Dihajar Sanksi, Miliarder Rusia Abramovich Tampak Acak-acakan di Bandara Israel
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Miliarder Rusia Roman Abramovich membuka penyamarannya di bandara Tel Aviv pada Senin (14/3/2022), beberapa saat sebelum terbang ke Turki.
Warga Rusia beragama Yahudi yang terkena sanksi itu terlihat tampak letih dan acak-acakan di bandara Ben Gurion Israel sesaat sebelum jetnya lepas landas ke Istanbul, Turki.
Foto-foto menunjukkan pemilik klub sepak bola Chelsea duduk di ruang VIP bandara dengan masker wajah yang ditarik menutupi dagunya.
Dia bisa dilihat melihat telepon genggamnya sambil melirik ke atas.
Diketahui bahwa miliarder itu berkendara dari rumahnya senilai 65 juta poundsterling menuju bandara pada hari sebelumnya.
Dan jet mewahnya Gulfstream G650ER, terdaftar LX-Ray, mendarat di Turki tepat setelah jam 3 sore pada Senin (14/3/2022).
Abramovich, yang juga memegang kewarganegaraan Israel dan Portugal, termasuk di antara tujuh miliarder Rusia yang ditambahkan ke daftar sanksi Inggris pada Kamis sebagai bagian dari upaya mengisolasi Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasi Moskow ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan otoritas keuangan, perbankan dan penerbangan negara itu sedang menyelidiki masalah oligarki Rusia di Negara Yahudi itu.
Dalam pernyataan yang dibuat saat berkunjung ke Slovakia, yang berbatasan dengan Ukraina, dia mengatakan, "Israel tidak akan menjadi jalan untuk menghindari sanksi yang dijatuhkan pada Rusia oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya."
Abramovich, yang membantah memiliki hubungan dekat dengan Putin, memperoleh kewarganegaraan Israel pada 2018. Dia pun dengan cepat berada dalam peringkat ketiga orang terkaya di Israel.
Dua kapal pesiar super oligarki, My Solaris dan Eclipse, juga dalam perjalanan ke Israel.
Menurut MarineTraffic, My Solaris saat ini berlabuh di pelabuhan di Montenegro, berangkat dari Barcelona pekan lalu, sementara Eclipse saat ini berlayar di lepas pantai Spanyol di Mediterania.
Perkembangan itu terjadi ketika Inggris menyita jet pribadi yang terhubung ke oligarki Rusia di Bandara Farnborough, menurut CNBC.
Dia juga memiliki 3,2 miliar poundsterling aset Inggris yang dibekukan pemerintah Inggris atas dugaan hubungan dekatnya dengan Presiden Vladimir Putin.
Tindakan Inggris itu menghentikan sang miliarder menjual sahamnya di Chelsea Football Club.
Abramovich bernilai 10,4 miliar poundsterling, menurut Forbes, dan memiliki rumah mewah 150 juta poundsterling di Kensington, penthouse West London senilai 33 juta poundsterling dan kapal pesiar, jet pribadi, helikopter, dan supercar senilai lebih dari 1,2 miliar poundsterling.
Oligarki Rusia tampaknya juga telah memindahkan kedua superyacht-nya, termasuk Solaris, yang memiliki helipad dan sistem deteksi rudalnya sendiri, dan Eclipse, senilai 672 juta poundsterling.
Chelsea pada Jumat mendapati akun bank mereka dibekukan, setelah sanksi datang untuk melarang klub menjual tiket dan barang dagangan.
Perusahaan telekomunikasi sponsor Three menarik diri dari kesepakatan 40 juta poundsterling per tahun mereka dengan klub Chelsea.
Chelsea memiliki waktu dua pekan untuk menemukan pembeli baru yang dapat membayar tagihan gaji 28 juta poundsterling per bulan atau masuk ke administrasi.
Pemerintah menyatakan siap menyetujui penjualan klub berusia 117 tahun itu selama Abramovich tidak menerima satu rupiah pun dari hasil penjualan.
