Sebut Barbar, Rusia Tuduh Ukraina Serang Stasiun Kereta Kramatorsk

Sabtu, 09 April 2022 - 11:03 WIB
loading...
Sebut Barbar, Rusia Tuduh Ukraina Serang Stasiun Kereta Kramatorsk
Sebanyak 50 orang tewas akibat serangan rudal ke stasiun kereta Kramatorsk di Ukraina. Foto/The Brussels Times
A A A
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia telah meminta negara-negara Barat untuk berhenti memasok angkatan bersenjata Ukraina dengan senjata setelah serangan rudal di stasiun kereta api di kota Kramatorsk menewaskan puluhan warga sipil pada hari Jumat.

Kementerian Luar Negeri Rusia telah meminta agar masyarakat internasional membuat penilaian yang tidak memihak atas tindakan pasukan Ukraina.

"Berhenti memasok mereka dengan senjata, serta mendesak Kiev untuk meninggalkan metode pertempuran yang tidak dapat diterima," seru Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir dari Russia Today, Sabtu (9/4/2022).



Sebelumnya, Moskow menuduh Kiev berada di balik serangan yang telah merenggut nyawa 50 orang, termasuk lima anak-anak, menurut penilaian terbaru yang diberikan oleh kedua belah pihak.

Kramatorsk adalah sebuah kota di bagian utara wilayah Donetsk dan diklaim oleh Republik Rakyat Donetsk sebagai bagian dari wilayahnya. Ketika permusuhan pecah di Ukraina timur setelah kudeta Maidan 2014, kota itu tetap berada di bawah kendali Kiev.

"Tentara Ukraina yang menggunakan rudal balistik Tochka-U, mirip dengan yang menghantam stasiun kereta api di Kramatorsk," Kementerian Luar Negeri mengingatkan, mengulangi klaim yang dibuat sebelumnya oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Militer Rusia juga mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah menunjukkan dengan tepat lokasi dari mana rudal itu diduga diluncurkan. Menurut pejabat pertahanan, rudal itu berasal dari kota Dobropole, yang terletak di barat daya Kramatorsk dan telah berada di bawah kendali pasukan Ukraina.



Kementerian Luar Negeri mengecam serangan itu sebagai "tindakan agresi barbar" dan mengatakan bahwa itu hanya membuktikan bahwa Rusia telah melakukan hal yang benar untuk meluncurkan operasi militernya guna melindungi dua republik Donbass yang sebelumnya diakui.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1581 seconds (0.1#10.140)