Saingi AS, China Akan Bikin Jet Tempur Super F-35 Bersenjata Laser pada 2035
loading...
A
A
A
BEIJING - China berencana mengembangkan jet tempur generasi masa depan, yang oleh media pemerintah dijuluki sebagai " Super F-35 ", untuk menyaingi pesawat tempur Amerika Serikat (AS). Proyek itu akan dimulai tahun 2035 atau bahkan bisa lebih awal.
Rencana itu diungkap media pemerintah Global Times dengan mengutip makalah teknis yang ditulis oleh Yang Wei, seorang perancang pesawat di Aviation Industry Corporation of China yang juga kepala desain jet tempur siluman J-20.
“China sedang mengincar untuk mengembangkan jet tempur generasi berikutnya pada tahun 2035 atau lebih awal, yang dapat menampilkan [senjata] laser, mesin adaptif, dan kemampuan untuk memimpin drone,” tulis Global Times, yang dilansir The EurAsian Times, Senin (7/2/2022).
Merujuk pada proyek yang sedang dilakukan oleh Barat, Yang mengatakan jet tempur masa depan China akan membutuhkan jangkauan tempur yang lebih besar, daya tahan yang lebih baik, kemampuan siluman yang unggul, muatan persenjataan udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan yang lebih besar, dan kapasitas untuk menawarkan kekuatan pada pilot dengan visual dan proyeksi kondisi medan perang yang mudah dipahami.
Jet tempur modern berfokus pada pengumpulan lebih banyak informasi dengan menggunakan radar AESA dan rantai data, sementara secara bersamaan membatasi kapasitas lawan untuk mendapatkan informasi, dengan menyebarkan teknologi siluman dan penanggulangan elektronik.
Artificial intelligence (AI), kata Wang, juga akan sangat penting dalam membantu pilot pesawat tempur berawak. Terlepas dari asumsi beberapa ahli Barat bahwa pesawat tempur tak berawak hanyalah masalah waktu, Yang tidak menyebutkan pesawat tempur generasi masa depan China nanti sepenuhnya otonom.
Mirip Jet Tempur Siluman AS?
Satu hal yang pasti, pesawat yang akan dibangun China tidak akan seperti jet tempur Su-27, Su-30, dan Su-35 atau salinan buatan China. Itu pada dasarnya adalah konsep Perang Dingin untuk dog-fighters yang sangat gesit tanpa otomatisasi atau tautan data.
Pesawat tempur baru nanti mungkin mirip dengan pesawat tempur siluman J-20 China, yang dibangun untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara jarak jauh.
Sebagai pesawat berat, J-20 dilaporkan memiliki kemampuan manuver yang buruk. Selain itu, tidak ada informasi tentang kemampuan jaringannya, tidak seperti pesawat Barat yang canggih yang memungkinkan jet-jet tempurnya untuk terus-menerus berbagi lokasi dan data target dengan yang lain.
Yang juga menyatakan bahwa dengan sistem yang terintegrasi, pesawat baru nanti harus dapat mengembangkan berbagai rute serangan, membentuk jaringan, dan menyiarkan informasi target melintasi zona misi secara real-time.
Yang menyimpulkan dalam makalahnya bahwa pada generasi jet tempur yang lebih tua, penekanan diberikan pada kemampuan manuver, tetapi ini dapat berubah secara drastis dengan munculnya rudal udara-ke-udara jarak menengah yang unggul dengan kemampuan serangan di luar jangkauan visual.
Sekadar diketahui, pesawat tempur siluman F-22 Raptor Angkatan Udara AS memiliki banyak kemampuan tautan data dan dapat memilih target dari jarak jauh dengan rudal udara-ke-udara AIM-120D yang baru.
Pada saat yang sama, F-22 Raptor adalah dog-fighters yang sangat bermanuver dan dikenal karena kemampuan superioritas udaranya.
Di sisi lain, pesawat tempur siluman F-35 AS tidak terlalu cepat atau bermanuver. Tapi itu adalah pesawat yang sangat berjejaring dengan otomatisasi substansial, termasuk sistem fusi sensor yang memberikan informasi real-time 360 derajat kepada pilot.
Berdasarkan ide yang diberikan, pesawat tempur masa depan China tampaknya cocok untuk konsep pesawat tempur yang digagas Yang.
Jika perusahaan kedirgantaraan China mengikuti model tersebut, mereka mungkin akan memproduksi pesawat yang mirip dengan F-35.
F-35 tidak unggul dalam pertempuran udara, tetapi merupakan pesawat tempur siluman yang dapat menuai manfaat dari kesadaran situasional 360 derajat saat digunakan dengan persenjataan terbatas.
Untuk saat ini, teknologi F-35 masih belum matang. Laporan badan pengujian Pentagon telah melaporkan bahwa upgrade perangkat lunak senilai USD14 miliar, yang sedang diinstal pada jet tempur F-35 AS, belum matang, kurang dan tidak cukup diuji.
China harus mengatasi beberapa kesalahan dengan ide pesawat tempur Amerika. F-35 memiliki dua mode operasi: siluman [stealth] dengan muatan senjata terbatas di dalam ruang internal senjata, atau "beast mode" dengan muatan yang lebih besar tetapi dengan upgrade signature radar.
