Bocoran Intel Barat: Tentara Bayaran Rusia Terkait Mata-mata Tambah Banyak di Ukraina

Selasa, 15 Februari 2022 - 12:24 WIB
loading...
Bocoran Intel Barat:...
Tentara bayaran dari Wagner Group menjalankan misi di gurun Badiya, Suriah. Foto/central.asia-news.com
A A A
KIEV - Tentara bayaran Rusia yang memiliki hubungan dengan mata-mata Moskow telah meningkatkan kehadiran mereka di Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Kabar itu diungkapkan tiga sumber pejabat senior keamanan Barat berdasarkan data intelijen pada Reuters. Menurut mereka, perkembangan ini memicu ketakutan beberapa anggota NATO bahwa Rusia dapat mencoba merekayasa dalih untuk invasi.

Mereka mengaku kekhawatiran menguat dalam beberapa pekan terakhir bahwa serangan Rusia ke Ukraina dapat didahului oleh perang informasi, dan serangan dunia maya terhadap infrastruktur penting Ukraina seperti jaringan listrik dan gas.



“Rusia juga dapat menggunakan tentara bayaran untuk menabur perselisihan dan melumpuhkan Ukraina melalui pembunuhan yang ditargetkan dan penggunaan persenjataan khusus,” papar sumber tersebut pada Reuters, Senin (14/2/2022).



Amerika Serikat (AS) memperingatkan lagi pada Minggu bahwa Rusia dapat melakukan operasi "bendera palsu" di dalam Ukraina untuk membenarkan invasi.



"Kemungkinan tentara bayaran Rusia, di bawah arahan negara Rusia, akan terlibat dalam setiap permusuhan di Ukraina, berpotensi termasuk dalih untuk invasi," papar salah satu sumber keamanan Barat, yang berbicara dengan syarat anonim pada Reuters.

Sumber keamanan Barat mengatakan tentara bayaran dikerahkan dari perusahaan militer swasta Rusia (PMC) yang memiliki hubungan dekat dengan Federal Security Service (FSB), penerus utama KGB era Soviet, dan badan intelijen militer GRU.

Di antara mereka yang dikerahkan dalam beberapa pekan terakhir adalah mantan perwira GRU yang juga bekerja di kelompok tentara bayaran Wagner.

“Mantan perwira itu telah pergi ke Donetsk, salah satu dari dua wilayah di Ukraina timur yang dikendalikan separatis pro-Rusia sejak 2014,” ujar sumber tersebut.

Reuters tidak dapat memastikan apa yang ditugaskan kepada mantan perwira, yang identitasnya tidak disebutkan.

Reuters juga tidak dapat menghubungi Grup Wagner untuk memberikan komentar.

Kremlin mengatakan kepada Reuters pada Senin bahwa Rusia tidak memperkuat kehadirannya di wilayah Ukraina dan pasukan Rusia tidak pernah hadir di sana dan tidak juga sekarang.

Kementerian Pertahanan Rusia menolak berkomentar ketika ditanya secara tertulis pada Jumat tentang tuduhan Barat.

“Kelompok tentara bayaran Rusia telah memasok senjata, personel operasi khusus yang berpengalaman, dan pelatihan militer untuk milisi pro-Rusia di Ukraina timur,” ungkap sumber Barat tersebut.

Sumber itu juga mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa operasi kelompok tentara bayaran Wagner telah ditempatkan di perbatasan Ukraina setelah pelatihan di pangkalan GRU dekat kota Krasnodar, Rusia selatan.

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen informasi tentang kegiatan tentara bayaran Rusia di Ukraina timur.

“Kelompok tentara bayaran Rusia lainnya yang terkait dengan FSB dan GRU juga telah meningkatkan aktivitas mereka di Ukraina sejak awal tahun,” ungkap sumber tersebut.

Reuters tidak dapat menghubungi kelompok tentara bayaran di Ukraina untuk memberikan komentar.

Perang Hibrida

“Amerika Serikat telah menyatakan kekhawatiran bahwa Rusia dapat menggunakan tentara bayaran, pasukan operasi khusus dan teknik perang zona abu-abu lainnya untuk mendelegitimasi Kiev sebelum invasi,” ungkap beberapa pejabat AS kepada Reuters.

Pentagon merujuk Reuters ke pernyataan juru bicara Pentagon John Kirby yang mengatakan awal bulan ini bahwa Rusia berusaha mengarang dalih untuk invasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Wagner dan kelompok swasta lainnya tidak mewakili negara Rusia atau dibayar olehnya.

Meski demikian, Putin mengatakan mereka memiliki hak untuk beroperasi asalkan mereka tidak melanggar hukum Rusia.

Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Wagner tahun lalu, menuduhnya memicu kekerasan, menjarah sumber daya alam dan mengacaukan negara-negara di seluruh dunia.

Rusia membantah berencana mencaplok bagian lain dari Ukraina. Putin mengatakan Barat menabur histeria dalam upaya kasar untuk memikat Rusia ke dalam perang setelah mengabaikan kekhawatiran Kremlin tentang perluasan NATO setelah Perang Dingin.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1826 seconds (0.1#10.140)