Turis Prancis Dipenjara di Iran Atas Tuduhan Mata-mata

Selasa, 25 Januari 2022 - 22:35 WIB
loading...
Turis Prancis Dipenjara di Iran Atas Tuduhan Mata-mata
Turis asal Prancis, Benjamin Briere (36) ditangkap pada Mei 2020 setelah menerbangkan sebuah drone di dekat perbatasan Iran-Turkmenistan. Foto/France24
A A A
PARIS - Seorang turis asal Prancis telah divonis penjara selama 8 tahun karena mata-mata oleh pengadilan di Iran . Hal itu diungkapkan oleh pengacaranya di Paris, Prancis.

Benjamin Briere (36) ditangkap pada Mei 2020 setelah menerbangkan sebuah drone di dekat perbatasan Iran-Turkmenistan.

"Briere tidak mendapatkan pengadilan yang adil di depan hakim yang tidak memihak," kata pengacaranya, Philippe Valent, seperti dilaporkan kantor berita AFP yang dinukil BBC, Selasa (25/1/2022).

Dia mengatakan Briere "semakin lemah" karena melakukan mogok makan mulai bulan Desember lalu.



Briere diadili secara tertutup di Pengadilan Revolusi di kota timur Mashhad. Valent mengatakan kliennya belum sepenuhnya diberitahu tentang tuduhan terhadap dirinya.

Dia mengatakan dia telah dipenjara selama delapan bulan tambahan karena propaganda melawan sistem Islam di Iran.

"Putusan ini adalah hasil dari proses politik murni yang tanpa dasar apa pun," ujar Valent.

Keluarga Briere bersikeras bahwa dia tidak bersalah dan mengatakan dia digunakan sebagai pion politik.

Menurut Kementerian Luar Negeri Prancis Briere ditangkap saat berlibur di Iran. Dia adalah salah satu dari lebih dari selusin warga negara asing atau orang dengan kewarganegaraan ganda yang ditahan di Iran, meskipun dia adalah satu-satunya tahanan Barat yang diketahui juga tidak memegang paspor Iran.



Kasusnya muncul pada saat ketegangan meningkat antara Iran dan kekuatan Barat yang berselisih mengenai program nuklir Teheran.

Iran dan Prancis, Jerman serta Inggris telah mengadakan pembicaraan di Wina selama beberapa bulan yang bertujuan untuk memulihkan kesepakatan internasional untuk mengekang kegiatan nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi, kesepakatan yang terurai setelah Amerika Serikat (AS) menarik diri pada 2018.

Sejauh ini pembicaraan belum meyakinkan, dengan masing-masing pihak memperingatkan bahwa negosiasi kehabisan waktu.

Kekuatan asing mengatakan mereka tidak yakin dengan pernyataan Iran bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai dan bukan untuk membuat bom.

Serikat

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1922 seconds (0.1#10.140)