Tampilkan Wanita Lepas Celana Dalam, Film Arab Ini Picu Kemarahan

Kamis, 27 Januari 2022 - 07:55 WIB
loading...
Tampilkan Wanita Lepas...
Film Arab yang pertama kali diproduksi Netflix memicu kemarahan di Mesir karena menampilkan adegan wanita melepas celana dalam. Foto/middleeast.in-24.com
A A A
KAIRO - Netflix telah memproduksi film Arab pertama yang memicu kemarahan publik. Sebab film itu menampilkan adegan wanita melepas celana dalam dan dianggap mempromosikan homoseksualitas .

Film berbahasa Arab yang menuai kontroversi itu menggunakan judul berbahasa Arab yang diterjemahkan sebagai "Dearest Friends". Film ini telah dirilis pada 20 Januari 2022.

Publik Mesir yang marah menyerukan untuk melarang pemutarannya.



Film ini telah memicu kontroversi di Mesir atas tuduhan amoralitas dan perusakan nilai-nilai tradisional. Film ini melibatkan diskusi tentang pertemuan seksual dan perselingkuhan serta menampilkan adegan minum alkohol.

Bertempat di Lebanon, film ini sejatinya remake dari film Italia yang tenar tahun 2016; "Perfect Strangers".

Di industri hiburan, beberapa pembuat film melihat produksi film Arab ini sebagai tonggak sejarah. Film tersebut dibintangi aktris Mesir; Mona Zaki,bintang Yordania; Eyad Nassar dan Nadine Labaki, serta bintang Lebanon; Georges Khabbaz.

Zaki, yang berperan sebagai istri dalam pasangan yang tidak puas, mendapat kecaman khususnya dari beberapa orang Mesir karena adegan singkat di mana dia melepas celana dalamnya dari bawah gaunnya.

Plot film berkisah tentang tujuh teman yang bertemu untuk makan malam.

Mereka memutuskan untuk memainkan permainan di mana setiap orang meletakkan ponsel mereka di atas meja, memungkinkan setiap pesan atau panggilan baru untuk dilihat oleh semua orang.

Ini adalah diskusi dan pengakuan yang dihasilkan yang telah menyebabkan pelanggaran.

Anggota Parlemen dan jurnalistelevisiterkenal Mustafa Bakry mengatakan dia telah mengeluh kepada ketua Parlemen Mesir tentang para pembuat film.

Bakry mendesak pihak berwenang negara itu untuk menghentikan kerja sama dengan Netflix. "Karena ini bukan film pertamanya yang menargetkan nilai-nilai dan tradisi masyarakat Mesir dan Arab," katanya.

Pengacara Mesir Ayman Mahfouz mengatakan dia telah mengajukan gugatan terhadap para pembuat film yang menuduh mereka mempromosikan homoseksualitas. Tuduhan itu mungkin mengacu pada karakter gay dalam film tersebut.

Mahfouz mengatakan dia juga telah mengirim peringatan hukum ke Kementerian Kebudayaan untuk mencegah film itu diputar di Mesir. Demikian laporan Cairo 24 yang dikutip BBC, Kamis (27/1/2022).

Menanggapi seruan agar film tersebut dilarang di Mesir, kepala Badan Sensor untuk Karya Seni mengatakan negara tersebut tidak dapat melarang film tersebut karena merupakan produksi Lebanon.

Banyak aktor dan kritikus terkemuka membela film tersebut, dan menolak tuduhan terhadap pembuat filmnya.

Selama panggilan telepon dengan acara bincang-bincang Al Hikaya, kritikus seni Magda Moris mengatakan "Dearest Friends" tidak mempromosikan homoseksualitas atau melanggar tradisi keluarga.

"Kami tidak dapat melarang film tersebut di Mesir dan mereka yang menentangnya memiliki hak untuk tidak menontonnya," ujarnya.

Situs web Ahl Masr melaporkan bahwa aktris veteran Elham Shahin keberatan dengan upaya untuk melibatkan Parlemen.

"Parlemen tidak ada hubungannya dengan Netflix dan anggota Parlemen bukan penjaga publik," katanya. "Ada film yang jauh lebih berani di Netflix."

Salah satu bintang wanita film tersebut, Mona Zaki, telah menjadi sasaran kampanye online yang bermusuhan mengenai adegan di mana dia melepas pakaian dalamnya.

Tagar berbahasa Arab yang memuat nama aktris dan film tersebut menjadi salah satu trending topic di Mesir, dengan lebih dari 17.000 komentar.

Banyak pengguna media sosial menuduhnya melanggar nilai dan etika masyarakat. Pengguna lain men-tweet bahwa film itu adalah kegagalan moral dalam lingkup pekerjaannya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2231 seconds (0.1#10.140)