Zelensky: Dialog Rusia-Ukraina Konfrontatif, Tapi Bergerak Maju

Rabu, 23 Maret 2022 - 17:42 WIB
loading...
Zelensky: Dialog Rusia-Ukraina...
Zelensky: Dialog Rusia-Ukraina Konfrontatif, Tapi Bergerak Maju. FOTO/Reuters
A A A
KIEV - Pembicaraan antara Ukraina dan Rusia bersifat konfrontatif, tetapi bergerak maju. Hal itu diungkapkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky , Rabu (23/3/2022), ketika Barat berencana untuk mengumumkan lebih banyak sanksi terhadap Kremlin di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk.

Dalam pidatonya di pagi hari, Zelensky memberikan harapan untuk negosiasi, yang hanya menghasilkan sedikit kemajuan sejak invasi Rusia dimulai 24 Februari lalu. "Ini sangat sulit, terkadang konfrontatif," katanya. "Tapi, selangkah demi selangkah kami bergerak maju," lanjut Zelensky, seperti dikutip dari Reuters.



Sejak invasi dimulai, Rusia tak henti menggempur sejumlah kota di Ukraina. Serangan udara Rusia yang intens mengubah Mariupol yang terkepung menjadi "abu tanah mati", kata Dewan Kota pada Selasa (22/3/2022), ketika pertempuran jalanan dan pemboman berkecamuk di kota pelabuhan itu.

“Ratusan ribu orang diyakini terperangkap di dalam gedung, tanpa akses ke makanan, air, listrik, atau panas. Baik warga sipil dan tentara Ukraina berada di bawah tembakan Rusia,” kata Gubernur Regional Pavlo Kyrylenko.

Pasukan Rusia dan unit separatis yang didukung Rusia telah menguasai sekitar setengah dari kota pelabuhan itu, yang biasanya menampung sekitar 400.000 orang, kata kantor berita Rusia RIA, mengutip seorang pemimpin separatis.



Serangan tentara Moskow telah memaksa lebih dari 3,5 juta orang mengungsi, membawa isolasi ekonomi Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan menimbulkan kekhawatiran konflik yang lebih luas di Barat yang tidak terpikirkan selama beberapa dekade.

Mariupol telah menjadi fokus perang yang meletus ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukannya melintasi perbatasan untuk melakukan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menggantikan kepemimpinannya yang pro-Barat

.


Kota pelabuhan itu terletak di Laut Azov dan penguasaan atas kota itu akan memungkinkan Rusia untuk menghubungkan daerah-daerah di timur yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia dengan semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014.

Negara-negara Barat berencana untuk memberikan lebih banyak tekanan pada Kremlin. Bersama para pemimpin Eropa, Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia dan langkah-langkah baru untuk memperketat yang sudah ada ketika ia mengunjungi Brussels minggu ini.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1772 seconds (0.1#10.140)