Bantu Program Nuklir Pakistan, Mossad Bom Perusahaan Jerman dan Swiss

Selasa, 04 Januari 2022 - 10:43 WIB
loading...
A A A
Satu bom surat meledak di rumahnya pada 18 November 1981, hingga menewaskan anjing kesayangannya.

Menurut NZZ, Mebus juga bergabung dengan ilmuwan nuklir terkemuka Pakistan, Abdul Qadeer Khan, pada pertemuan di Zurich dan Dubai dengan Masud Naraghi, yang saat itu menjadi kepala Organisasi Energi Atom Iran.

Polisi Swiss dan Jerman Barat tidak pernah dapat melacak pelakunya, dengan serangan yang diklaim oleh kelompok tidak dikenal yang disebut “Grup untuk Non-Proliferasi di Asia Selatan”, “Komite untuk Menjaga Revolusi Islam”, dan “Liga untuk Melindungi Sub-Benua” yang belum pernah ada catatannya sebelum atau sesudahnya.

Banyak dari korban juga menerima panggilan telepon yang mengintimidasi setelah pengeboman tersebut.

Perusahaan lain juga mendapat panggilan telepon, termasuk Siegfried Schertler, pendiri produsen katup vakum Vakuum-Apparate-Technik (PPN).

Menurut file Kepolisian Federal Swiss yang dilihat NZZ, Schertler mengatakan seorang tokoh bernama David dari kedutaan Israel di Bonn telah meneleponnya dan mendesaknya menghentikan "bisnis" dengan senjata nuklir dan beralih ke bisnis tekstil sebagai gantinya.

Meskipun demikian, NZZ berhati-hati untuk mencatat, mengikuti sejarawan sebelumnya, bahwa tidak ada "asap senjata api" yang pernah secara langsung menghubungkan Mossad dengan pemboman 1981.

“Kampanye terorisme akhirnya gagal, karena banyak perusahaan segera menerima kesepakatan baru yang menguntungkan dari pemerintahan Presiden Pakistan Muhammad Zia-ul-Haq,” ungkap laporan NZZ.

Pakistan akhirnya meledakkan lima senjata nuklir di bawah tanah pada 28 Mei 1998, menjadi kekuatan nuklir kedelapan di dunia dan ketiga di luar Dewan Keamanan PBB.

Pakistan bergabung dengan saingan regional Israel dan Pakistan, India, yang meledakkan bom nuklir pada tahun 1976.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1113 seconds (0.1#10.140)