China Serukan Penyelidikan Atas Pembantaian Bucha
loading...
A
A
A
BEIJING - China mengatakan gambar-gambar kematian warga sipil di kota Bucha di Ukraina "sangat mengganggu" tetapi tidak ada yang harus disalahkan sampai semua fakta diketahui.
"China mendukung semua inisiatif dan langkah-langkah yang kondusif untuk mengurangi krisis kemanusiaan di negara itu, dan siap untuk terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mencegah bahaya apa pun terhadap warga sipil,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.
"Kebenaran dan penyebab insiden itu harus diverifikasi. Semua pihak harus menahan diri dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar sebelum kesimpulan penyelidikan ditarik," imbuhnya seperti dilansir dari ABC News, Rabu (6/4/2022).
Zhao juga kembali mengulangi keberatan China terhadap sanksi, sambil menuduh Amerika Serikat (AS) telah memanipulasi situasi untuk mendapat keuntungan dari kekacauan dan menghasilkan banyak uang.
“Sejarah dan kenyataan telah membuktikan bahwa sanksi tidak membawa perdamaian dan keamanan, tetapi hanya membawa kerugian - kalah atau kerugian berlipat, menambah ekonomi dunia yang sudah sulit dan berdampak pada sistem ekonomi dunia yang ada,” ucap Zhao.
Pernyataan Zhao menegaskan pernyataan Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, yang sebelumnya menyerukan penyelidikan dan juga menggambarkan laporan serta gambar kematian warga sipil di Bucha sebagai "sangat mengganggu."
“Keadaan yang relevan dan penyebab spesifik dari insiden itu harus diverifikasi dan ditetapkan,” kata Zhang dalam pidatonya pada Dewan Keamanan pada hari Selasa.
“Sebelum gambaran lengkapnya jelas, semua pihak harus menahan diri dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar,” ia menambahkan.
China yang telah menyerukan pembicaraan sementara menolak untuk mengkritik Rusia . Negara ini bahkan menentang sanksi ekonomi terhadap Moskow dan menyalahkan Washington serta NATO karena memprovokasi perang dan memicu konflik dengan mengirim senjata ke Ukraina.
Tagar China mengungkapkan insiden kematian Bucha harus diselidiki secara menyeluruh menjadi topik yang tren di Weibo, Twitter versi China, dengan hampir 30 juta views dan lebih dari 500 diskusi pada Rabu sore.
Terlepas dari sikap pro-Rusia yang secara teratur menyensor postingan, pendapat terbagi antara dukungan untuk Moskow, menuntut Rusia bertanggung jawab, tuduhan tidak dapat dipercaya terhadap Barat dan Ukraina, serta menyerukan penyelidikan yang tidak memihak.
"Ini hanyalah sandiwara yang dimainkan oleh Amerika dan Nazi Ukraina dalam upaya untuk mengalihkan opini publik, tetapi orang-orang di dunia dengan mata dan hati tidak akan mengabaikan fakta AS dan Ukraina yang meneliti senjata biologis," bunyi salah satu postingan bertanda "Memahami Perang Dingin Lebih Baik Dari Amerika."
Kedutaan Besar Rusia di Beijing juga menggunakan platform tersebut untuk menolak tuduhan tersebut, sementara mitranya dari Ukraina menarik perhatian pada “kejahatan perang Rusia terhadap warga sipil di Irpin,” kota lain di mana diduga kekejaman perang juga terjadi.
The Global Times, sebuah tabloid nasionalistik yang diterbitkan oleh corong Partai Komunis China People's Daily, dalam editorialnya mencoba menyeimbangkan pemberitaan dengan menurunkan judul "'Insiden Bucha' tidak digunakan sebagai dalih untuk mengobarkan situasi."
"Selama Rusia dan Ukraina tidak dapat mencapai gencatan senjata, tragedi kemanusiaan tidak akan berakhir," kata surat kabar itu.
