Lebanon Bongkar 17 Jaringan Mata-mata Israel, 20 Tersangka Ditangkap
loading...
A
A
A
BEIRUT - Jaringan mata-mata Israel dilaporkan berhasil menyusup ke organisasi Palestina yang beroperasi di Lebanon , termasuk Hizbullah dan Badan Intelijen Lebanon itu sendiri, lapor situs berita Lebanon, Al-Akhbar.
Seperti dikutip dar Middle East Monitor, Senin (31/1/2022), Menteri Dalam Negeri Bassam Mawlawi membenarkan laporan itu selama pertemuan mingguan pemerintah. Menurutnya, pasukan keamanan Lebanon telah menemukan 17 jaringan mata-mata, beberapa di antaranya beroperasi di luar perbatasan Lebanon.
Menurut laporan Al-Akhbar, secara total dilaporkan bahwa 35 tersangka dipanggil untuk ditanyai, dengan 20 diantaranya ditangkap. Insiden itu adalah salah satu operasi keamanan terbesar yang dilakukan sejak 2009.
Operasi pengamanan itu dilakukan empat pekan lalu dan setelah koordinasi cabang intelijen dengan komando aparat keamanan dalam negeri. Dalam waktu empat pekan, mereka berhasil mendapatkan kasus yang melibatkan puluhan tersangka yang secara langsung atau tidak langsung bekerja sama dengan pendudukan Israel.
Agen diduga direkrut oleh Israel melalui media sosial, di mana mereka ditawari uang sebagai imbalan atas kerja sama mereka, tambah laporan itu.
"Penyelidikan mengungkapkan bahwa setidaknya 12 tahanan sadar bahwa mereka bekerja untuk Israel dan sisanya percaya bahwa mereka bekerja untuk lembaga internasional atau organisasi non-pemerintah," lapor Al-Akhbar.
Perdana Menteri Najib Mikati mengatakan, penangkapan itu telah membantu menghentikan "upaya untuk merusak keamanan dan menyabotase stabilitas negara," menurut pernyataan kabinet yang dibacakan oleh Menteri Informasi Abbas Halabi.
Dilaporkan pula, Abed al-Karim Abu Odeh (35) adalah salah satu komandan militer Hamas yang ditahan di penjara Gaza oleh kelompoknya sendiri atas tuduhan menjadi mata-mata Israel. Dia ditangkap dan ditahan sejak 2019. Namun, dia melarikan diri dari penjara pada Sabtu pagi pekan lalu.
Seperti dikutip dar Middle East Monitor, Senin (31/1/2022), Menteri Dalam Negeri Bassam Mawlawi membenarkan laporan itu selama pertemuan mingguan pemerintah. Menurutnya, pasukan keamanan Lebanon telah menemukan 17 jaringan mata-mata, beberapa di antaranya beroperasi di luar perbatasan Lebanon.
Menurut laporan Al-Akhbar, secara total dilaporkan bahwa 35 tersangka dipanggil untuk ditanyai, dengan 20 diantaranya ditangkap. Insiden itu adalah salah satu operasi keamanan terbesar yang dilakukan sejak 2009.
Operasi pengamanan itu dilakukan empat pekan lalu dan setelah koordinasi cabang intelijen dengan komando aparat keamanan dalam negeri. Dalam waktu empat pekan, mereka berhasil mendapatkan kasus yang melibatkan puluhan tersangka yang secara langsung atau tidak langsung bekerja sama dengan pendudukan Israel.
Agen diduga direkrut oleh Israel melalui media sosial, di mana mereka ditawari uang sebagai imbalan atas kerja sama mereka, tambah laporan itu.
"Penyelidikan mengungkapkan bahwa setidaknya 12 tahanan sadar bahwa mereka bekerja untuk Israel dan sisanya percaya bahwa mereka bekerja untuk lembaga internasional atau organisasi non-pemerintah," lapor Al-Akhbar.
Perdana Menteri Najib Mikati mengatakan, penangkapan itu telah membantu menghentikan "upaya untuk merusak keamanan dan menyabotase stabilitas negara," menurut pernyataan kabinet yang dibacakan oleh Menteri Informasi Abbas Halabi.
Dilaporkan pula, Abed al-Karim Abu Odeh (35) adalah salah satu komandan militer Hamas yang ditahan di penjara Gaza oleh kelompoknya sendiri atas tuduhan menjadi mata-mata Israel. Dia ditangkap dan ditahan sejak 2019. Namun, dia melarikan diri dari penjara pada Sabtu pagi pekan lalu.