Dibayangi Kekhawatiran Terhadap China, Australia-Jepang Teken Pakta Pertahanan

Kamis, 06 Januari 2022 - 15:53 WIB
loading...
Dibayangi Kekhawatiran...
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menandatangani perjanjian pertahanan kedua negara. Foto/Nikei
A A A
SYDNEY - Para pemimpin Jepang dan Australia menandatangani perjanjian pertahanan penting pada Kamis (6/1/2022). Perjanjian ini memungkinkan kerja sama yang lebih erat antara militer kedua negara dan sebagaikritik terhadap meningkatnya kekuatan China di kawasan Indo-Pasifik .

Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dalam pertemuan puncak virtual untuk menandatangani Perjanjian Akses Timbal Balik, pakta pertahanan pertama yang ditandatangani oleh Jepang dengan negara mana pun selain Amerika Serikat (AS).

Perjanjian tersebut mengikuti lebih dari satu tahun pembicaraan antara Jepang dan Australia yang bertujuan untuk mendobrak hambatan hukum untuk memungkinkan pasukan satu negara memasuki negara lain untuk pelatihan dan tujuan lain.



“Jepang adalah mitra terdekat kami di Asia seperti yang ditunjukkan oleh kemitraan strategis khusus kami — satu-satunya kemitraan seperti itu di Australia,” kata Morrison.

“Kemitraan yang setara, kepercayaan bersama antara dua negara demokrasi besar yang berkomitmen pada supremasi hukum, hak asasi manusia, perdagangan bebas, dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” imbuhnya seperti dikutip dari AP.

Morrison mengatakan perjanjian itu akan menjadi bagian penting dari tanggapan Australia dan Jepang terhadap ketidakpastian yang tengah mereka hadapi dan akan mendukung keterlibatan yang lebih besar dan lebih kompleks dalam pengoperasian antara Angkatan Pertahanan Australia dan Pasukan Bela Diri Jepang.



Dia menyebut pakta itu sebagai momen penting bagi Australia dan Jepang dan (untuk) keamanan kedua negara dan rakyat kedua negara.

Pada gilirannya, Kishida memuji perjanjian itu sebagai instrumen penting yang akan meningkatkan kerja sama keamanan antara negara-negara ke tingkat yang lebih tinggi.

Sementara China tidak disebutkan, signifikansinya pada penandatanganan itu tersirat.

Duta Besar Jepang untuk Australia, Shingo Yamagami, mengatakan bahwa mengingat lingkungan keamanan yang memburuk, apa yang dapat dilakukan Jepang dan Australia bersama-sama adalah pertama-tama meningkatkan pencegahan.



Malcolm Davis, seorang analis senior di Institut Kebijakan Strategis Australia, mengatakan perjanjian itu mengakui pentingnya membangun kemitraan pertahanan yang kuat untuk mencegah China yang semakin agresif.

“Jepang melepaskan diri dari batasan konstitusional pascaperang dalam penggunaan kekuatan militer karena Tokyo mengakui tantangan yang dihadapinya dari China,” katanya kepada Sky News.

“Ada sengketa teritorial antara China dan Jepang dan yang lebih penting lagi, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa China akan mengambil alih Taiwan dalam beberapa tahun ke depan,” ia menambahkan.

Pakta tersebut dibangun di atas dialog strategis yang dikenal sebagai “The Quad,” yang mencakup Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan India. Australia tahun lalu juga menandatangani perjanjian AUKUS dengan Amerika Serikat dan Inggris, keduanya telah berjanji untuk membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1393 seconds (0.1#10.140)