Koper Nuklir AS Nuclear Football dan Cara Meluncurkannya
loading...
A
A
A
Dapat dipahami bahwa Football nuklir juga memberi Presiden opsi serangan nuklir yang telah direncanakan sebelumnya, misalnya memungkinkan dia memilih negara atau kota yang akan ditargetkan.
Ketika seorang Presiden dilantik, mereka diberikan kartu plastik yang berisi kode nuklir, kartu tersebut disebut sebagai "biskuit", dan serangan nuklir tidak dapat diluncurkan tanpanya.
Selama kunjungan Presiden Donald Trump ke China pada 2017, para pejabat China mencoba menghentikan ajudan militer yang membawa koper itu memasuki auditorium di Balai Besar Rakyat Beijing, meskipun situasinya dengan cepat diselesaikan.
“Football” nuklir selalu dibawa perwira militer berseragam dan bersenjata yang dibelenggu di pergelangan tangan mereka.
Masing-masing dari lima cabang US Uniformed Services memasok perwira menengah yang ditugaskan membawa tas kerja paling berbahaya di dunia itu.
Football nuklir kedua disimpan dekat Wakil Presiden AS, sementara koper cadangan berada di Gedung Putih.
"Football nuklir" yang selalu menyertai seorang Presiden tidak memiliki tombol, melainkan memiliki peralatan dan dokumen pengambilan keputusan yang akan digunakan Presiden untuk mengautentikasi perintahnya dan melancarkan serangan.
"Presiden sendiri tidak dapat menekan tombol dan menyebabkan rudal terbang. Dia hanya bisa memberikan perintah otentik yang akan diikuti orang lain dan kemudian rudal akan terbang," papar Dr Peter Feaver, profesor kebijakan publik dan ilmu politik di Duke University, kepada anggota parlemen Kongres tahun lalu.
"Sistem ini bukan tombol yang dapat secara tidak sengaja disandarkan oleh Presiden ke meja dan langsung menyebabkan rudal terbang seperti yang saya kira ditakuti oleh beberapa orang di publik," ujar Feaver bersaksi.
Dia menambahkan keputusan melancarkan serangan nuklir mengharuskan Presiden untuk bekerja dengan ajudan militer yang memiliki bahan yang dia butuhkan untuk memerintahkan serangan, serta personel di semua tingkatan, dari komandan tertinggi hingga anggota layanan yang bekerja di silo rudal.
Ketika seorang Presiden dilantik, mereka diberikan kartu plastik yang berisi kode nuklir, kartu tersebut disebut sebagai "biskuit", dan serangan nuklir tidak dapat diluncurkan tanpanya.
Selama kunjungan Presiden Donald Trump ke China pada 2017, para pejabat China mencoba menghentikan ajudan militer yang membawa koper itu memasuki auditorium di Balai Besar Rakyat Beijing, meskipun situasinya dengan cepat diselesaikan.
“Football” nuklir selalu dibawa perwira militer berseragam dan bersenjata yang dibelenggu di pergelangan tangan mereka.
Masing-masing dari lima cabang US Uniformed Services memasok perwira menengah yang ditugaskan membawa tas kerja paling berbahaya di dunia itu.
Football nuklir kedua disimpan dekat Wakil Presiden AS, sementara koper cadangan berada di Gedung Putih.
"Football nuklir" yang selalu menyertai seorang Presiden tidak memiliki tombol, melainkan memiliki peralatan dan dokumen pengambilan keputusan yang akan digunakan Presiden untuk mengautentikasi perintahnya dan melancarkan serangan.
"Presiden sendiri tidak dapat menekan tombol dan menyebabkan rudal terbang. Dia hanya bisa memberikan perintah otentik yang akan diikuti orang lain dan kemudian rudal akan terbang," papar Dr Peter Feaver, profesor kebijakan publik dan ilmu politik di Duke University, kepada anggota parlemen Kongres tahun lalu.
"Sistem ini bukan tombol yang dapat secara tidak sengaja disandarkan oleh Presiden ke meja dan langsung menyebabkan rudal terbang seperti yang saya kira ditakuti oleh beberapa orang di publik," ujar Feaver bersaksi.
Dia menambahkan keputusan melancarkan serangan nuklir mengharuskan Presiden untuk bekerja dengan ajudan militer yang memiliki bahan yang dia butuhkan untuk memerintahkan serangan, serta personel di semua tingkatan, dari komandan tertinggi hingga anggota layanan yang bekerja di silo rudal.