China Akui Kirim Senjata Canggih ke Serbia, Dibawa 6 Pesawat
loading...
A
A
A
Outlet media AS dan Inggris menyebut pengiriman itu "rahasia," "terselubung" atau "setengah rahasia" dan mengatakan itu telah menimbulkan kekhawatiran akan penumpukan militer pada saat perang antara Rusia dan Ukraina.
AP menyebut pengiriman senjata itu dapat "mengancam perdamaian yang rapuh" di Balkan.
Tidak jelas bagaimana pengiriman bisa dilakukan secara rahasia, karena kargo diterbangkan ke Beograd dengan enam pesawat angkut besar, melewati wilayah udara Turki dan anggota NATO lainnya.
Surat kabar Global Times milik negara China melaporkan pengiriman tersebut, menyebutnya sebagai operasi luar negeri terbesar dalam sejarah Y-20.
Outlet tersebut bahkan berspekulasi pesawat itu mengirimkan rudal HQ-22, versi ekspor yang dikenal sebagai FK-3.
Outlet Barat juga membuat klaim pengiriman itu meningkatkan kekhawatiran geopolitik tanpa mengidentifikasi orang atau pemerintah mana pun yang khawatir.
Dugaan ketakutan juga datang pada saat Amerika Serikat (AS) dan anggota NATO lainnya mempercepat pengiriman senjata ke Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan pada Minggu bahwa Washington mengirim senjata ke Ukraina "setiap hari" di bawah rencana untuk memastikan Kiev dapat mengusir pasukan Rusia dan membantu mencapai tujuan Amerika melemahkan dan mengisolasi Moskow.
Baik China dan Serbia telah dikritik karena gagal bergabung dengan AS dan sekutunya dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Para pejabat AS memperingatkan Serbia pada 2020 agar tidak membeli sistem HQ-22, dengan mengatakan mereka harus menyelaraskan peralatan militernya dengan persenjataan Barat jika ingin bergabung dengan Uni Eropa atau NATO.
AP menyebut pengiriman senjata itu dapat "mengancam perdamaian yang rapuh" di Balkan.
Tidak jelas bagaimana pengiriman bisa dilakukan secara rahasia, karena kargo diterbangkan ke Beograd dengan enam pesawat angkut besar, melewati wilayah udara Turki dan anggota NATO lainnya.
Surat kabar Global Times milik negara China melaporkan pengiriman tersebut, menyebutnya sebagai operasi luar negeri terbesar dalam sejarah Y-20.
Outlet tersebut bahkan berspekulasi pesawat itu mengirimkan rudal HQ-22, versi ekspor yang dikenal sebagai FK-3.
Outlet Barat juga membuat klaim pengiriman itu meningkatkan kekhawatiran geopolitik tanpa mengidentifikasi orang atau pemerintah mana pun yang khawatir.
Dugaan ketakutan juga datang pada saat Amerika Serikat (AS) dan anggota NATO lainnya mempercepat pengiriman senjata ke Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan pada Minggu bahwa Washington mengirim senjata ke Ukraina "setiap hari" di bawah rencana untuk memastikan Kiev dapat mengusir pasukan Rusia dan membantu mencapai tujuan Amerika melemahkan dan mengisolasi Moskow.
Baik China dan Serbia telah dikritik karena gagal bergabung dengan AS dan sekutunya dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Para pejabat AS memperingatkan Serbia pada 2020 agar tidak membeli sistem HQ-22, dengan mengatakan mereka harus menyelaraskan peralatan militernya dengan persenjataan Barat jika ingin bergabung dengan Uni Eropa atau NATO.