Ide Baru, Vodka Rusia Dialirkan Lewat Jaringan Pipa Nord Stream 2

Sabtu, 29 Januari 2022 - 06:15 WIB
loading...
Ide Baru, Vodka Rusia...
Pekerja melintasi logo proyek jaringan pipa gas Nord Stream 2 di Chelyabinsk, Rusia, 26 Februari 2020. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Proses persetujuan jaringan pipa Nord Stream 2 yang didukung Rusia berlarut-larut selama beberapa bulan meskipun konstruksi pada jaringan gas bawah laut telah selesai.

Kondisi ini memunculkan ide baru untuk mengekspor minuman keras vodka Rusia melalui pipa besar itu sebagai gantinya. Lelucon itu dilontarkan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Victoria Nuland.

Menanggapi pertanyaan dari seorang jurnalis yang mengatakan proyek tersebut siap memompa apa saja, mulai dari “gas, minyak zaitun atau vodka”, selama konferensi pers pada Kamis (27/1/2022), Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland bercanda dengan mengatakan, “Vodka akan menyenangkan.”



Saat ini muncul kekhawatiran Moskow siap menyerang tetangganya, seperti liputan berita Barat selama beberapa pekan terakhir.



“Saya ingin mengatakan dengan jujur: Jika Rusia menginvasi Ukraina, dengan satu atau lain cara, Nord Stream 2 tidak akan bergerak maju,” tegas dia.

Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov membalas kata-kata Nuland pada Jumat (28/1/2022), dengan mengatakan kepada wartawan, "Beberapa upaya lelucon adalah hal yang positif dalam situasi ini setidaknya."

Menurutnya, lebih baik para pejabat Amerika mencari humor daripada menyibukkan diri dengan “membangkitkan ketegangan di Eropa”.

Pipa gas alam Nord Stream 2, setelah diberi lampu hijau oleh regulator di Berlin, Jerman, yang akan menghubungkan ladang gas Siberia ke konsumen di Eropa Barat melalui pelabuhan di Jerman utara.

Pekerjaan konstruksi selesai pada September tetapi jalur tersebut belum diberi lampu hijau untuk mulai beroperasi.

Persetujuan proyek tersebut ditangguhkan pada pertengahan November oleh Badan Jaringan Federal Jerman karena masalah peraturan.

Washington dan Kiev menuduh Kremlin menggunakan gas sebagai alat politik daripada semata-mata upaya ekonomi.

AS mengklaim jaringan pipa itu mengancam "keamanan energi" Eropa. Pemerintah AS telah memberlakukan sanksi pada jaringan pipa itu pada beberapa kesempatan.

Pada November, Yuriy Vitrenko, kepala perusahaan gas negara Ukraina Naftogaz, berpendapat, “Proyek tersebut meningkatkan kemungkinan perang skala penuh antara Rusia dan Ukraina.”

Menurutnya, Moskow yang berpotensi menghindari tetangganya dapat membuat Kiev lebih rentan terhadap “invasi”.

Presiden Rusia Vladimir Putin, bagaimanapun, sebelumnya telah berusaha meredam ketakutan akan manipulasi rencana pasokan gas utama. “Kita seharusnya tidak menempatkan siapa pun dalam posisi yang sulit, termasuk Ukraina, terlepas dari semua kompleksitas yang terkait dengan hubungan Rusia-Ukraina saat ini,” ujar dia.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1670 seconds (0.1#10.140)