Lavrov: Operasi Rusia di Ukraina Bertujuan Akhiri Arah AS Dominasi Dunia

Senin, 11 April 2022 - 19:11 WIB
loading...
Lavrov: Operasi Rusia di Ukraina Bertujuan Akhiri Arah AS Dominasi Dunia
Peralatan militer berada di Bugas, Republik Rakyat Donetsk. Foto/sputnik
A A A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menyatakan pada Senin (11/4/2022) bahwa Moskow tidak akan menyerah pada tekanan dari luar negeri.

Dia menegaskan bahwa operasi di Ukraina bertujuan mengakhiri rencana Amerika Serikat (AS) dominasi dunia.

Diplomat top Rusia itu mengecam kebijakan Amerika dan Eropa, karena negara-negara Barat berjanji mengirim lebih banyak senjata ke Kiev.



“Operasi militer khusus kami dirancang untuk mengakhiri ekspansi sembrono dan arah sembrono menuju dominasi penuh oleh Amerika Serikat dan, di bawah mereka, sisa negara-negara Barat di panggung dunia,” tegas Lavrov, dilansir Sputnik.



Dia menekankan, “Dominasi ini dibangun dengan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, dan sesuai dengan beberapa aturan (tidak jelas), yang diberlakukan pada kesempatan tertentu."



Lavrov menjelaskan itu dalam wawancara dengan jaringan penyiaran Rossiya 24.

Dia juga mengkritik diplomat top Uni Eropa (UE) Josep Borrell atas pernyataan terbarunya, dan mencatat bahwa sekarang aturan telah berubah secara drastis.

"Ini adalah perubahan yang sangat serius, bahkan dalam kebijakan yang Uni Eropa dan Barat di bawah kepemimpinan AS, tidak diragukan lagi, mulai dikejar setelah dimulainya operasi militer khusus kami. Satu kebijakan yang mencerminkan kemarahan, dalam beberapa hal bahkan hiruk-pikuk, dan yang, tentu saja, ditentukan tidak hanya oleh (situasi di) Ukraina, tetapi oleh Ukraina yang diubah menjadi pijakan untuk penindasan terakhir Rusia," papar dia.

Dia juga mengatakan ada kemungkinan pasukan Ukraina, yang didukung layanan intel Barat, akan melakukan provokasi baru, mengutip insiden baru-baru ini di Donbass, ketika pasukan Kiev mencoba menyalahkan Rusia atas serangan mereka sendiri di kota Kramatorsk.

Lavrov mencatat bahwa setelah Rusia menunjukkan data sebenarnya tentang insiden itu, seluruh skandal segera tersapu ke bawah karpet.

Pernyataan itu muncul setelah muncul laporan yang mengatakan bahwa Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell mendesak negara-negara anggota blok itu menyediakan senjata yang telah diminta kepada Kiev.

Diplomat Uni Eropa juga dilaporkan mengatakan krisis di Ukraina harus diselesaikan melalui cara militer.

Lavrov secara khusus mencatat bahwa Borrell telah menjadi personal, tergelincir, atau bahkan menyatakan sesuatu yang dia tidak berwenang untuk mengatakannya.

Situasi tetap tegang di Ukraina, ketika pasukan Rusia melanjutkan operasi khusus, yang diluncurkan pada Februari sebagai tanggapan atas penembakan massal di Donbass.

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa operasi dimulai untuk menghentikan perang melawan rakyat Donbass yang dilancarkan Kiev, yang disebutnya genosida.

Dia juga menekankan bahwa tujuan Rusia adalah demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1949 seconds (0.1#10.140)