Setidaknya empat kapal pesiar dan jet pribadi milik warga Rusia atau keluarga mereka telah berhasil lolos dari sanksi yang diterapkan barat dengan mengusir mereka.
Menurut Flightradar24, jet pribadi Abramovich meninggalkan Bandara Internasional Knukovo Moskow pada Minggu pukul 16:43 waktu setempat dan terbang melalui Kazakhstan, Laut Kaspia, Azerbaijan dan Turki sebelum mendarat di Tel Aviv pada pukul 21:18.
Seorang pengguna Twitter telah memposting catatan penerbangan jet selama beberapa pekan terakhir.
Pesawat itu terbang ke Moskow dari Baku, Azerbaijan, pada 1 Maret dan kemudian berangkat ke Istanbul dan terbang ke Ankara pada hari berikutnya, di mana dia tinggal sebelum kembali ke Istanbul pada 4 Maret.
Pada Minggu, ia meninggalkan Istanbul menuju Moskow sebelum melakukan perjalanan ke Bandara Ben-Gurion.
787 Dreamliner milik Abramovich juga terlihat bergerak antara Moskow dan Dubai pada awal Maret, sementara satu helikopter milik miliarder dilacak terbang di sekitar pulau-pulau di Bermuda pada akhir Februari, menurut Times of Israel.
Itu terjadi ketika AS memperingatkan Israel untuk tidak menjadi tempat yang aman bagi uang Rusia.
Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland, mendesak Israel pada Jumat untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Moskow dan oligarki Rusia.
"Anda tidak ingin menjadi surga terakhir bagi uang kotor yang memicu perang Putin," tegas Nuland.
Dia menambahkan, "Apa yang kami minta antara lain adalah agar setiap negara demokrasi di seluruh dunia bergabung dengan kami dalam sanksi kontrol keuangan dan ekspor yang telah kami berikan kepada Putin. Kita harus menekan rezim, kita harus menolak pendapatan yang dibutuhkannya.”
"Kami menekan oligarki di sekelilingnya, kami menekan ekonominya. Jadi dalam konteks itu, kami meminta sebanyak mungkin negara untuk bergabung dengan kami. Kami juga meminta Israel," papar dia.
Warga Rusia beragama Yahudi yang terkena sanksi itu terlihat tampak letih dan acak-acakan di bandara Ben Gurion Israel sesaat sebelum jetnya lepas landas ke Istanbul, Turki.
Foto-foto menunjukkan pemilik klub sepak bola Chelsea duduk di ruang VIP bandara dengan masker wajah yang ditarik menutupi dagunya.
Dia bisa dilihat melihat telepon genggamnya sambil melirik ke atas.
Diketahui bahwa miliarder itu berkendara dari rumahnya senilai 65 juta poundsterling menuju bandara pada hari sebelumnya.
Dan jet mewahnya Gulfstream G650ER, terdaftar LX-Ray, mendarat di Turki tepat setelah jam 3 sore pada Senin (14/3/2022).
Abramovich, yang juga memegang kewarganegaraan Israel dan Portugal, termasuk di antara tujuh miliarder Rusia yang ditambahkan ke daftar sanksi Inggris pada Kamis sebagai bagian dari upaya mengisolasi Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasi Moskow ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan otoritas keuangan, perbankan dan penerbangan negara itu sedang menyelidiki masalah oligarki Rusia di Negara Yahudi itu.
Dalam pernyataan yang dibuat saat berkunjung ke Slovakia, yang berbatasan dengan Ukraina, dia mengatakan, "Israel tidak akan menjadi jalan untuk menghindari sanksi yang dijatuhkan pada Rusia oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya."
Abramovich, yang membantah memiliki hubungan dekat dengan Putin, memperoleh kewarganegaraan Israel pada 2018. Dia pun dengan cepat berada dalam peringkat ketiga orang terkaya di Israel.
Dua kapal pesiar super oligarki, My Solaris dan Eclipse, juga dalam perjalanan ke Israel.
