Kisah Tragis Transgender Doski Azad, Dihabisi Saudaranya demi Kehormatan Keluarga
loading...
A
A
A
Saudara kandung yang terasing, Chakdar, yang menghabiskan delapan tahun terakhir tinggal di Eropa barat, adalah satu-satunya tersangka dalam pembunuhan itu. Demikian disampaikan polisi di stasiun televisi setempat.
Orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Insider bahwa tersangka melakukan perjalanan ke Wilayah Kurdistan di Irak dengan tujuan tunggal untuk membunuh saudara kandungnya.
"Pembunuhan itu digambarkan sebagai 'pembunuhan demi kehormatan', dan diskriminasi tidak diragukan lagi adalah akarnya," kata Konsulat Jenderal AS di Erbil.
Doski memiliki hubungan yang sulit dengan keluarganya setelah dia keluar sebagai wanita transgender tahun lalu. Hal itu diungkap seorang teman dekat korban yang menolak disebutkan namanya.
Menurutnya, menjadi keluarga tradisional di daerah yang secara agama konservatif berarti banyak kerabat memilih untuk tidak menerimanya.
"Beberapa keluarganya mengancam akan membunuhnya beberapa kali," katanya.
Takut akan keselamatannya, Doski Azad meninggalkan rumah keluarganya lima tahun lalu dan pindah ke apartemen sendirian di pusat kota Duhok.
Di sana, dia bekerja sebagai penata rias di salon lokal, punya banyak teman, dan ingin menjalani kehidupan biasa.
"Dia adalah orang yang damai dan populer yang tidak pernah ingin melihat orang sedih," uajr teman korban.
Tapi bertahun-tahun setelah pindah, Doski terus menerima serangan sporadis transfobia dari saudara laki-laki dan sepupunya.
Orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Insider bahwa tersangka melakukan perjalanan ke Wilayah Kurdistan di Irak dengan tujuan tunggal untuk membunuh saudara kandungnya.
"Pembunuhan itu digambarkan sebagai 'pembunuhan demi kehormatan', dan diskriminasi tidak diragukan lagi adalah akarnya," kata Konsulat Jenderal AS di Erbil.
Doski memiliki hubungan yang sulit dengan keluarganya setelah dia keluar sebagai wanita transgender tahun lalu. Hal itu diungkap seorang teman dekat korban yang menolak disebutkan namanya.
Menurutnya, menjadi keluarga tradisional di daerah yang secara agama konservatif berarti banyak kerabat memilih untuk tidak menerimanya.
"Beberapa keluarganya mengancam akan membunuhnya beberapa kali," katanya.
Takut akan keselamatannya, Doski Azad meninggalkan rumah keluarganya lima tahun lalu dan pindah ke apartemen sendirian di pusat kota Duhok.
Di sana, dia bekerja sebagai penata rias di salon lokal, punya banyak teman, dan ingin menjalani kehidupan biasa.
"Dia adalah orang yang damai dan populer yang tidak pernah ingin melihat orang sedih," uajr teman korban.
Tapi bertahun-tahun setelah pindah, Doski terus menerima serangan sporadis transfobia dari saudara laki-laki dan sepupunya.