Alasan Arab Saudi Sering Memenjarakan Anggota Keluarga Kerajaan Sendiri

Senin, 17 Januari 2022 - 18:09 WIB
loading...
Alasan Arab Saudi Sering...
(Foto searah jarum jam) Pangeran Turki bin Saud, Pangeran Mohammed bin Nayef, Puteri Mishaal binti Fahd. Foto/kolase
A A A
RIYADH - Banyak skandal dari keluarga kerajaan Arab Saudi yang berujung dengan vonis penjara yang dijatuhkan pada pelakunya tanpa pandang status.

Ada banyak kasus mengenai anggota kerajaan yang mendapat hukuman karena melanggar hukum Arab Saudi.

Hukum Arab Saudi berlandaskan syariah, yaitu Al-Quran dan Hadits. Negara ini merupakan satu-satunya negara di dunia yang menjadikan kitab suci umat Islam sebagai landasan mutlak hukumnya.



Undang-undang dasar di Arab Saudi bahkan tidak disebut dengan hukum dasar, melainkan “Sistem Pemerintahan Dasar”.



Pelanggaran hukum seperti membunuh orang dan berzina merupakan beberapa contoh bentuk pelanggaran hukum yang memiliki sanksi paling berat dibandingkan pelanggaran lainnya.



Sanksi ini tidak hanya berlaku untuk warga sipil Arab Saudi. Keluarga kerajaan pun tidak luput dari beratnya hukuman atas pelanggaran yang dilakukannya.

Hal ini dilakukan untuk menghindari diskriminasi, karena bagaimanapun, keluarga kerajaan juga merupakan manusia yang harus mematuhi hukum yang tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Sebut saja Puteri Mishaal binti Fahd, yang menerima hukuman pancung karena dituduh berzina dengan pacarnya saat menempuh pendidikan di Lebanon.

Ada juga Pangeran Turki bin Saud yang dihukum mati karena telah membunuh seorang warga sipil lewat perkelahian.

Karena keluarga korban tidak mau menerima diyat atau uang darah dari pihak keluarga pelaku, Pangeran Turki bin Saud pun harus menerima hukuman pancung yang dijatuhkan kepadanya.

Selain itu, kabar penahanan tiga orang pangeran senior Kerajaan Arab Saudi oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga menimbulkan banyak spekulasi mengenai alasan di balik tindakan ini.

Sang putra mahkota memang telah lama disebut-sebut sebagai seseorang yang akrab dengan kontroversi.

Sejak naiknya Mohammed bin Salman sebagai putra mahkota pada 2015, ia telah memperlihatkan ambisi besarnya untuk dapat mempertahankan tempat di kursi takhta dengan membungkam pesaing dan lawan politiknya.

Kejadian ditangkapnya tiga pangeran anggota keluarga kerajaan senior tersebut diyakini merupakan salah satu di antara langkah mewujudkan ambisinya.

Seperti diketahui, adik laki-laki Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz; mantan putra mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef; serta sepupu keluarga kerajaan, Pangeran Nawaf bin Nayef ditangkap bersama sejumlah menteri dan pebisnis di Hotel Ritz-Carlton, Riyadh, beberapa waktu lalu.

Alasan penangkapan ini tidak diketahui, meskipun media memberitakan adanya dugaan pengkhianatan yang dilakukan ketiga pangeran tersebut.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2074 seconds (0.1#10.140)