Trump Klaim Pria 75 Tahun yang Dijatuhkan Polisi Provokator Antifa
loading...
A
A
A
BUFFALO - Presiden Donald Trump mengklaim pria tua berusia 75 tahun di Buffalo, Amerika Serikat (AS) , yang didorong dua polisi hingga jatuh ke tanah dan berdarah pada pekan lalu kemungkin adalah provokator Antifa.
Antifa adalah gerakan anti-fasis yang tidak berbasis. Gerakan ini membenci fasisme dan jalan yang dipilih untuk melawan fasisme adalah dengan kekerasan. Trump memutuskan akan melabeli Antifa sebagai organisasi teroris.
Insiden terhadap pria 75 tahun yang memicu kecaman itu terjadi selama demonstrasi menuntut keadilan untuk pria kulit George Floyd yang tewas setelah lehernya dicekik polisi kulit putih dengan lututnya di Minneapolis, 25 Mei lalu. Kematian Floyd telah memicu demo yang diwarnai kekerasan massal hampir di seluruh wilayah Amerika.
Pria 75 tahun yang dijatuhkan dua polisi Buffalo tersebut bernama Martin Gugino. Seorang polisi mendorongnya dengan tongkat dan polisi lainnya mendorongnya dengan tangan hingga dia terjatuh dan mengalami pendarahan di kepala. (Baca: Brutalnya Polisi AS dalam Demo: Pria 75 Tahun Dijatuhkan, Kepalanya Berdarah )
Klaim Trump bahwa Gugino diduga provokator Antifa kemungkinan mengadopsi teori dari One America News (OAN), outlet media konservatif yang telah dipromosikannya di Twitter. Mengutip laporan OAN, Trump mengatakan bahwa Martin Gugino sedang mencoba memindai peralatan polisi dan menutup komunikasi.
“Saya memerhatikan, dia jatuh lebih keras dari yang didorong. Sedang membidik pemindai. Bisakah itu merupakan setingan?” tulis Trump yang juga mencurigai jatuhnya Gugino yang berdarah adalah rekaan.
Pihak pengacara Gugino mengatakan pada hari Senin bahwa dia masih dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi serius tetapi stabil. Pihak pengacara juga mengaku bingung mengapa presiden membuat tuduhan yang gelap, berbahaya, dan tidak benar terhadap pria tua tersebut.
Pekan lalu, Jaksa Agung William Barr mengatakan pemerintah federal memiliki bukti bahwa gerakan antifa telah membajak demonstrasi damai. (Baca juga: Dikepung Militer, Area Gedung Putih Mirip Zona Perang )
Di Capitol Hill, tweet Trump disambut dengan jijik oleh senator Republik, Mitt Romney. “Saya melihat tweet itu. Itu adalah hal yang mengejutkan untuk dikatakan dan saya tidak akan memuliakannya dengan komentar lebih lanjut," kata politisi satu partai dengan Trump tersebut.
Senator Lisa Murkowksi, yang Trump dianggap Trump sudah berkampanye untuk melawannya, mengatakan; "Ya Tuhan" ketika ditampilkan tweet Trump. "Mengapa Anda mengipasi api? Hanya itu yang akan saya katakan. Terima kasih," katanya ketika mengomentari tweet presiden, seperti dikutip Marketwatch, Rabu (10/6/2020).
Antifa adalah gerakan anti-fasis yang tidak berbasis. Gerakan ini membenci fasisme dan jalan yang dipilih untuk melawan fasisme adalah dengan kekerasan. Trump memutuskan akan melabeli Antifa sebagai organisasi teroris.
Insiden terhadap pria 75 tahun yang memicu kecaman itu terjadi selama demonstrasi menuntut keadilan untuk pria kulit George Floyd yang tewas setelah lehernya dicekik polisi kulit putih dengan lututnya di Minneapolis, 25 Mei lalu. Kematian Floyd telah memicu demo yang diwarnai kekerasan massal hampir di seluruh wilayah Amerika.
Pria 75 tahun yang dijatuhkan dua polisi Buffalo tersebut bernama Martin Gugino. Seorang polisi mendorongnya dengan tongkat dan polisi lainnya mendorongnya dengan tangan hingga dia terjatuh dan mengalami pendarahan di kepala. (Baca: Brutalnya Polisi AS dalam Demo: Pria 75 Tahun Dijatuhkan, Kepalanya Berdarah )
Klaim Trump bahwa Gugino diduga provokator Antifa kemungkinan mengadopsi teori dari One America News (OAN), outlet media konservatif yang telah dipromosikannya di Twitter. Mengutip laporan OAN, Trump mengatakan bahwa Martin Gugino sedang mencoba memindai peralatan polisi dan menutup komunikasi.
“Saya memerhatikan, dia jatuh lebih keras dari yang didorong. Sedang membidik pemindai. Bisakah itu merupakan setingan?” tulis Trump yang juga mencurigai jatuhnya Gugino yang berdarah adalah rekaan.
Pihak pengacara Gugino mengatakan pada hari Senin bahwa dia masih dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi serius tetapi stabil. Pihak pengacara juga mengaku bingung mengapa presiden membuat tuduhan yang gelap, berbahaya, dan tidak benar terhadap pria tua tersebut.
Pekan lalu, Jaksa Agung William Barr mengatakan pemerintah federal memiliki bukti bahwa gerakan antifa telah membajak demonstrasi damai. (Baca juga: Dikepung Militer, Area Gedung Putih Mirip Zona Perang )
Di Capitol Hill, tweet Trump disambut dengan jijik oleh senator Republik, Mitt Romney. “Saya melihat tweet itu. Itu adalah hal yang mengejutkan untuk dikatakan dan saya tidak akan memuliakannya dengan komentar lebih lanjut," kata politisi satu partai dengan Trump tersebut.
Senator Lisa Murkowksi, yang Trump dianggap Trump sudah berkampanye untuk melawannya, mengatakan; "Ya Tuhan" ketika ditampilkan tweet Trump. "Mengapa Anda mengipasi api? Hanya itu yang akan saya katakan. Terima kasih," katanya ketika mengomentari tweet presiden, seperti dikutip Marketwatch, Rabu (10/6/2020).
(mas)