumuman resmi bisa datang dalam satu atau dua hari," kantor berita yang berbasis di Inggris itu menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (13/4/2022).
Biden tidak akan memerlukan otorisasi kongres karena dapat diatur di bawah Otoritas Penarikan Presiden (PDA), yang mengesahkan transefer dari stok militer AS saat ini sebagai respons atas keadaan darurat.
Ini akan menempatkan jumlah bantuan militer AS ke Kiev lebih dari USD2,4 miliar sejak 24 Februari, ketika ditambahkan ke angka Gedung Putih sendiri yang diumumkan pekan lalu.
Financial Times (FT) melaporkan, mengutip Pentagon, AS telah memasok lebih dari 1.400 rudal Stinger dan 5.000 Javelin ke Ukraina. Jumlah ini sepertiga dari stok Javelins AS dan seperempat Stinger-nya, menurut perkiraan Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah kelompok lobi Washington.
Pada tingkat produksi saat ini, akan memakan waktu tiga atau empat tahun untuk mengisi kembali Javelin dan setidaknya lima tahun untuk Stinger.
CSIS didanai oleh pembuat senjata, termasuk Northrop Grumman, Lockheed Martin, Boeing, General Dynamics, dan General Atomics.
Donor lain adalah Raytheon, yang memproduksi Javelin dan Stinger.
Tingkat produksi akan menjadi salah satu topik pada pertemuan antara pejabat Pentagon dan delapan produsen senjata AS, yang menurut Reuters dan FT dijadwalkan pada hari Rabu waktu setempat. Raytheon, Boeing, Lockheed Martin, Northrop Grumman, General Dynamics dan L3 Harris Technologies diharapkan hadir.
Kiev telah menjangkau sekutu AS jauh dan luas - dari tetangga NATO-nya sampai ke Korea Selatan (Korsel) - meminta pesawat terbang, tank dan artileri pada khususnya.
Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Berlin tidak dapat mengirim senjata lagi tanpa menghabiskan stoknya sendiri secara berlebihan. Namun, pada hari Senin, konglomerat Rheinmetall mengatakan mereka dapat memperbarui beberapa tank Leopard 1 yang usang dan mengirimnya ke timur.
Pekan lalu, Slovakia mengumumkan akan mengirim satu-satunya baterai sistem pertahanan udara S-300 ke Ukraina, dan mendapatkan “Patriot” buatan AS untuk menggantikannya.
Pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa baterai S-300 telah dilenyapkan dalam serangan rudal jelajah terhadap hanggar di Dnepropetrovsk, sebuah kota yang disebut Dnipro oleh Ukraina, sehari sebelumnya.
Bantuan ini diatas materiil senilai USD1,7 miliar yang dikirim ke Kiev, milik pembayar pajak Amerika, sejak Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari lalu.
"Sejauh ini bantuan 'mematikan' AS sebagian besar terdiri dari rudal anti-tank Javelin dan sistem anti-udara portabel Stinger. Sekarang, Biden sedang bersiap untuk meningkatkan pasokan untuk memasukkan artileri berat dan sistem lainnya, senilai USD750 juta atau lebih," seperti dilaporkan Reuters, mengutip dua pejabat AS.
"Pengumuman resmi bisa datang dalam satu atau dua hari," kantor berita yang berbasis di Inggris itu menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (13/4/2022).
Biden tidak akan memerlukan otorisasi kongres karena dapat diatur di bawah Otoritas Penarikan Presiden (PDA), yang mengesahkan transefer dari stok militer AS saat ini sebagai respons atas keadaan darurat.
Ini akan menempatkan jumlah bantuan militer AS ke Kiev lebih dari USD2,4 miliar sejak 24 Februari, ketika ditambahkan ke angka Gedung Putih sendiri yang diumumkan pekan lalu.
Financial Times (FT) melaporkan, mengutip Pentagon, AS telah memasok lebih dari 1.400 rudal Stinger dan 5.000 Javelin ke Ukraina. Jumlah ini sepertiga dari stok Javelins AS dan seperempat Stinger-nya, menurut perkiraan Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah kelompok lobi Washington.
Pada tingkat produksi saat ini, akan memakan waktu tiga atau empat tahun untuk mengisi kembali Javelin dan setidaknya lima tahun untuk Stinger.
CSIS didanai oleh pembuat senjata, termasuk Northrop Grumman, Lockheed Martin, Boeing, General Dynamics, dan General Atomics.
Donor lain adalah Raytheon, yang memproduksi Javelin dan Stinger.
Tingkat produksi akan menjadi salah satu topik pada pertemuan antara pejabat Pentagon dan delapan produsen senjata AS, yang menurut Reuters dan FT dijadwalkan pada hari Rabu waktu setempat. Raytheon, Boeing, Lockheed Martin, Northrop Grumman, General Dynamics dan L3 Harris Technologies diharapkan hadir.
Kiev telah menjangkau sekutu AS jauh dan luas - dari tetangga NATO-nya sampai ke Korea Selatan (Korsel) - meminta pesawat terbang, tank dan artileri pada khususnya.
Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Berlin tidak dapat mengirim senjata lagi tanpa menghabiskan stoknya sendiri secara berlebihan. Namun, pada hari Senin, konglomerat Rheinmetall mengatakan mereka dapat memperbarui beberapa tank Leopard 1 yang usang dan mengirimnya ke timur.
Pekan lalu, Slovakia mengumumkan akan mengirim satu-satunya baterai sistem pertahanan udara S-300 ke Ukraina, dan mendapatkan “Patriot” buatan AS untuk menggantikannya.
Pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa baterai S-300 telah dilenyapkan dalam serangan rudal jelajah terhadap hanggar di Dnepropetrovsk, sebuah kota yang disebut Dnipro oleh Ukraina, sehari sebelumnya.
(ian)