Demi Segera Akhiri Perang, Vatikan Siap Fasilitasi Dialog Rusia-Ukraina
loading...
A
A
A
VATICAN CITY - Vatikan mengatakan pada Senin (28/2/2022) bahwa pihaknya siap untuk "memfasilitasi dialog" antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang. Vatikan juga menyerukan penghentian segera "serangan militer".
Sekretaris Negara Kardinal Pietro Parolin, yang menempati urutan kedua setelah Paus Fransiskus dalam hirarki Vatikan, mengatakan kepada surat kabar Italia, bahwa terlepas dari perang yang dilancarkan oleh Rusia melawan Ukraina, dia yakin selalu ada ruang untuk negosiasi.
Menurut Parolin, dialog adalah satu-satunya cara yang "masuk akal dan konstruktif" untuk menyelesaikan perbedaan.
"Takhta Suci, yang pada tahun-tahun ini telah mengikuti peristiwa di Ukraina terus-menerus, diam-diam dan dengan perhatian besar, menawarkan untuk memfasilitasi dialog dengan Rusia, selalu siap untuk membantu kedua belah pihak melanjutkan jalan seperti itu," katanya, menurut transkrip di situs resmi Berita Vatikan.
"Yang terpenting, serangan militer harus segera dihentikan. Kita semua adalah saksi dari konsekuensi tragisnya," lanjut Parolin, seperti dikutip dari Reuters.
Dia menyarankan bahwa inilah yang dikatakan Paus Fransiskus kepada duta besar Rusia ketika dia melakukan kunjungan mendadak ke kedutaan Rusia di Vatikan pada Jumat pekan lalu, dalam keberangkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari protokol diplomatik.
Parolin mengatakan, dunia sedang menyaksikan peristiwa serupa dengan yang mendahului dimulainya Perang Dunia II, referensi nyata untuk invasi Jerman ke Polandia pada tahun 1939.
Paus Fransiskus pada hari Minggu membuat seruan yang berapi-api untuk koridor kemanusiaan untuk membantu para pengungsi meninggalkan Ukraina dan mengatakan mereka yang berperang tidak boleh tertipu dengan berpikir bahwa Tuhan ada di pihak mereka.
Sementara Duta Besar Ukraina untuk Vatikan, Andriy Yurash, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada 14 Februari, bahwa Kiev terbuka untuk mediasi Vatikan atas konfliknya dengan Rusia. Ukarina menyebut Vatikan sebagai "tempat yang sangat berpengaruh, sangat spiritual untuk pertemuan".
Sekretaris Negara Kardinal Pietro Parolin, yang menempati urutan kedua setelah Paus Fransiskus dalam hirarki Vatikan, mengatakan kepada surat kabar Italia, bahwa terlepas dari perang yang dilancarkan oleh Rusia melawan Ukraina, dia yakin selalu ada ruang untuk negosiasi.
Menurut Parolin, dialog adalah satu-satunya cara yang "masuk akal dan konstruktif" untuk menyelesaikan perbedaan.
"Takhta Suci, yang pada tahun-tahun ini telah mengikuti peristiwa di Ukraina terus-menerus, diam-diam dan dengan perhatian besar, menawarkan untuk memfasilitasi dialog dengan Rusia, selalu siap untuk membantu kedua belah pihak melanjutkan jalan seperti itu," katanya, menurut transkrip di situs resmi Berita Vatikan.
"Yang terpenting, serangan militer harus segera dihentikan. Kita semua adalah saksi dari konsekuensi tragisnya," lanjut Parolin, seperti dikutip dari Reuters.
Dia menyarankan bahwa inilah yang dikatakan Paus Fransiskus kepada duta besar Rusia ketika dia melakukan kunjungan mendadak ke kedutaan Rusia di Vatikan pada Jumat pekan lalu, dalam keberangkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari protokol diplomatik.
Parolin mengatakan, dunia sedang menyaksikan peristiwa serupa dengan yang mendahului dimulainya Perang Dunia II, referensi nyata untuk invasi Jerman ke Polandia pada tahun 1939.
Paus Fransiskus pada hari Minggu membuat seruan yang berapi-api untuk koridor kemanusiaan untuk membantu para pengungsi meninggalkan Ukraina dan mengatakan mereka yang berperang tidak boleh tertipu dengan berpikir bahwa Tuhan ada di pihak mereka.
Sementara Duta Besar Ukraina untuk Vatikan, Andriy Yurash, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada 14 Februari, bahwa Kiev terbuka untuk mediasi Vatikan atas konfliknya dengan Rusia. Ukarina menyebut Vatikan sebagai "tempat yang sangat berpengaruh, sangat spiritual untuk pertemuan".
(esn)