UEA Berencana Beli 12 Jet Tempur China
loading...
A
A
A
ABU DHABI - Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan pihaknya berencana untuk membeli jet tempur L-15 China . Kebijakan ini menjadi perubahan besar dalam pemasok persenjataannya yang secara tradisional amat bergantung pada produsen senjata dari Barat.
Kantor berita resmi UEA, WAM, melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan UEA mengatakan pihaknya bermaksud untuk menandatangani kontrak dengan China National Aero-Technology Import & Export Corporation (CATIC) untuk membeli 12 pesawat latih dan jet tempur ringan L15, dengan opsi untuk 36 jet tambahan dari jenis yang sama.
"Kami telah mencapai tahap akhir dalam pembicaraan kami dengan pihak China. Kontrak akhir akan... segera ditandatangani," kata Tareq Al-Hosani, CEO Dewan Ekonomi Tawazun, seperti dikutip Al Araby dari WAM, Kamis (24/2/2022).
Nilai kesepakatan itu sendiri tidak diungkapkan.
WAM melapokan Tawazun - otoritas akuisisi pertahanan dan keamanan UEA - sedang berusaha untuk "mengembangkan kemampuan pertahanan UEA dan untuk mencapai prioritas strategisnya."
Pada bulan Desember, UEA mengancam akan membatalkan pembelian besar-besaran jet tempur F-35 dari Amerika Serikat (AS), memprotes persyaratan yang ketat di tengah kekhawatiran Washington atas China.
AS dan UEA sendiri belum menyelesaikan kesepakatan senjata senilai USD23 miliar yang mencakup jet tempur F-35.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat tidak berhasil untuk menghentikan penjualan, sebagian menunjuk pada peran negara Teluk itu dalam perang Yaman. Meski sempat dibekukan pada awal Januari 2021 , Presiden AS Joe Biden kemudian merestui penjualan tersebut.
Para pejabat AS juga semakin khawatir dengan keterlibatan China dengan sekutu AS itu.
Tetapi UEA terus menggelontorkan uang untuk membeli pesawat tak berawak, robot, dan persenjataan tak berawak lainnya karena perang otonom menjadi semakin meluas - termasuk dalam serangan ke negara Teluk oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran.
UEA juga telah meningkatkan hubungan pertahanan dan politik dengan Israel.
Negara Teluk itu adalah bagian dari koalisi pimpinan Arab Saudi yang telah memerangi Houthi sejak 2015. Meskipun menarik pasukan darat pada 2019, UEA tetap menjadi pemain kunci dalam konflik yang menggila.
Pada 17 Januari, serangan drone dengan rudal oleh Houthi menewaskan tiga pekerja minyak di Abu Dhabi, menjadi yang pertama dalam sejumlah serangan serupa di UEA.
AS telah mengerahkan kapal perang dan pesawat tempur untuk menunjukkan dukungannya kepada UEA.
Kantor berita resmi UEA, WAM, melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan UEA mengatakan pihaknya bermaksud untuk menandatangani kontrak dengan China National Aero-Technology Import & Export Corporation (CATIC) untuk membeli 12 pesawat latih dan jet tempur ringan L15, dengan opsi untuk 36 jet tambahan dari jenis yang sama.
"Kami telah mencapai tahap akhir dalam pembicaraan kami dengan pihak China. Kontrak akhir akan... segera ditandatangani," kata Tareq Al-Hosani, CEO Dewan Ekonomi Tawazun, seperti dikutip Al Araby dari WAM, Kamis (24/2/2022).
Nilai kesepakatan itu sendiri tidak diungkapkan.
WAM melapokan Tawazun - otoritas akuisisi pertahanan dan keamanan UEA - sedang berusaha untuk "mengembangkan kemampuan pertahanan UEA dan untuk mencapai prioritas strategisnya."
Pada bulan Desember, UEA mengancam akan membatalkan pembelian besar-besaran jet tempur F-35 dari Amerika Serikat (AS), memprotes persyaratan yang ketat di tengah kekhawatiran Washington atas China.
AS dan UEA sendiri belum menyelesaikan kesepakatan senjata senilai USD23 miliar yang mencakup jet tempur F-35.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat tidak berhasil untuk menghentikan penjualan, sebagian menunjuk pada peran negara Teluk itu dalam perang Yaman. Meski sempat dibekukan pada awal Januari 2021 , Presiden AS Joe Biden kemudian merestui penjualan tersebut.
Para pejabat AS juga semakin khawatir dengan keterlibatan China dengan sekutu AS itu.
Tetapi UEA terus menggelontorkan uang untuk membeli pesawat tak berawak, robot, dan persenjataan tak berawak lainnya karena perang otonom menjadi semakin meluas - termasuk dalam serangan ke negara Teluk oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran.
UEA juga telah meningkatkan hubungan pertahanan dan politik dengan Israel.
Negara Teluk itu adalah bagian dari koalisi pimpinan Arab Saudi yang telah memerangi Houthi sejak 2015. Meskipun menarik pasukan darat pada 2019, UEA tetap menjadi pemain kunci dalam konflik yang menggila.
Pada 17 Januari, serangan drone dengan rudal oleh Houthi menewaskan tiga pekerja minyak di Abu Dhabi, menjadi yang pertama dalam sejumlah serangan serupa di UEA.
AS telah mengerahkan kapal perang dan pesawat tempur untuk menunjukkan dukungannya kepada UEA.
(ian)