Stasiun TV Rusia Sebarkan Video Puing-puing Pesawat Terbesar di Dunia
loading...
A
A
A
"Rusia telah menghantam Mriya sebagai simbol kemampuan penerbangan Ukraina," bunyi pernyataannya, menyebut pesawat AN-225 sebagai "unggulan penerbangan Ukraina."
Namun dalam siaran Rusia pada hari Jumat, Kuksenkova mengatakan pesawat itu dihancurkan oleh serangan artileri Ukraina.
Baik Kuksenkova maupun Ukroboronprom tidak mengutip sumber atau memberikan bukti untuk klaim mereka yang saling bersaing.
Gambar Channel 1 konsisten dengan video tanpa sumber, yang dikatakan berasal dari 25 atau 26 Februari, yang beredar online dalam beberapa hari terakhir.
Pesawat itu dibangun dan dioperasikan oleh anak perusahaan Ukroboronprom, Antonov. Pihak perusahaan belum menanggapi rekaman Channel 1 dari pesawatnya, tetapi bereaksi terhadap video sebelumnya, menulis "NO NO NO NO" dalam sebuah tweet.
Antonov mengatakan tidak memiliki pengetahuan langsung tentang kondisi pesawat itu, dan mendesak orang-orang untuk menunggu pengumuman apakah pesawat itu dapat diperbaiki.
Ukroboronprom, dalam pengumumannya, memperkirakan biaya restorasi mencapai USD3 miliar, dan mengatakan Rusia harus membayarnya.
Namun dalam siaran Rusia pada hari Jumat, Kuksenkova mengatakan pesawat itu dihancurkan oleh serangan artileri Ukraina.
Baik Kuksenkova maupun Ukroboronprom tidak mengutip sumber atau memberikan bukti untuk klaim mereka yang saling bersaing.
Gambar Channel 1 konsisten dengan video tanpa sumber, yang dikatakan berasal dari 25 atau 26 Februari, yang beredar online dalam beberapa hari terakhir.
Pesawat itu dibangun dan dioperasikan oleh anak perusahaan Ukroboronprom, Antonov. Pihak perusahaan belum menanggapi rekaman Channel 1 dari pesawatnya, tetapi bereaksi terhadap video sebelumnya, menulis "NO NO NO NO" dalam sebuah tweet.
Antonov mengatakan tidak memiliki pengetahuan langsung tentang kondisi pesawat itu, dan mendesak orang-orang untuk menunggu pengumuman apakah pesawat itu dapat diperbaiki.
Ukroboronprom, dalam pengumumannya, memperkirakan biaya restorasi mencapai USD3 miliar, dan mengatakan Rusia harus membayarnya.