AS: Ukraina Masih Miliki Mayoritas Signifikan dari Pesawat Militernya

Sabtu, 05 Maret 2022 - 10:22 WIB
loading...
AS: Ukraina Masih Miliki Mayoritas Signifikan dari Pesawat Militernya
Amerika Serikat klaim Ukraina masih memiliki cukup pesawat militer dalam melawan invasi Rusia. Foto/Air Force Command of Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS/File Photo
A A A
WASHINGTON - Ukraina masih memiliki “mayoritas signifikan” dari pesawat militernya yang tersedia, sembilan hari setelah pasukan Rusia memulai invasi.

Hal itu disampaikan seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) kepada kantor Reuters, Jumat (4/3/2022).

Sangat kalah dengan militer Rusia dalam hal jumlah pesawat militer dan daya tembak, fakta bahwa Angkatan Udara Ukraina masih terbang dan pertahanan udaranya masih dianggap layak telah mengejutkan para ahli militer.

“Ukraina masih memiliki sebagian besar kekuatan tempur udara yang tersedia untuk mereka, baik sayap tetap dan sayap putar serta sistem tak berawak dan sistem permukaan-ke-udara,” kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebutkan nama.



Pejabat itu menambahkan bahwa pesawat Ukraina telah menderita beberapa kerugian, termasuk dihancurkan oleh pasukan Rusia, tetapi tidak memberikan rincian.

Setelah serangan pembuka perang pada 24 Februari, para analis memperkirakan militer Rusia akan segera mencoba menghancurkan Angkatan Udara dan pertahanan udara Ukraina.

Rusia telah menembakkan lebih dari 500 rudal ke sasaran Ukraina sejak awal invasi, tetapi masih terbang melalui wilayah udara yang diperebutkan.

Pasukan Ukraina dengan roket permukaan-ke-udara mampu mengancam pesawat Rusia dan menimbulkan risiko bagi pilot Moskow yang mencoba mendukung pasukan darat.

Para pakar mengatakan kemampuan Ukraina untuk terus menerbangkan jet Angkatan Udara adalah demonstrasi nyata dari ketahanan negara dalam menghadapi serangan dan telah menjadi pendorong moral, baik untuk militernya maupun untuk rakyat Ukraina.

Pentagon telah membentuk hotline baru dengan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mencegah “salah perhitungan, insiden militer, dan eskalasi” di kawasan itu saat invasi Moskow ke Ukraina terus bergerak maju.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1799 seconds (0.1#10.140)