Nekat Serang Ukraina, Inggris Siapkan Sanksi Ekonomi Mengerikan kepada Rusia
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris memperingatkan Rusia bahwa pihaknya bekerja sama dengan mitra Baratnya dalam menyiapkan sanksi berdampakmengerikan yang menargetkan sektor keuangan Moskow jika menyerang Ukraina.
"Kami tidak akan menerima kampanye yang dilakukan Rusia untuk menumbangkan tetangganya yang demokratis," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss kepada parlemen.
"Mereka secara keliru menyebut Ukraina sebagai ancaman untuk membenarkan sikap agresif mereka," imbuhnya.
"Rusia adalah agresor di sini," kata Truss. "NATO selalu menjadi aliansi defensif," tegasnya seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (6/1/2022).
Truss mengatakan bahwa setiap serangan militer lebih lanjut ke Ukraina oleh Rusia akan membawa konsekuensi besar, termasuk sanksi terkoordinasi untuk memaksakan dampak yang parah pada kepentingan dan ekonomi Rusia.
"Inggris bekerja sama dengan mitra kami dalam sanksi ini, termasuk tindakan berdampak tinggi yang menargetkan sektor keuangan dan individu Rusia," kata Truss.
Truss mengatakan dia akan mengunjungi Kiev akhir bulan ini dan situasinya mencapai momen penting dengan hanya satu jalan ke depan: bagi Putin untuk mundur dari jurang.
"Sangat penting bahwa NATO bersatu dalam melawan perilaku mengancam Rusia," kata Truss.
Inggris, kata Truss, menentang pipa Nord Stream 2 di bawah Laut Baltik.
"Eropa harus mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia," kata Truss.
"Inggris tetap menentang Nord Stream 2 dan saya bekerja dengan sekutu dan mitra untuk menyoroti risiko strategis proyek ini," ujarnya.
Rusia telah mengumpulkan sekitar 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Meskipun Moskow mengatakan tidak memiliki rencana untuk menyerang tetangganya, Presiden Vladimir Putin telah menuntut jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO tidak akan memperluas keanggotaannya lebih jauh ke timur.
Putin mengatakan ekspansi NATO ke arah timur sejak jatuhnya Uni Soviet tahun 1991 merupakan ancaman bagi Rusia yang, katanya, tidak punya tempat untuk mundur. Dia telah memperingatkan Barat agar tidak mengabaikan kekhawatirannya.
Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Crimea dari Ukraina pada tahun 2014, menarik sanksi dan kecaman dari Barat. Kiev ingin wilayah itu kembali.
"Kami tidak akan menerima kampanye yang dilakukan Rusia untuk menumbangkan tetangganya yang demokratis," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss kepada parlemen.
"Mereka secara keliru menyebut Ukraina sebagai ancaman untuk membenarkan sikap agresif mereka," imbuhnya.
"Rusia adalah agresor di sini," kata Truss. "NATO selalu menjadi aliansi defensif," tegasnya seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (6/1/2022).
Truss mengatakan bahwa setiap serangan militer lebih lanjut ke Ukraina oleh Rusia akan membawa konsekuensi besar, termasuk sanksi terkoordinasi untuk memaksakan dampak yang parah pada kepentingan dan ekonomi Rusia.
"Inggris bekerja sama dengan mitra kami dalam sanksi ini, termasuk tindakan berdampak tinggi yang menargetkan sektor keuangan dan individu Rusia," kata Truss.
Truss mengatakan dia akan mengunjungi Kiev akhir bulan ini dan situasinya mencapai momen penting dengan hanya satu jalan ke depan: bagi Putin untuk mundur dari jurang.
"Sangat penting bahwa NATO bersatu dalam melawan perilaku mengancam Rusia," kata Truss.
Inggris, kata Truss, menentang pipa Nord Stream 2 di bawah Laut Baltik.
"Eropa harus mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia," kata Truss.
"Inggris tetap menentang Nord Stream 2 dan saya bekerja dengan sekutu dan mitra untuk menyoroti risiko strategis proyek ini," ujarnya.
Rusia telah mengumpulkan sekitar 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Meskipun Moskow mengatakan tidak memiliki rencana untuk menyerang tetangganya, Presiden Vladimir Putin telah menuntut jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO tidak akan memperluas keanggotaannya lebih jauh ke timur.
Putin mengatakan ekspansi NATO ke arah timur sejak jatuhnya Uni Soviet tahun 1991 merupakan ancaman bagi Rusia yang, katanya, tidak punya tempat untuk mundur. Dia telah memperingatkan Barat agar tidak mengabaikan kekhawatirannya.
Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Crimea dari Ukraina pada tahun 2014, menarik sanksi dan kecaman dari Barat. Kiev ingin wilayah itu kembali.
(ian)