Gereja Ortodoks Rusia Menentang Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pihak Gereja Ortodoks Rusia menentang rencana alih fungsi museum Hagia Sophia yang bersejarah di Turki menjadi sebuah masjid. Langkah seperti itu dinilai dapat memicu ketegangan antaragama.
"Setiap upaya untuk mengubah status museum Katedral Hagia Sophia akan mengarah pada perubahan dan pelanggaran keseimbangan antar-agama yang rapuh," kata Kepala Hubungan Eksternal Gereja Ortodoks Rusia, Metropolitan Hilarion, seperti dikutip oleh Orthodox Times.
Hagia Sophia, situs warisan dunia UNESCO, awalnya dibangun sebagai gereja Ortodoks Yunani. Bangunan itu kemudian dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Istanbul oleh Mehmet II pada tahun 1453, dan dirayakan pada tanggal 29 Mei setiap tahunnya.
Pada tahun 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum oleh pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk, sebagai bagian dari reformasi sekulernya.
Kaum konservatif religius Turki telah lama menyerukan konversi bangunan kembali menjadi masjid, sebuah langkah yang semakin disiratkan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam beberapa tahun terakhir.
Rencana konversi Hagia Sophia juga bisa memanaskan ketegangan antara Turki dan Yunani. (Baca: Media Turki: Erdogan Ingin Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid )
Bulan lalu, Turki mengadakan doa-doa Muslim di Hagia Sophia untuk memperingati ulang tahun penaklukan Ottoman di Istanbul, yang sebelumnya dikenal sebagai Konstantinopel.
Tindakan itu menimbulkan kemarahan dari Yunani, yang lebih lanjut diperparah oleh Presiden Erdogan yang memerintahkan studi komprehensif awal bulan ini tentang konversi museum menjadi masjid.
"Yunani bukan orang yang mengelola tanah ini, jadi harus menghindari pernyataan seperti itu," kata Erdogan, hari Senin lalu.
"Mereka mengatakan, 'Jangan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid'. Apakah Anda memerintah Turki, atau kami yang memerintah Turki?," lanjut Erdogan.
"Setiap upaya untuk mengubah status museum Katedral Hagia Sophia akan mengarah pada perubahan dan pelanggaran keseimbangan antar-agama yang rapuh," kata Kepala Hubungan Eksternal Gereja Ortodoks Rusia, Metropolitan Hilarion, seperti dikutip oleh Orthodox Times.
Hagia Sophia, situs warisan dunia UNESCO, awalnya dibangun sebagai gereja Ortodoks Yunani. Bangunan itu kemudian dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Istanbul oleh Mehmet II pada tahun 1453, dan dirayakan pada tanggal 29 Mei setiap tahunnya.
Pada tahun 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum oleh pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk, sebagai bagian dari reformasi sekulernya.
Kaum konservatif religius Turki telah lama menyerukan konversi bangunan kembali menjadi masjid, sebuah langkah yang semakin disiratkan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam beberapa tahun terakhir.
Rencana konversi Hagia Sophia juga bisa memanaskan ketegangan antara Turki dan Yunani. (Baca: Media Turki: Erdogan Ingin Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid )
Bulan lalu, Turki mengadakan doa-doa Muslim di Hagia Sophia untuk memperingati ulang tahun penaklukan Ottoman di Istanbul, yang sebelumnya dikenal sebagai Konstantinopel.
Tindakan itu menimbulkan kemarahan dari Yunani, yang lebih lanjut diperparah oleh Presiden Erdogan yang memerintahkan studi komprehensif awal bulan ini tentang konversi museum menjadi masjid.
"Yunani bukan orang yang mengelola tanah ini, jadi harus menghindari pernyataan seperti itu," kata Erdogan, hari Senin lalu.
"Mereka mengatakan, 'Jangan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid'. Apakah Anda memerintah Turki, atau kami yang memerintah Turki?," lanjut Erdogan.