Zelensky Ajak Putin Duduk Bersama, Moskow Ajukan Syarat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia , Sergey Lavrov, pembicaraan langsung antara Presiden Vladimir Putin dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan mungkin diperlukan. Namun itu memerlukan beberapa persiapan.
“Kami telah mengkonfirmasi hari ini bahwa Presiden Putin tidak menolak gagasan pertemuan dengan Presiden Zelensky,” kata Lavrov setelah pembicaraan “sulit” dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Antalya Turki.
Dia mengatakan dia mengingatkan mitranya dari Ukraina bahwa Putin dan Rusia selalu siap untuk bertemu jika kedua belah pihak dapat mencapai beberapa nilai tambah dan memecahkan masalah. Namun, Moskow melihat tidak ada gunanya "bertemu hanya demi pertemuan" tegas Menteri Luar Negeri Rusia itu.
“Mungkin di beberapa titik, kebutuhan seperti itu diharapkan akan muncul,” kata Lavrov tentang kemungkinan pembicaraan antara Putin dan Zelensky.
“Tetapi agar ini terjadi, pekerjaan persiapan harus dilakukan di sepanjang jalur Belarusia,” imbuhnya seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (11/3/2022).
Delegasi dari Moskow dan Kiev telah mengadakan tiga putaran pembicaraan di Minsk sejak dimulainya konflik pada 24 Februari. Namun, mereka belum memberikan hasil yang signifikan.
"Proposal kami yang sangat spesifik didengar oleh pihak Ukraina, dan mereka berjanji bahwa akan ada jawaban yang sangat spesifik. Kami menunggu," kata Lavrov.
Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya Rusia memberikan pengakuan atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
“Kami telah mengkonfirmasi hari ini bahwa Presiden Putin tidak menolak gagasan pertemuan dengan Presiden Zelensky,” kata Lavrov setelah pembicaraan “sulit” dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Antalya Turki.
Dia mengatakan dia mengingatkan mitranya dari Ukraina bahwa Putin dan Rusia selalu siap untuk bertemu jika kedua belah pihak dapat mencapai beberapa nilai tambah dan memecahkan masalah. Namun, Moskow melihat tidak ada gunanya "bertemu hanya demi pertemuan" tegas Menteri Luar Negeri Rusia itu.
“Mungkin di beberapa titik, kebutuhan seperti itu diharapkan akan muncul,” kata Lavrov tentang kemungkinan pembicaraan antara Putin dan Zelensky.
“Tetapi agar ini terjadi, pekerjaan persiapan harus dilakukan di sepanjang jalur Belarusia,” imbuhnya seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (11/3/2022).
Delegasi dari Moskow dan Kiev telah mengadakan tiga putaran pembicaraan di Minsk sejak dimulainya konflik pada 24 Februari. Namun, mereka belum memberikan hasil yang signifikan.
"Proposal kami yang sangat spesifik didengar oleh pihak Ukraina, dan mereka berjanji bahwa akan ada jawaban yang sangat spesifik. Kami menunggu," kata Lavrov.
Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya Rusia memberikan pengakuan atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(ian)