Dicecar Soal Bukti Operasi False Flag Rusia, Deplu AS: Itu Rahasia
loading...
A
A
A
“Anda tahu bahwa kami mendeklasifikasi informasi hanya ketika kami yakin dengan informasi itu,” katanya, merujuk pada klaim yang dibuatnya.
"Jika Anda meragukan kredibilitas pemerintah AS, pemerintah Inggris, pemerintah lain dan ingin, Anda tahu, menemukan hiburan dalam informasi yang dikeluarkan Rusia, itu yang harus Anda lakukan," kata Price seperti dilansir dari Russia Today.
Lee akan benar, seperti yang Price katakan, "meragukan kredibilitas" pemerintah AS yang secara historis diketahui berbohong. Misalnya, para pejabat berbohong tentang senjata pemusnah massal di Irak sebagai dalih untuk menyerang negara itu pada tahun 2003.
AS juga memiliki catatan berbohong tentang korban sipil, seperti yang terjadi di Afghanistan belum lama ini.
Pada akhir Agustus, di tengah penarikan yang kacau dari Kabul, Afghanistan, AS melancarkan serangan pesawat tak berawak pada kendaraan yang mereka klaim dilengkapi dengan bahan peledak dan dalam perjalanan untuk melakukan serangan bunuh diri kedua terhadap pasukan yang menjaga bandara internasional Kabul.
Saat itu ada klaim dari pejabat AS yang tidak disebutkan namanya bahwa ledakan sekunder membuktikan bahwa target itu memang bom mobil.
Penilaian itu terbukti salah, dengan The New York Times mengungkapkan bahwa serangan udara itu benar-benar menewaskan 10 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak.
Pentagon kemudian menyelidiki proses pengambilan keputusannya dan memutuskan untuk tidak menghukum siapa pun atas apa yang disebutnya sebagai kesalahan tragis.
"Jika Anda meragukan kredibilitas pemerintah AS, pemerintah Inggris, pemerintah lain dan ingin, Anda tahu, menemukan hiburan dalam informasi yang dikeluarkan Rusia, itu yang harus Anda lakukan," kata Price seperti dilansir dari Russia Today.
Lee akan benar, seperti yang Price katakan, "meragukan kredibilitas" pemerintah AS yang secara historis diketahui berbohong. Misalnya, para pejabat berbohong tentang senjata pemusnah massal di Irak sebagai dalih untuk menyerang negara itu pada tahun 2003.
AS juga memiliki catatan berbohong tentang korban sipil, seperti yang terjadi di Afghanistan belum lama ini.
Pada akhir Agustus, di tengah penarikan yang kacau dari Kabul, Afghanistan, AS melancarkan serangan pesawat tak berawak pada kendaraan yang mereka klaim dilengkapi dengan bahan peledak dan dalam perjalanan untuk melakukan serangan bunuh diri kedua terhadap pasukan yang menjaga bandara internasional Kabul.
Saat itu ada klaim dari pejabat AS yang tidak disebutkan namanya bahwa ledakan sekunder membuktikan bahwa target itu memang bom mobil.
Penilaian itu terbukti salah, dengan The New York Times mengungkapkan bahwa serangan udara itu benar-benar menewaskan 10 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak.
Pentagon kemudian menyelidiki proses pengambilan keputusannya dan memutuskan untuk tidak menghukum siapa pun atas apa yang disebutnya sebagai kesalahan tragis.