PBB Konfirmasi 351 Kematian Warga Sipil di Ukraina
loading...
A
A
A
JENEWA - Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB telah mengkonfirmasi kematian 351 warga sipil di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pekan lalu. Kantor yang berbasis di Jenewa mengatakan, 707 warga sipil lainnya terluka antara 24 Februari hingga Jumat (4/3/2022) tengah malam.
Kantor HAM PBB menggunakan metodologi yang ketat dan hanya melaporkan korban yang telah dikonfirmasi. Faktor ini juga yang menyebabkan jumlah korban tewas versi PBB jauh lebih sedikit dibanding jumlah korban tewas yang dikeluarkan pihak Ukraina.
“Kami yakin angka sebenarnya jauh lebih tinggi, terutama di wilayah yang dikuasai pemerintah dan terutama dalam beberapa hari terakhir. Sebab, penerimaan informasi dari beberapa tempat di mana ada pertempuran sengit tertunda dan banyak laporan masih menjalani pembuktian,” sebut pernyataan Kantor HAM PBB, seperti dikutip dari AP.
Sementara itu, Kantor kepresidenan Ukraina mengatakan evakuasi warga sipil telah dihentikan di daerah di mana pejabat pertahanan Rusia telah mengumumkan gencatan senjata. Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy, mengatakan, upaya evakuasi dihentikan karena kota Mariupol tetap diserang pada Sabtu (5/3/2022).
“Pihak Rusia tidak berpegang pada gencatan senjata dan terus menembaki Mariupol dan daerah sekitarnya,” katanya. “Pembicaraan dengan Federasi Rusia sedang berlangsung mengenai pengaturan gencatan senjata dan memastikan koridor kemanusiaan yang aman,” lanjutnya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sebelumnya dalam sebuah pernyataan, pihaknya telah menyetujui rute evakuasi dengan pasukan Ukraina untuk Mariupol, sebuah pelabuhan strategis di tenggara, dan untuk kota timur Volnovakha.
Tetapi seorang pejabat kota melaporkan bahwa penembakan terus berlanjut di daerahnya pada hari Sabtu meskipun ada kesepakatan, sebuah tanda rapuhnya upaya untuk menghentikan pertempuran di seluruh negeri.
Invasi Rusia yang telah memasuki pekan kedua, membuat warga Ukraina berbondong-bondong keluar dari negara tersebut. Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan, jumlah orang yang telah meninggalkan Ukraina sejak pertempuran dimulai kini telah mencapai 1,45 juta jiwa.
Badan migrasi PBB, mengutip angka-angka dari kementerian pemerintah di negara-negara di mana mereka telah tiba, mengatakan pada hari Sabtu, bahwa 787.300 dari mereka pergi ke Polandia. Sekitar 228.700 mengungsi ke Moldova, 144.700 ke Hongaria, 132.600 ke Rumania, dan 100.500 ke Slovakia. IOM mengatakan bahwa warga negara dari 138 negara telah melintasi perbatasan Ukraina ke negara-negara tetangga.
Kantor HAM PBB menggunakan metodologi yang ketat dan hanya melaporkan korban yang telah dikonfirmasi. Faktor ini juga yang menyebabkan jumlah korban tewas versi PBB jauh lebih sedikit dibanding jumlah korban tewas yang dikeluarkan pihak Ukraina.
“Kami yakin angka sebenarnya jauh lebih tinggi, terutama di wilayah yang dikuasai pemerintah dan terutama dalam beberapa hari terakhir. Sebab, penerimaan informasi dari beberapa tempat di mana ada pertempuran sengit tertunda dan banyak laporan masih menjalani pembuktian,” sebut pernyataan Kantor HAM PBB, seperti dikutip dari AP.
Sementara itu, Kantor kepresidenan Ukraina mengatakan evakuasi warga sipil telah dihentikan di daerah di mana pejabat pertahanan Rusia telah mengumumkan gencatan senjata. Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy, mengatakan, upaya evakuasi dihentikan karena kota Mariupol tetap diserang pada Sabtu (5/3/2022).
“Pihak Rusia tidak berpegang pada gencatan senjata dan terus menembaki Mariupol dan daerah sekitarnya,” katanya. “Pembicaraan dengan Federasi Rusia sedang berlangsung mengenai pengaturan gencatan senjata dan memastikan koridor kemanusiaan yang aman,” lanjutnya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sebelumnya dalam sebuah pernyataan, pihaknya telah menyetujui rute evakuasi dengan pasukan Ukraina untuk Mariupol, sebuah pelabuhan strategis di tenggara, dan untuk kota timur Volnovakha.
Tetapi seorang pejabat kota melaporkan bahwa penembakan terus berlanjut di daerahnya pada hari Sabtu meskipun ada kesepakatan, sebuah tanda rapuhnya upaya untuk menghentikan pertempuran di seluruh negeri.
Invasi Rusia yang telah memasuki pekan kedua, membuat warga Ukraina berbondong-bondong keluar dari negara tersebut. Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan, jumlah orang yang telah meninggalkan Ukraina sejak pertempuran dimulai kini telah mencapai 1,45 juta jiwa.
Badan migrasi PBB, mengutip angka-angka dari kementerian pemerintah di negara-negara di mana mereka telah tiba, mengatakan pada hari Sabtu, bahwa 787.300 dari mereka pergi ke Polandia. Sekitar 228.700 mengungsi ke Moldova, 144.700 ke Hongaria, 132.600 ke Rumania, dan 100.500 ke Slovakia. IOM mengatakan bahwa warga negara dari 138 negara telah melintasi perbatasan Ukraina ke negara-negara tetangga.
(esn)