Bos Mata-mata GCHQ: Tentara Rusia Membangkang Perintah di Ukraina
loading...
A
A
A
LONDON - Kepala mata-mata Government Communications Headquarters (GCHQ) Inggris, Jeremy Fleming, mengatakan beberapa tentara Rusia di Ukraina telah menolak untuk melaksanakan perintah komandannya.
Menurut Fleming, laporan intelijen terbaru menunjukkan para tentara Moskow justru menyabotase peralatan mereka sendiri dan secara tidak sengaja menembak jatuh salah satu pesawat mereka sendiri.
Invasi Rusia, sejak 24 Februari, ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal. Invasi itu juga menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Fleming mengatakan Presiden Vladimir Putin telah secara besar-besaran salah menilai kemampuan angkatan bersenjata Rusia yang dulu perkasa sambil meremehkan perlawanan rakyat Ukraina dan tekad Barat, yang telah menghukum Moskow dengan sanksi yang terkoordinasi.
"Putin telah salah menilai situasi secara besar-besaran," kata Fleming dalam pidatonya di Universitas Nasional Australia di Canberra, menurut transkrip sambutannya yang dikutip Reuters, Kamis (31/3/2022).
"Kami yakin para penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya."
Mengutip laporan intelijen baru, Fleming mengatakan ada bukti bahwa tentara Rusia memiliki moral yang rendah dan perlengkapan yang buruk.
"Kami telah melihat tentara Rusia—kekurangan senjata dan moral—menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," kata Fleming.
Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi analisis GCHQ.
Menurut Fleming, laporan intelijen terbaru menunjukkan para tentara Moskow justru menyabotase peralatan mereka sendiri dan secara tidak sengaja menembak jatuh salah satu pesawat mereka sendiri.
Invasi Rusia, sejak 24 Februari, ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal. Invasi itu juga menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Fleming mengatakan Presiden Vladimir Putin telah secara besar-besaran salah menilai kemampuan angkatan bersenjata Rusia yang dulu perkasa sambil meremehkan perlawanan rakyat Ukraina dan tekad Barat, yang telah menghukum Moskow dengan sanksi yang terkoordinasi.
"Putin telah salah menilai situasi secara besar-besaran," kata Fleming dalam pidatonya di Universitas Nasional Australia di Canberra, menurut transkrip sambutannya yang dikutip Reuters, Kamis (31/3/2022).
"Kami yakin para penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya."
Mengutip laporan intelijen baru, Fleming mengatakan ada bukti bahwa tentara Rusia memiliki moral yang rendah dan perlengkapan yang buruk.
"Kami telah melihat tentara Rusia—kekurangan senjata dan moral—menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," kata Fleming.
Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi analisis GCHQ.