Menurut MarineTraffic, My Solaris saat ini berlabuh di pelabuhan di Montenegro, berangkat dari Barcelona pekan lalu, sementara Eclipse saat ini berlayar di lepas pantai Spanyol di Mediterania.
Perkembangan itu terjadi ketika Inggris menyita jet pribadi yang terhubung ke oligarki Rusia di Bandara Farnborough, menurut CNBC.
Dia juga memiliki 3,2 miliar poundsterling aset Inggris yang dibekukan pemerintah Inggris atas dugaan hubungan dekatnya dengan Presiden Vladimir Putin.
Tindakan Inggris itu menghentikan sang miliarder menjual sahamnya di Chelsea Football Club.
Abramovich bernilai 10,4 miliar poundsterling, menurut Forbes, dan memiliki rumah mewah 150 juta poundsterling di Kensington, penthouse West London senilai 33 juta poundsterling dan kapal pesiar, jet pribadi, helikopter, dan supercar senilai lebih dari 1,2 miliar poundsterling.
Oligarki Rusia tampaknya juga telah memindahkan kedua superyacht-nya, termasuk Solaris, yang memiliki helipad dan sistem deteksi rudalnya sendiri, dan Eclipse, senilai 672 juta poundsterling.
Chelsea pada Jumat mendapati akun bank mereka dibekukan, setelah sanksi datang untuk melarang klub menjual tiket dan barang dagangan.
Perusahaan telekomunikasi sponsor Three menarik diri dari kesepakatan 40 juta poundsterling per tahun mereka dengan klub Chelsea.
Chelsea memiliki waktu dua pekan untuk menemukan pembeli baru yang dapat membayar tagihan gaji 28 juta poundsterling per bulan atau masuk ke administrasi.
Pemerintah menyatakan siap menyetujui penjualan klub berusia 117 tahun itu selama Abramovich tidak menerima satu rupiah pun dari hasil penjualan.
Setidaknya empat kapal pesiar dan jet pribadi milik warga Rusia atau keluarga mereka telah berhasil lolos dari sanksi yang diterapkan barat dengan mengusir mereka.
Menurut Flightradar24, jet pribadi Abramovich meninggalkan Bandara Internasional Knukovo Moskow pada Minggu pukul 16:43 waktu setempat dan terbang melalui Kazakhstan, Laut Kaspia, Azerbaijan dan Turki sebelum mendarat di Tel Aviv pada pukul 21:18.
Seorang pengguna Twitter telah memposting catatan penerbangan jet selama beberapa pekan terakhir.
Pesawat itu terbang ke Moskow dari Baku, Azerbaijan, pada 1 Maret dan kemudian berangkat ke Istanbul dan terbang ke Ankara pada hari berikutnya, di mana dia tinggal sebelum kembali ke Istanbul pada 4 Maret.
Pada Minggu, ia meninggalkan Istanbul menuju Moskow sebelum melakukan perjalanan ke Bandara Ben-Gurion.
787 Dreamliner milik Abramovich juga terlihat bergerak antara Moskow dan Dubai pada awal Maret, sementara satu helikopter milik miliarder dilacak terbang di sekitar pulau-pulau di Bermuda pada akhir Februari, menurut Times of Israel.
Itu terjadi ketika AS memperingatkan Israel untuk tidak menjadi tempat yang aman bagi uang Rusia.
Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland, mendesak Israel pada Jumat untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Moskow dan oligarki Rusia.
"Anda tidak ingin menjadi surga terakhir bagi uang kotor yang memicu perang Putin," tegas Nuland.
Dia menambahkan, "Apa yang kami minta antara lain adalah agar setiap negara demokrasi di seluruh dunia bergabung dengan kami dalam sanksi kontrol keuangan dan ekspor yang telah kami berikan kepada Putin. Kita harus menekan rezim, kita harus menolak pendapatan yang dibutuhkannya.”
"Kami menekan oligarki di sekelilingnya, kami menekan ekonominya. Jadi dalam konteks itu, kami meminta sebanyak mungkin negara untuk bergabung dengan kami. Kami juga meminta Israel," papar dia.
(sya)