Krisis Ukraina, AS Peringatkan Warganya Tidak Bepergian ke Moldova
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan kepada warga Amerika untuk menghindari bepergian ke Moldova karena aktivitas militer Rusia yang meningkat di sekitar negara tetangga Ukraina .
Deplu AS juga mencatat bahwa "tingkat yang sangat tinggi" dari COVID-19 di Moldova adalah alasan utama lain bagi warga Amerika untuk tidak menyambangi negara itu.
Meski begitu, masalah utama tampaknya berkisar pada meningkatnya ketegangan militer di Ukraina, karena pasukan Rusia yang berkumpul di sepanjang perbatasan Ukraina tampak siap untuk kemungkinan invasi. Setiap aktivitas militer dapat memiliki efek yang signifikan bagi Moldova, yang berbatasan dengan Ukraina di tiga arah mata angin.
"Jangan bepergian karena COVID-19 (dan) aktivitas militer Rusia yang tidak biasa dan mengkhawatirkan di sekitar Ukraina," kata Deplu AS dalam siaran persnya, Senin waktu setempat seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (15/2/2022).
Meskipun Kremlin terus menerus menyatakan bahwa Rusia tidak merencanakan invasi ke Ukraina, AS telah mendesak warga Amerika di sebagian besar negara tetangga untuk pergi jika memungkinkan. Ini termasuk Presiden Joe Biden, yang menyatakan dalam pidato baru-baru ini bahwa "akan lebih bijaksana" bagi semua warga Amerika di luar diplomat penting untuk keluar dari Ukraina.
Sementara Biden telah mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa menginvasi Ukraina akan menjadi "kesalahan besar", tampaknya aksi militer di sepanjang perbatasan timur Ukraina mungkin tidak dapat dihindari.
Deplu AS hanya mendesak warga Amerika untuk menghindari Moldova, dan siaran pers tidak memberitahu warga AS di negara itu untuk pergi. Namun, ini tidak terjadi di Transnistria, sebuah "negara yang memisahkan diri" yang terletak di sepanjang perbatasan Ukraina-Moldova, di mana semua warga Amerika didesak untuk pergi.
Transnistria biasanya diakui secara internasional sebagai bagian dari Moldova. Daerah tersebut memiliki populasi orang Rusia yang signifikan, dan sementara potensi aneksasi masih belum jelas, pejabat Moldova dilaporkan telah menyatakan ketakutan bahwa tentara Rusia dapat mengubah Transnistria menjadi zona pendudukan, menurut Al Jazeera.
Deplu AS juga mencatat bahwa "tingkat yang sangat tinggi" dari COVID-19 di Moldova adalah alasan utama lain bagi warga Amerika untuk tidak menyambangi negara itu.
Meski begitu, masalah utama tampaknya berkisar pada meningkatnya ketegangan militer di Ukraina, karena pasukan Rusia yang berkumpul di sepanjang perbatasan Ukraina tampak siap untuk kemungkinan invasi. Setiap aktivitas militer dapat memiliki efek yang signifikan bagi Moldova, yang berbatasan dengan Ukraina di tiga arah mata angin.
"Jangan bepergian karena COVID-19 (dan) aktivitas militer Rusia yang tidak biasa dan mengkhawatirkan di sekitar Ukraina," kata Deplu AS dalam siaran persnya, Senin waktu setempat seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (15/2/2022).
Meskipun Kremlin terus menerus menyatakan bahwa Rusia tidak merencanakan invasi ke Ukraina, AS telah mendesak warga Amerika di sebagian besar negara tetangga untuk pergi jika memungkinkan. Ini termasuk Presiden Joe Biden, yang menyatakan dalam pidato baru-baru ini bahwa "akan lebih bijaksana" bagi semua warga Amerika di luar diplomat penting untuk keluar dari Ukraina.
Sementara Biden telah mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa menginvasi Ukraina akan menjadi "kesalahan besar", tampaknya aksi militer di sepanjang perbatasan timur Ukraina mungkin tidak dapat dihindari.
Deplu AS hanya mendesak warga Amerika untuk menghindari Moldova, dan siaran pers tidak memberitahu warga AS di negara itu untuk pergi. Namun, ini tidak terjadi di Transnistria, sebuah "negara yang memisahkan diri" yang terletak di sepanjang perbatasan Ukraina-Moldova, di mana semua warga Amerika didesak untuk pergi.
Transnistria biasanya diakui secara internasional sebagai bagian dari Moldova. Daerah tersebut memiliki populasi orang Rusia yang signifikan, dan sementara potensi aneksasi masih belum jelas, pejabat Moldova dilaporkan telah menyatakan ketakutan bahwa tentara Rusia dapat mengubah Transnistria menjadi zona pendudukan, menurut Al Jazeera.