Gejolak Besar Menunggu, Warga Eropa Segera Bayar 2 Kali Lipat untuk Gas
loading...
A
A
A
Kanselir Scholz mengatakan dia telah meminta Kementerian Ekonomi Jerman untuk memastikan sertifikasi pipa tidak dapat dilakukan saat ini.
“Kedengarannya teknis, tetapi ini adalah langkah administratif yang diperlukan sehingga tidak ada sertifikasi pipa dan tanpa sertifikasi ini, Nord Stream 2 tidak dapat mulai beroperasi,” ungkap Kanselir Jerman.
Jaringan pipa senilai USD12 miliar itu mayoritas dimiliki raksasa energi negara Rusia Gazprom. Pipa itu mampu mengangkut 55 miliar meter kubik gas alam setiap tahun dari Rusia ke Jerman.
Pipa itu bisa menjadi jawaban atas krisis energi Eropa saat ini dan membantu mengisi ulang fasilitas penyimpanan gas di benua itu, yang memiliki kurang dari 5% gas tersisa di dalamnya pekan lalu.
Namun, meskipun telah selesai pada Agustus tahun lalu, pipa tersebut membentur tembok birokrasi Eropa, dan belum menghasilkan satu meter kubik pun menunggu sertifikasi.
AS dan Ukraina, serta beberapa negara Eropa Timur lainnya, telah menyuarakan protes terhadap peluncuran pipa tersebut, dengan alasan itu akan memungkinkan Moskow menggunakan pengaruh politik di Eropa.
Sampai sekarang, Jerman telah berulang kali bersikeras untuk menindaklanjuti proyek tersebut.
Kenaikan harga gas yang akan dirasakan warga Eropa jelas akan memicu gejolak sosial baru yang bisa membahayakan stabilitas politik di negara-negara UE.
Kerusuhan besar bisa pecah jika harga gas benar-benar naik di negara-negara Eropa yang sangat tergantung pasokan gas dari Rusia.
“Kedengarannya teknis, tetapi ini adalah langkah administratif yang diperlukan sehingga tidak ada sertifikasi pipa dan tanpa sertifikasi ini, Nord Stream 2 tidak dapat mulai beroperasi,” ungkap Kanselir Jerman.
Jaringan pipa senilai USD12 miliar itu mayoritas dimiliki raksasa energi negara Rusia Gazprom. Pipa itu mampu mengangkut 55 miliar meter kubik gas alam setiap tahun dari Rusia ke Jerman.
Pipa itu bisa menjadi jawaban atas krisis energi Eropa saat ini dan membantu mengisi ulang fasilitas penyimpanan gas di benua itu, yang memiliki kurang dari 5% gas tersisa di dalamnya pekan lalu.
Namun, meskipun telah selesai pada Agustus tahun lalu, pipa tersebut membentur tembok birokrasi Eropa, dan belum menghasilkan satu meter kubik pun menunggu sertifikasi.
AS dan Ukraina, serta beberapa negara Eropa Timur lainnya, telah menyuarakan protes terhadap peluncuran pipa tersebut, dengan alasan itu akan memungkinkan Moskow menggunakan pengaruh politik di Eropa.
Sampai sekarang, Jerman telah berulang kali bersikeras untuk menindaklanjuti proyek tersebut.
Kenaikan harga gas yang akan dirasakan warga Eropa jelas akan memicu gejolak sosial baru yang bisa membahayakan stabilitas politik di negara-negara UE.
Kerusuhan besar bisa pecah jika harga gas benar-benar naik di negara-negara Eropa yang sangat tergantung pasokan gas dari Rusia.