Guterres Berharap China Izinkan Kepala HAM PBB Kunjungi Xinjiang
loading...
A
A
A
BEIJING - Sekretaris Jenderal PBB , Antonio Guterres mengatakan kepada para pejabat China di Beijing bahwa dia mengharapkan mereka untuk mengizinkan Kepala Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet untuk melakukan kunjungan "kredibel" ke China, termasuk ke Xinjiang .
Guterres bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan Menteri Luar Negeri Wang Yi di sela-sela pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
“Sekjen PBB menyatakan harapannya bahwa kontak antara kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia dan otoritas China akan memungkinkan kunjungan Komisaris Tinggi yang kredibel ke China, termasuk Xinjiang," kata juru bicara Guterres pada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (5/2/2022).
“Pada pertemuan dengan Xi, Guterres menyatakan keinginan untuk meningkatkan kerja sama antara PBB dan Republik Rakyat Tiongkok di semua pilar kerja Organisasi - perdamaian dan keamanan, pembangunan berkelanjutan, termasuk perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, dan hak asasi manusia," lanjut pernyataan PBB.
Menjelang Olimpiade Musim Dingin, Kementerian Luar Negeri China berulang kali menekankan dukungan Guterres terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing. Guterres sendiri memberi selamat kepada Xi atas penyelenggaraan Olimpiade dalam pembicaraan mereka di Beijing, kata pernyataan dari badan dunia itu.
Isu pelanggaran HAM di China memang terus disuarakan sejumlah pihak. Pemerintah Amerika Serikat dan anggota parlemen di lima negara Barat lainnya telah menyatakan perlakuan China terhadap Uyghur di Xinjiang sebagai "genosida" - tuduhan yang ditolak mentah-mentah oleh Beijing.
China telah berulang kali mendesak para pengkritiknya untuk berhenti "mempolitisasi" Olimpiade, yang telah dibayangi oleh isu-isu termasuk hak, COVID-19, dan ketakutan akan apa yang akan terjadi pada atlet jika mereka berbicara di Olimpiade.
Namun pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing, China memilih seorang atlet muda Uyghur, pemain ski lintas alam berusia 20 tahun Dinigeer Yilamujiang, sebagai salah satu pembawa obor Olimpiade terakhir - sebuah langkah yang dinilai banyak pihak memiliki nuansa politik yang jelas.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Guterres bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan Menteri Luar Negeri Wang Yi di sela-sela pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
“Sekjen PBB menyatakan harapannya bahwa kontak antara kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia dan otoritas China akan memungkinkan kunjungan Komisaris Tinggi yang kredibel ke China, termasuk Xinjiang," kata juru bicara Guterres pada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (5/2/2022).
“Pada pertemuan dengan Xi, Guterres menyatakan keinginan untuk meningkatkan kerja sama antara PBB dan Republik Rakyat Tiongkok di semua pilar kerja Organisasi - perdamaian dan keamanan, pembangunan berkelanjutan, termasuk perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, dan hak asasi manusia," lanjut pernyataan PBB.
Menjelang Olimpiade Musim Dingin, Kementerian Luar Negeri China berulang kali menekankan dukungan Guterres terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing. Guterres sendiri memberi selamat kepada Xi atas penyelenggaraan Olimpiade dalam pembicaraan mereka di Beijing, kata pernyataan dari badan dunia itu.
Isu pelanggaran HAM di China memang terus disuarakan sejumlah pihak. Pemerintah Amerika Serikat dan anggota parlemen di lima negara Barat lainnya telah menyatakan perlakuan China terhadap Uyghur di Xinjiang sebagai "genosida" - tuduhan yang ditolak mentah-mentah oleh Beijing.
China telah berulang kali mendesak para pengkritiknya untuk berhenti "mempolitisasi" Olimpiade, yang telah dibayangi oleh isu-isu termasuk hak, COVID-19, dan ketakutan akan apa yang akan terjadi pada atlet jika mereka berbicara di Olimpiade.
Namun pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing, China memilih seorang atlet muda Uyghur, pemain ski lintas alam berusia 20 tahun Dinigeer Yilamujiang, sebagai salah satu pembawa obor Olimpiade terakhir - sebuah langkah yang dinilai banyak pihak memiliki nuansa politik yang jelas.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(esn)