“Namun, sangat disesalkan bahwa setelah pengungkapan 'insiden Bucha', AS, penggagas krisis Ukraina, belum menunjukkan tanda-tanda mendesak perdamaian dan mempromosikan pembicaraan, tetapi siap untuk memperburuk ketegangan Rusia-Ukraina dan menciptakan hambatan bagi pembicaraan damai antara kedua belah pihak," bunyi editorial itu.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
"China mendukung semua inisiatif dan langkah-langkah yang kondusif untuk mengurangi krisis kemanusiaan di negara itu, dan siap untuk terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mencegah bahaya apa pun terhadap warga sipil,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.
"Kebenaran dan penyebab insiden itu harus diverifikasi. Semua pihak harus menahan diri dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar sebelum kesimpulan penyelidikan ditarik," imbuhnya seperti dilansir dari ABC News, Rabu (6/4/2022).
Zhao juga kembali mengulangi keberatan China terhadap sanksi, sambil menuduh Amerika Serikat (AS) telah memanipulasi situasi untuk mendapat keuntungan dari kekacauan dan menghasilkan banyak uang.
“Sejarah dan kenyataan telah membuktikan bahwa sanksi tidak membawa perdamaian dan keamanan, tetapi hanya membawa kerugian - kalah atau kerugian berlipat, menambah ekonomi dunia yang sudah sulit dan berdampak pada sistem ekonomi dunia yang ada,” ucap Zhao.
Pernyataan Zhao menegaskan pernyataan Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, yang sebelumnya menyerukan penyelidikan dan juga menggambarkan laporan serta gambar kematian warga sipil di Bucha sebagai "sangat mengganggu."
“Keadaan yang relevan dan penyebab spesifik dari insiden itu harus diverifikasi dan ditetapkan,” kata Zhang dalam pidatonya pada Dewan Keamanan pada hari Selasa.
“Sebelum gambaran lengkapnya jelas, semua pihak harus menahan diri dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar,” ia menambahkan.
China yang telah menyerukan pembicaraan sementara menolak untuk mengkritik Rusia . Negara ini bahkan menentang sanksi ekonomi terhadap Moskow dan menyalahkan Washington serta NATO karena memprovokasi perang dan memicu konflik dengan mengirim senjata ke Ukraina.
Tagar China mengungkapkan insiden kematian Bucha harus diselidiki secara menyeluruh menjadi topik yang tren di Weibo, Twitter versi China, dengan hampir 30 juta views dan lebih dari 500 diskusi pada Rabu sore.
Terlepas dari sikap pro-Rusia yang secara teratur menyensor postingan, pendapat terbagi antara dukungan untuk Moskow, menuntut Rusia bertanggung jawab, tuduhan tidak dapat dipercaya terhadap Barat dan Ukraina, serta menyerukan penyelidikan yang tidak memihak.
"Ini hanyalah sandiwara yang dimainkan oleh Amerika dan Nazi Ukraina dalam upaya untuk mengalihkan opini publik, tetapi orang-orang di dunia dengan mata dan hati tidak akan mengabaikan fakta AS dan Ukraina yang meneliti senjata biologis," bunyi salah satu postingan bertanda "Memahami Perang Dingin Lebih Baik Dari Amerika."
Kedutaan Besar Rusia di Beijing juga menggunakan platform tersebut untuk menolak tuduhan tersebut, sementara mitranya dari Ukraina menarik perhatian pada “kejahatan perang Rusia terhadap warga sipil di Irpin,” kota lain di mana diduga kekejaman perang juga terjadi.
The Global Times, sebuah tabloid nasionalistik yang diterbitkan oleh corong Partai Komunis China People's Daily, dalam editorialnya mencoba menyeimbangkan pemberitaan dengan menurunkan judul "'Insiden Bucha' tidak digunakan sebagai dalih untuk mengobarkan situasi."
"Selama Rusia dan Ukraina tidak dapat mencapai gencatan senjata, tragedi kemanusiaan tidak akan berakhir," kata surat kabar itu.
“Namun, sangat disesalkan bahwa setelah pengungkapan 'insiden Bucha', AS, penggagas krisis Ukraina, belum menunjukkan tanda-tanda mendesak perdamaian dan mempromosikan pembicaraan, tetapi siap untuk memperburuk ketegangan Rusia-Ukraina dan menciptakan hambatan bagi pembicaraan damai antara kedua belah pihak," bunyi editorial itu.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(ian)