Giliran Negara Timur Tengah Minta Warganya Pergi dari Ukraina

Minggu, 13 Februari 2022 - 09:33 WIB
loading...
Giliran Negara Timur Tengah Minta Warganya Pergi dari Ukraina
Negara-negara Timur Tengah meminta warganya untuk pergi dari Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
RIYADH - Sejumlah negara di Timur Tengah telah meminta warganya untuk meninggalkan Ukraina seiring ketegangan yang terjadi di perbatasan negara itu dengan Rusia . Tidak hanya itu, mereka juga meminta warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Ukraina.

Arab Saudi telah meminta warganya di Ukraina untuk menelepon keduataan lokal untuk memfasilitasi kepergian secepatnya dari negara itu. Begitu pernyataan yang dikeluarkan kedutaan Arab Saudi di media sosial.

Arab Saudi juga meminta warganya untuk menunda perjalanan mereka sampai pemberitahuan lebih lanjut seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (13/2/2022).



Negara Timur Tengah lainnya, Kuwait , juga mendesak warganya untuk meninggalkan serta menunda rencana mereka untuk mengunjungi Ukraian seperti dikutip dari Ashraq Al-awsat.

Sejumlah negara di Teluk, termasuk Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA), juga meminta warganya untuk menunda rencana mengunjungi Ukraina di tengah meningkatnya ketegangan antara Kiev dan Moskow.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan di Washington pada hari Jumat bahwa serangan oleh lebih dari 100.000 tentara Rusia yang saat ini berkumpul di sebelah Ukraina "bisa terjadi kapan saja sekarang" dan mengatakan warga Amerika di Ukraina "harus pergi sesegera mungkin."



Rusia, pemain utama dalam eskalasi, juga "mengoptimalkan" jumlah staf diplomatiknya di Ukraina, karena khawatir akan "provokasi" oleh Kiev atau pihak lain, kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia pada Sabtu kemarin.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova tidak mengatakan apakah itu berarti pengurangan jumlah staf tetapi mengatakan kedutaan dan konsulat di Ukraina terus menjalankan fungsi utama mereka, menurut laporan.

Ketegangan telah meningkat selama berminggu-minggu karena penumpukan militer Rusia dan gelombang aktivitas militer yang telah memicu kekhawatiran bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina. Namun Rusia telah menyangkal rencana semacam itu.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)