Kondisikan Keadaan Darurat Nasional, Ukraina Desak Warganya Pergi dari Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Dewan Keamanan Ukraina pada Rabu (23/2/2022) menyetujui rencana untuk mengumumkan keadaan darurat nasional. Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas meningkatnya ancaman invasi Rusia .
“Langkah itu, yang harus secara resmi disetujui oleh parlemen, memerlukan pemeriksaan dokumen dan kendaraan yang ditingkatkan, di antara langkah-langkah lainnya,” kata Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov pada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Danilov mengatakan, dia akan menyampaikan laporan ke parlemen Ukraina pada Rabu, dengan anggota parlemen diperkirakan akan menyetujui langkah-langkah keamanan tambahan minggu ini.
Mereka akan berlaku untuk semua bagian Ukraina, kecuali dua wilayah separatis timur yang didukung Rusia, di mana pemberontakan mematikan yang telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa pecah pada tahun 2014.
Danilov mengatakan bahwa masing-masing wilayah Ukraina akan dapat memilih tindakan tertentu yang akan diterapkan, "tergantung pada seberapa perlu tindakan itu". "Apa mungkin? Ini bisa jadi tambahan penegakan ketertiban umum," kata Danilov.
"Ini bisa melibatkan pembatasan jenis transportasi tertentu, peningkatan pemeriksaan kendaraan atau meminta orang untuk menunjukkan dokumen ini atau itu," tambahnya. Ia menyebut langkah ini sebagai tindakan "pencegahan".
Ukraina juga mendesak warganya untuk segera meninggalkan Rusia, dengan alasan ancaman invasi Rusia yang dapat memperumit penyediaan layanan konsuler.
“Karena meningkatnya agresi Rusia terhadap Ukraina, yang dapat menyebabkan pengurangan substansial dalam kemungkinan bantuan konsuler di Rusia, Kementerian Luar Negeri mendesak warga Ukraina untuk menahan diri dari perjalanan ke Rusia, dan bagi mereka yang berada di negara itu untuk segera meninggalkan wilayahnya,” sebut pernyataan Kemenlu Ukraina.
Peringatan itu datang sehari setelah kepala NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa pasukan Rusia terus mempersiapkan serangan potensial ke Ukraina, usai Moskow mengakui dua wilayah separatis sebagai wilayah merdeka.
"Setiap indikasi adalah bahwa Rusia terus merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina," kata Stoltenberg setelah pertemuan mendesak dengan utusan Ukraina. “Kami melihat semakin banyak pasukan yang bergerak keluar dari kamp dan berada dalam formasi tempur dan siap menyerang,” tambahnya.
“Langkah itu, yang harus secara resmi disetujui oleh parlemen, memerlukan pemeriksaan dokumen dan kendaraan yang ditingkatkan, di antara langkah-langkah lainnya,” kata Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov pada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Danilov mengatakan, dia akan menyampaikan laporan ke parlemen Ukraina pada Rabu, dengan anggota parlemen diperkirakan akan menyetujui langkah-langkah keamanan tambahan minggu ini.
Mereka akan berlaku untuk semua bagian Ukraina, kecuali dua wilayah separatis timur yang didukung Rusia, di mana pemberontakan mematikan yang telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa pecah pada tahun 2014.
Danilov mengatakan bahwa masing-masing wilayah Ukraina akan dapat memilih tindakan tertentu yang akan diterapkan, "tergantung pada seberapa perlu tindakan itu". "Apa mungkin? Ini bisa jadi tambahan penegakan ketertiban umum," kata Danilov.
"Ini bisa melibatkan pembatasan jenis transportasi tertentu, peningkatan pemeriksaan kendaraan atau meminta orang untuk menunjukkan dokumen ini atau itu," tambahnya. Ia menyebut langkah ini sebagai tindakan "pencegahan".
Ukraina juga mendesak warganya untuk segera meninggalkan Rusia, dengan alasan ancaman invasi Rusia yang dapat memperumit penyediaan layanan konsuler.
“Karena meningkatnya agresi Rusia terhadap Ukraina, yang dapat menyebabkan pengurangan substansial dalam kemungkinan bantuan konsuler di Rusia, Kementerian Luar Negeri mendesak warga Ukraina untuk menahan diri dari perjalanan ke Rusia, dan bagi mereka yang berada di negara itu untuk segera meninggalkan wilayahnya,” sebut pernyataan Kemenlu Ukraina.
Peringatan itu datang sehari setelah kepala NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa pasukan Rusia terus mempersiapkan serangan potensial ke Ukraina, usai Moskow mengakui dua wilayah separatis sebagai wilayah merdeka.
"Setiap indikasi adalah bahwa Rusia terus merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina," kata Stoltenberg setelah pertemuan mendesak dengan utusan Ukraina. “Kami melihat semakin banyak pasukan yang bergerak keluar dari kamp dan berada dalam formasi tempur dan siap menyerang,” tambahnya.
(esn)