Jenderal Rusia: Ukraina Bikin Senjata Biologis Didanai AS
loading...
A
A
A
MOSKOW - Militer Rusia mengeklaim bahwa Ukraina mengerjakan program senjata biologis di sejumlah laboratoriumnya yang didanai Amerika Serikat (AS). Menurut Moskow, beberapa laboratorium itu telah dihancurkan pihak berwenang Kiev.
Komandan pasukan pertahanan radiologi, kimia dan biologi Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov, mengatakan sebanyak 30 laboratorium biologi telah didirikan di Ukraina yang secara aktif bekerja sama dengan militer AS.
Daftar mitra laboratorium ini termasuk Defense Threat Reduction Agency (DTRA) Pentagon dan Walter Reed Army Institute of Research (WRAIR)–fasilitas penelitian biomedis terbesar yang dikelola oleh militer AS.
Menurut militer Rusia, banyak dari laboratorium ini telah aktif sejak kudeta tahun 2014 di Ukraina dan kemunculannya di negara itu bertepatan dengan lonjakan penyakit menular di wilayah tersebut, termasuk campak Jerman, difteri, dan TBC.
Jenderal Kirillov mengatakan setelah Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari, laboratorium-laboratorium itu dengan tergesa-gesa menghancurkan bahan-bahan yang telah mereka kerjakan, termasuk agen bakteri dan virus yang sangat patogen.
Dia menambahkan bahwa Moskow telah memperoleh dokumen yang berkaitan dengan proses itu.
Analisis dokumen menunjukkan bahwa laboratorium telah bekerja dengan infeksi berbahaya seperti antraks dan wabah.
“Berbagai macam dan jumlah agen biologis yang berlebihan menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan di laboratorium ini telah menjadi bagian dari beberapa program biologi militer,” kata sang jenderal, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (8/3/2022).
Dia menambahkan bahwa hanya satu laboratorium semacam itu di kota Lvov, Ukraina barat, yang telah menghancurkan bahan sebanyak mungkin, seperti 320 kontainer dengan patogen yang menyebabkan wabah, demam rawa dan demam Malta.
“Jika koleksi ini jatuh ke tangan para ahli Rusia, kemungkinan besar mereka akan membuktikan Ukraina dan AS telah melanggar Konvensi Senjata Biologis,” kata Kirillov.
"Ini adalah satu-satunya alasan yang dapat menjelaskan tindakan tergesa-gesa dari penghancuran bahan-bahan itu."
Sang jenderal juga telah menyatakan keprihatinannya bahwa semua bahan biologis yang dibutuhkan untuk melanjutkan program biologi militer yang diduga telah diangkut ke AS.
Kiev telah membantah mengembangkan senjata biologis, dan Washington belum mengomentari pernyataan militer Rusia sejauh ini.
Komandan pasukan pertahanan radiologi, kimia dan biologi Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov, mengatakan sebanyak 30 laboratorium biologi telah didirikan di Ukraina yang secara aktif bekerja sama dengan militer AS.
Daftar mitra laboratorium ini termasuk Defense Threat Reduction Agency (DTRA) Pentagon dan Walter Reed Army Institute of Research (WRAIR)–fasilitas penelitian biomedis terbesar yang dikelola oleh militer AS.
Menurut militer Rusia, banyak dari laboratorium ini telah aktif sejak kudeta tahun 2014 di Ukraina dan kemunculannya di negara itu bertepatan dengan lonjakan penyakit menular di wilayah tersebut, termasuk campak Jerman, difteri, dan TBC.
Jenderal Kirillov mengatakan setelah Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari, laboratorium-laboratorium itu dengan tergesa-gesa menghancurkan bahan-bahan yang telah mereka kerjakan, termasuk agen bakteri dan virus yang sangat patogen.
Dia menambahkan bahwa Moskow telah memperoleh dokumen yang berkaitan dengan proses itu.
Analisis dokumen menunjukkan bahwa laboratorium telah bekerja dengan infeksi berbahaya seperti antraks dan wabah.
“Berbagai macam dan jumlah agen biologis yang berlebihan menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan di laboratorium ini telah menjadi bagian dari beberapa program biologi militer,” kata sang jenderal, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (8/3/2022).
Dia menambahkan bahwa hanya satu laboratorium semacam itu di kota Lvov, Ukraina barat, yang telah menghancurkan bahan sebanyak mungkin, seperti 320 kontainer dengan patogen yang menyebabkan wabah, demam rawa dan demam Malta.
“Jika koleksi ini jatuh ke tangan para ahli Rusia, kemungkinan besar mereka akan membuktikan Ukraina dan AS telah melanggar Konvensi Senjata Biologis,” kata Kirillov.
"Ini adalah satu-satunya alasan yang dapat menjelaskan tindakan tergesa-gesa dari penghancuran bahan-bahan itu."
Sang jenderal juga telah menyatakan keprihatinannya bahwa semua bahan biologis yang dibutuhkan untuk melanjutkan program biologi militer yang diduga telah diangkut ke AS.
Kiev telah membantah mengembangkan senjata biologis, dan Washington belum mengomentari pernyataan militer Rusia sejauh ini.
(min)