Rusia Diduga Gunakan Senjata Kimia, Zelensky: Teror Memasuki Tahap Baru
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyuarakan keprihatinan bahwa pasukan Rusia sedang menyiapkan "tahap baru sebuah teror" yang dapat melibatkan penggunaan senjata kimia di Ukraina.
"Hari ini penjajah mengeluarkan pernyataan baru, yang membuktikan persiapan mereka untuk tahap baru teror terhadap Ukraina dan pejuang kami," kata Zelensky.
"Salah satu juru bicara penjajah menyatakan bahwa mereka dapat menggunakan senjata kimia terhadap para pejuang Mariupol. Kami menganggap ini seserius mungkin," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (12/4/2022).
Pernyataan Zelensky merujuk pada apa yang dikatakan oleh salah seorang pejabat separatis Ukraina yang didukung Rusia, Eduard Basurin. Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, Basurin mengatakan bahwa pasukan yang didukung Rusia harus merebut pabrik logam raksasa di Mariupol dengan terlebih dahulu memblokir semua pintu keluar dari pabrik.
"Dan kemudian kami akan menggunakan pasukan kimia untuk mengeluarkan mereka dari sana," kata Basurin.
Sementara itu, pemimpin resimen Azov Andriy Biletsky mengklaim pada Senin kemarin bahwa tiga orang di Mariupol mengalami keracunan oleh bahan kimia perang, tetapi tidak sampai menimbulkan bencana.
Namun Petro Andryushchenko, seorang ajudan walikota Mariupol menulis bahwa serangan kimia belum dikonfirmasi dan para pejabat sedang “menunggu informasi resmi dari militer”.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk memverifikasi klaim tersebut.
“Setiap penggunaan senjata semacam itu akan menjadi eskalasi yang tidak berperasaan dalam konflik ini dan kami akan meminta pertanggungjawaban (Vladimir) Putin dan rezimnya,” katanya.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan dia mengetahui laporan tersebut tetapi tidak dapat mengkonfirmasinya.
“Laporan ini, jika benar, sangat memprihatinkan dan mencerminkan kekhawatiran yang kami miliki tentang potensi Rusia untuk menggunakan berbagai agen pengendalian kerusuhan, termasuk gas air mata yang dicampur dengan bahan kimia, di Ukraina,” ujarnya.
Para pejabat Barat sebelumnya telah menyatakan keprihatinan bahwa Rusia, yang menemukan invasi 24 Februari terhadap tetangganya yang mengarah ke dalam konflik yang berkepanjangan, dapat menggunakan tindakan yang lebih ekstrem, termasuk senjata kimia.
"Hari ini penjajah mengeluarkan pernyataan baru, yang membuktikan persiapan mereka untuk tahap baru teror terhadap Ukraina dan pejuang kami," kata Zelensky.
"Salah satu juru bicara penjajah menyatakan bahwa mereka dapat menggunakan senjata kimia terhadap para pejuang Mariupol. Kami menganggap ini seserius mungkin," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (12/4/2022).
Pernyataan Zelensky merujuk pada apa yang dikatakan oleh salah seorang pejabat separatis Ukraina yang didukung Rusia, Eduard Basurin. Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, Basurin mengatakan bahwa pasukan yang didukung Rusia harus merebut pabrik logam raksasa di Mariupol dengan terlebih dahulu memblokir semua pintu keluar dari pabrik.
"Dan kemudian kami akan menggunakan pasukan kimia untuk mengeluarkan mereka dari sana," kata Basurin.
Sementara itu, pemimpin resimen Azov Andriy Biletsky mengklaim pada Senin kemarin bahwa tiga orang di Mariupol mengalami keracunan oleh bahan kimia perang, tetapi tidak sampai menimbulkan bencana.
Namun Petro Andryushchenko, seorang ajudan walikota Mariupol menulis bahwa serangan kimia belum dikonfirmasi dan para pejabat sedang “menunggu informasi resmi dari militer”.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk memverifikasi klaim tersebut.
“Setiap penggunaan senjata semacam itu akan menjadi eskalasi yang tidak berperasaan dalam konflik ini dan kami akan meminta pertanggungjawaban (Vladimir) Putin dan rezimnya,” katanya.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan dia mengetahui laporan tersebut tetapi tidak dapat mengkonfirmasinya.
“Laporan ini, jika benar, sangat memprihatinkan dan mencerminkan kekhawatiran yang kami miliki tentang potensi Rusia untuk menggunakan berbagai agen pengendalian kerusuhan, termasuk gas air mata yang dicampur dengan bahan kimia, di Ukraina,” ujarnya.
Para pejabat Barat sebelumnya telah menyatakan keprihatinan bahwa Rusia, yang menemukan invasi 24 Februari terhadap tetangganya yang mengarah ke dalam konflik yang berkepanjangan, dapat menggunakan tindakan yang lebih ekstrem, termasuk senjata kimia.
(ian)