Merasa Terhina, Menlu Hongaria Panggil Dubes Ukraina

Rabu, 06 April 2022 - 19:56 WIB
loading...
Merasa Terhina, Menlu...
Ilustrasi
A A A
BUDAPEST - Menteri Luar Negeri Hongaria , Péter Szijjártó pada Rabu (6/4/2022) memanggil Duta Besar Ukraina atas apa yang dia katakan sebagai pernyataan yang “tidak dapat diterima” dan “menghina” yang dibuat oleh Kiev.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali mengecam Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán atas sikapnya terhadap Rusia. Termasuk setelah kemenangan pemilihan Orbán pada hari Minggu, yang telah menyebabkan kemarahan di Budapest.



“Sudah waktunya bagi para pemimpin Ukraina untuk berhenti menghina Hongaria dan mempertimbangkan keinginan rakyat Hongaria,” tulis Szijjártó dalam sebuah posting di Facebook, seperti dikutip dari Politico. "Pernyataan tentang penyesalan atas kehendak rakyat Hungaria tidak dapat diterima," tambahnya.

Setelah pemilihan, Zelenskyy mengatakan di televisi publik Ukraina bahwa Orbán sekarang harus memilih antara Moskow dan "dunia lain" - mengacu pada Barat - dan mengklaim perdana menteri veteran itu takut akan pengaruh Rusia.

“Kami mengutuk agresi militer, kami membela kedaulatan Ukraina,” tulis Szijjártó. “Pada saat yang sama, tentu saja, keselamatan Hongaria dan rakyat Hongaria adalah yang paling penting bagi kami. Ini bukan perang kita,” lanjutnya.



Sementara Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán mengatakan, dia menganggap Zelenskyy sebagai salah satu "lawannya" dalam pidato kemenangannya hari Minggu, setelah dia merebut masa jabatan keempat berturut-turut dengan telak.

Zelenskyy sebelumnya mengkritik Orbán karena menyeret kakinya pada sanksi terhadap Rusia pada pertemuan puncak Dewan Eropa bulan lalu. Dia membandingkan pengepungan Moskow atas Mariupol dengan fasis Hongaria yang mengeksekusi ribuan orang Yahudi Hongaria di tepi Sungai Danube di Budapest selama Perang Dunia II.

"Viktor, apakah kamu tahu apa yang terjadi di Mariupol?" dia berkata, "Kamu harus memutuskan sendiri dengan siapa kamu bersama," ujar Zelenksy.



Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah memicu kemarahan internasional, dengan Uni Eropa, AS, dan Inggris, antara lain, menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow. Setidaknya 1.480 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 2.195 terluka, menurut perkiraan PBB, dengan angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.

Lebih dari 4,24 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara lain, dengan jutaan lainnya mengungsi, menurut badan pengungsi PBB.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2219 seconds (0.1#10.140)