AS Ancam Merespons Kuat jika Rusia Kerahkan Senjata Nuklir di Dekat Amerika
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Washington mengancam akan memberikan respons kuat jika Rusia mengerahkan senjata nuklir di negara-negara Amerika Latin atau di dekat Amerika Serikat (AS).
Ancaman itu muncul setelah juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow mempertimbangkan menempatkan rudal-rudalnya di beberapa negara Amerika Latin atau untuk melawan penempatan pasukan militer AS dan NATO di dekat Rusia.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Washington tidak akan terintimidasi oleh brainstorming agresif Rusia tentang menempatkan perangkat keras militer atau bahkan rudal berhulu ledak nuklir di dekat Amerika Serikat.
“Rusia menarik setiap sedotan dari keranjang yang bisa mereka tarik untuk mengintimidasi kami agar mengizinkan mereka mengambil tindakan ini. Mereka tahu bahwa jika mereka mengambil tindakan agresif terhadap Amerika Serikat, mereka dapat mengharapkan respons, dan respons itu akan menjadi respons yang kuat," kata Thomas-Greenfield kepada Washington Post Live pada hari Selasa (18/1/2022).
“Saya tahu bahwa mereka mencoba merespons dengan cara untuk mengintimidasi dunia, tetapi kami tidak akan membiarkan diri kami diintimidasi, kami juga tidak akan membiarkan Ukraina diintimidasi untuk membahayakan keamanannya sendiri,” lanjut diplomat Amerika tersebut.
Thomas-Greenfield tidak merinci mengapa penempatan militer Rusia yang murni hipotetis di dekat pantai AS akan menjadi "agresif" sementara penumpukan AS dan NATO yang sedang berlangsung di depan pintu Moskow tidak.
Presiden Vladimir Putin dan pejabat Rusia lainnya telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang pembangunan fasilitas pertahanan rudal AS di Polandia dan Rumania yang dapat dengan mudah diubah untuk menembakkan rudal jelajah Tomahawk berhulu ledak nuklir jauh ke pedalaman Rusia.
Bulan lalu, Putin juga memperingatkan bahwa penyebaran rudal AS di Ukraina akan berarti waktu penerbangan ke Moskow hanya 4-5 menit jika terjadi perang.
Pada hari Senin, ketika ditanya apakah Rusia sedang mempertimbangkan penempatan rudal di Kuba atau Venezuela, Peskov mengatakan: "Jelas, dalam konteks situasi saat ini, Rusia sedang menjajaki opsi yang akan memastikan keamanannya.”
Seminggu sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengisyaratkan bahwa Rusia tetap terbuka untuk mengerahkan beberapa jenis infrastruktur militer di Amerika Latin.
Ancaman itu muncul setelah juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow mempertimbangkan menempatkan rudal-rudalnya di beberapa negara Amerika Latin atau untuk melawan penempatan pasukan militer AS dan NATO di dekat Rusia.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Washington tidak akan terintimidasi oleh brainstorming agresif Rusia tentang menempatkan perangkat keras militer atau bahkan rudal berhulu ledak nuklir di dekat Amerika Serikat.
“Rusia menarik setiap sedotan dari keranjang yang bisa mereka tarik untuk mengintimidasi kami agar mengizinkan mereka mengambil tindakan ini. Mereka tahu bahwa jika mereka mengambil tindakan agresif terhadap Amerika Serikat, mereka dapat mengharapkan respons, dan respons itu akan menjadi respons yang kuat," kata Thomas-Greenfield kepada Washington Post Live pada hari Selasa (18/1/2022).
“Saya tahu bahwa mereka mencoba merespons dengan cara untuk mengintimidasi dunia, tetapi kami tidak akan membiarkan diri kami diintimidasi, kami juga tidak akan membiarkan Ukraina diintimidasi untuk membahayakan keamanannya sendiri,” lanjut diplomat Amerika tersebut.
Thomas-Greenfield tidak merinci mengapa penempatan militer Rusia yang murni hipotetis di dekat pantai AS akan menjadi "agresif" sementara penumpukan AS dan NATO yang sedang berlangsung di depan pintu Moskow tidak.
Presiden Vladimir Putin dan pejabat Rusia lainnya telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang pembangunan fasilitas pertahanan rudal AS di Polandia dan Rumania yang dapat dengan mudah diubah untuk menembakkan rudal jelajah Tomahawk berhulu ledak nuklir jauh ke pedalaman Rusia.
Bulan lalu, Putin juga memperingatkan bahwa penyebaran rudal AS di Ukraina akan berarti waktu penerbangan ke Moskow hanya 4-5 menit jika terjadi perang.
Pada hari Senin, ketika ditanya apakah Rusia sedang mempertimbangkan penempatan rudal di Kuba atau Venezuela, Peskov mengatakan: "Jelas, dalam konteks situasi saat ini, Rusia sedang menjajaki opsi yang akan memastikan keamanannya.”
Seminggu sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengisyaratkan bahwa Rusia tetap terbuka untuk mengerahkan beberapa jenis infrastruktur militer di Amerika Latin.