Kendati demikian, China berkembang ke arah gaya perang yang lebih Barat, dengan fokus pada senjata canggih untuk bertarung sebagai bagian dari pasukan yang terkoordinasi dengan baik.
Rencana itu diungkap media pemerintah Global Times dengan mengutip makalah teknis yang ditulis oleh Yang Wei, seorang perancang pesawat di Aviation Industry Corporation of China yang juga kepala desain jet tempur siluman J-20.
“China sedang mengincar untuk mengembangkan jet tempur generasi berikutnya pada tahun 2035 atau lebih awal, yang dapat menampilkan [senjata] laser, mesin adaptif, dan kemampuan untuk memimpin drone,” tulis Global Times, yang dilansir The EurAsian Times, Senin (7/2/2022).
Merujuk pada proyek yang sedang dilakukan oleh Barat, Yang mengatakan jet tempur masa depan China akan membutuhkan jangkauan tempur yang lebih besar, daya tahan yang lebih baik, kemampuan siluman yang unggul, muatan persenjataan udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan yang lebih besar, dan kapasitas untuk menawarkan kekuatan pada pilot dengan visual dan proyeksi kondisi medan perang yang mudah dipahami.
Jet tempur modern berfokus pada pengumpulan lebih banyak informasi dengan menggunakan radar AESA dan rantai data, sementara secara bersamaan membatasi kapasitas lawan untuk mendapatkan informasi, dengan menyebarkan teknologi siluman dan penanggulangan elektronik.
Artificial intelligence (AI), kata Wang, juga akan sangat penting dalam membantu pilot pesawat tempur berawak. Terlepas dari asumsi beberapa ahli Barat bahwa pesawat tempur tak berawak hanyalah masalah waktu, Yang tidak menyebutkan pesawat tempur generasi masa depan China nanti sepenuhnya otonom.
Mirip Jet Tempur Siluman AS?
Satu hal yang pasti, pesawat yang akan dibangun China tidak akan seperti jet tempur Su-27, Su-30, dan Su-35 atau salinan buatan China. Itu pada dasarnya adalah konsep Perang Dingin untuk dog-fighters yang sangat gesit tanpa otomatisasi atau tautan data.
Pesawat tempur baru nanti mungkin mirip dengan pesawat tempur siluman J-20 China, yang dibangun untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara jarak jauh.
Sebagai pesawat berat, J-20 dilaporkan memiliki kemampuan manuver yang buruk. Selain itu, tidak ada informasi tentang kemampuan jaringannya, tidak seperti pesawat Barat yang canggih yang memungkinkan jet-jet tempurnya untuk terus-menerus berbagi lokasi dan data target dengan yang lain.
Yang juga menyatakan bahwa dengan sistem yang terintegrasi, pesawat baru nanti harus dapat mengembangkan berbagai rute serangan, membentuk jaringan, dan menyiarkan informasi target melintasi zona misi secara real-time.
Yang menyimpulkan dalam makalahnya bahwa pada generasi jet tempur yang lebih tua, penekanan diberikan pada kemampuan manuver, tetapi ini dapat berubah secara drastis dengan munculnya rudal udara-ke-udara jarak menengah yang unggul dengan kemampuan serangan di luar jangkauan visual.
Sekadar diketahui, pesawat tempur siluman F-22 Raptor Angkatan Udara AS memiliki banyak kemampuan tautan data dan dapat memilih target dari jarak jauh dengan rudal udara-ke-udara AIM-120D yang baru.
Pada saat yang sama, F-22 Raptor adalah dog-fighters yang sangat bermanuver dan dikenal karena kemampuan superioritas udaranya.
Di sisi lain, pesawat tempur siluman F-35 AS tidak terlalu cepat atau bermanuver. Tapi itu adalah pesawat yang sangat berjejaring dengan otomatisasi substansial, termasuk sistem fusi sensor yang memberikan informasi real-time 360 derajat kepada pilot.
Berdasarkan ide yang diberikan, pesawat tempur masa depan China tampaknya cocok untuk konsep pesawat tempur yang digagas Yang.
Jika perusahaan kedirgantaraan China mengikuti model tersebut, mereka mungkin akan memproduksi pesawat yang mirip dengan F-35.
F-35 tidak unggul dalam pertempuran udara, tetapi merupakan pesawat tempur siluman yang dapat menuai manfaat dari kesadaran situasional 360 derajat saat digunakan dengan persenjataan terbatas.
Untuk saat ini, teknologi F-35 masih belum matang. Laporan badan pengujian Pentagon telah melaporkan bahwa upgrade perangkat lunak senilai USD14 miliar, yang sedang diinstal pada jet tempur F-35 AS, belum matang, kurang dan tidak cukup diuji.
China harus mengatasi beberapa kesalahan dengan ide pesawat tempur Amerika. F-35 memiliki dua mode operasi: siluman [stealth] dengan muatan senjata terbatas di dalam ruang internal senjata, atau "beast mode" dengan muatan yang lebih besar tetapi dengan upgrade signature radar.
Kendati demikian, China berkembang ke arah gaya perang yang lebih Barat, dengan fokus pada senjata canggih untuk bertarung sebagai bagian dari pasukan yang terkoordinasi dengan baik.
(min)