Di Hadapan Lukashenko, Putin Bersumpah Rusia Tidak Akan Terisolasi
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin bersama dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menuju ke timur jauh Rusia ke fasilitas peluncuran ruang angkasa Vostochny Cosmodrome.
Kunjungan Putin ini menandai perjalanan pertamanya yang diketahui ke luar Moskow sejak Rusia melancarkan perangnya di Ukraina pada 24 Februari. Dia bersikeras bahwa Rusia tidak berniat untuk mengisolasi diri di tengah kemarahan yang meluas atas invasi Rusia dan sanksi yang dijatuhkan oleh Barat.
Putin menggunakan kunjungan itu untuk menyoroti keberhasilan program luar angkasa Uni Soviet, dengan menyebutnya sebagai bukti bahwa Rusia dapat mencapai lompatan spektakuler tanpa bantuan dari Barat.
Namun, pemimpin Rusia itu mengatakan, Moskow sangat ingin bekerja sama dengan negara lain.
"Kami tidak bermaksud untuk diisolasi," kata Putin.
"Mustahil untuk mengisolasi siapa pun di dunia modern, terutama negara yang sangat luas seperti Rusia," imbuhnya.
"Kami akan bekerja dengan mitra kami yang ingin bekerja sama," ujar Putin seperti dikutip dari Deutsche Welle, Selasa (12/4/2022).
Dia juga menyinggung soal perang di Ukraina, menyebutnya sebagai operasi militer khusus untuk memastikan keamanan Rusia sendiri.
"Tujuannya sangat jelas dan mulia," ucap Putin. "Jelas bahwa kami tidak punya pilihan. Itu adalah keputusan yang tepat," jelasnya.
Rusia menggunakan dalih bahwa Ukraina bertanggung jawab atas genosida di Ukraina timur untuk meluncurkan perang. Kremlin mengklaim bahwa mereka perlu "mendenazifikasi" negara itu, tanpa memberikan bukti yang kredibel untuk klaimnya.
Pasukan Ukraina telah mengacaukan harapan Rusia dengan meningkatkan perlawanan keras, sementara Barat telah memberlakukan sanksi yang luas terhadap Rusia untuk menekan Moskow agar mengakhiri perang.
Rusia saat ini menghadapi inflasi yang melonjak dan pelarian modal sementara juga berjuang dengan prospek kemungkinan default utang.
Baca Juga: Kremlin: Menyerang Belarusia Sama dengan Menyerang Rusia
Semenatara itu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko tiba di wilayah timur jauh sebelum Putin, kantor berita negara Rusia Ria Novosti melaporkan.
Pasangan itu diharapkan untuk berbicara tentang integrasi yang lebih erat antara Rusia dan Belarusia, serta perang di Ukraina.
Sanksi telah diberikan kepada Belarusia karena mengizinkan Rusia menggunakan negaranya sebagai titik awal serangan ke Ukraina. Namun, Lukashenko tampak menantang dalam kunjungannya ke Vostochny, yang bertepatan dengan "Hari Luar Angkasa" Rusia.
"Mengapa kita begitu khawatir tentang sanksi ini?" kata Lukashenko.
Lukashenko sebelumnya bersikeras bahwa Belarusia harus terlibat dalam negosiasi untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Dia juga mengklaim bahwa Belarusia telah secara tidak adil dicap sebagai "kaki tangan agresor."
Kunjungan Putin ini menandai perjalanan pertamanya yang diketahui ke luar Moskow sejak Rusia melancarkan perangnya di Ukraina pada 24 Februari. Dia bersikeras bahwa Rusia tidak berniat untuk mengisolasi diri di tengah kemarahan yang meluas atas invasi Rusia dan sanksi yang dijatuhkan oleh Barat.
Putin menggunakan kunjungan itu untuk menyoroti keberhasilan program luar angkasa Uni Soviet, dengan menyebutnya sebagai bukti bahwa Rusia dapat mencapai lompatan spektakuler tanpa bantuan dari Barat.
Namun, pemimpin Rusia itu mengatakan, Moskow sangat ingin bekerja sama dengan negara lain.
"Kami tidak bermaksud untuk diisolasi," kata Putin.
"Mustahil untuk mengisolasi siapa pun di dunia modern, terutama negara yang sangat luas seperti Rusia," imbuhnya.
"Kami akan bekerja dengan mitra kami yang ingin bekerja sama," ujar Putin seperti dikutip dari Deutsche Welle, Selasa (12/4/2022).
Dia juga menyinggung soal perang di Ukraina, menyebutnya sebagai operasi militer khusus untuk memastikan keamanan Rusia sendiri.
"Tujuannya sangat jelas dan mulia," ucap Putin. "Jelas bahwa kami tidak punya pilihan. Itu adalah keputusan yang tepat," jelasnya.
Rusia menggunakan dalih bahwa Ukraina bertanggung jawab atas genosida di Ukraina timur untuk meluncurkan perang. Kremlin mengklaim bahwa mereka perlu "mendenazifikasi" negara itu, tanpa memberikan bukti yang kredibel untuk klaimnya.
Pasukan Ukraina telah mengacaukan harapan Rusia dengan meningkatkan perlawanan keras, sementara Barat telah memberlakukan sanksi yang luas terhadap Rusia untuk menekan Moskow agar mengakhiri perang.
Rusia saat ini menghadapi inflasi yang melonjak dan pelarian modal sementara juga berjuang dengan prospek kemungkinan default utang.
Baca Juga: Kremlin: Menyerang Belarusia Sama dengan Menyerang Rusia
Semenatara itu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko tiba di wilayah timur jauh sebelum Putin, kantor berita negara Rusia Ria Novosti melaporkan.
Pasangan itu diharapkan untuk berbicara tentang integrasi yang lebih erat antara Rusia dan Belarusia, serta perang di Ukraina.
Sanksi telah diberikan kepada Belarusia karena mengizinkan Rusia menggunakan negaranya sebagai titik awal serangan ke Ukraina. Namun, Lukashenko tampak menantang dalam kunjungannya ke Vostochny, yang bertepatan dengan "Hari Luar Angkasa" Rusia.
"Mengapa kita begitu khawatir tentang sanksi ini?" kata Lukashenko.
Lukashenko sebelumnya bersikeras bahwa Belarusia harus terlibat dalam negosiasi untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Dia juga mengklaim bahwa Belarusia telah secara tidak adil dicap sebagai "kaki tangan agresor."
(ian)