Pakar Peringatkan Korut Bisa Tes Nuklir atau Rudal Tahun Depan
loading...
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) dapat melakukan uji coba rudal balistik antarbenua atau tes nuklir menjelang pemilu sela November 2022 di Amerika Serikat (AS).
Peringatan itu diungkapkan para pakar di lembaga think tank yang berbasis di Seoul, Asan Institute for Policy Studies, dikutip Yonhap pada Selasa (28/12/2021).
"Korea Utara kemungkinan akan lebih fokus pada provokasi daripada dialog," papar pernyataan lembaga itu, menuduh bahwa "provokasi" dapat terjadi antara Mei dan November.
Menurut think tank itu, Pyongyang dapat memilih untuk meluncurkan lebih cepat, rudal jarak jauh atau kapal selam baru untuk meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea.
Jika pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak bereaksi terhadap provokasi, Korea Utara diduga dapat melakukan uji coba nuklir atau uji coba rudal jarak menengah atau jarak jauh.
Baca juga: Israel Ancam Bisa Serang Iran Besok, Hizbullah Mungkin Membalas
Tuduhan itu muncul ketika Pemimpin Korut Kim Jong-un memulai rapat pleno partai untuk membahas strategi negara itu pada 2022.
Prioritasnya, Korea Utara kemungkinan mengungkapkan nasib pembicaraan denuklirisasi dengan AS pada akhir pleno.
Amerika Serikat sebelumnya mengatakan siap melakukan dialog dengan Korea Utara tanpa prasyarat.
Kim menguraikan pada Juni bahwa negaranya harus siap untuk "dialog dan konfrontasi" dengan Washington.
Pembicaraan nuklir antara AS dan Korea Utara diluncurkan mantan Presiden Donald Trump, tetapi upaya itu berakhir pada 2019 tanpa kesepakatan.
Menanggapi inisiatif Amerika Serikat menghidupkan kembali pembicaraan ini, Pyongyang menuntut agar Washington membuang "kebijakan bermusuhan" mereka terhadap Korea Utara terlebih dahulu.
Selama 2021, Pyongyang kadang-kadang menguji sistem senjata baru yang dikatakan mencakup rudal jelajah jarak jauh yang mampu mengirimkan hulu ledak nuklir ke seluruh Korea Selatan dan sebagian besar Jepang, bersama dengan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.
Peringatan itu diungkapkan para pakar di lembaga think tank yang berbasis di Seoul, Asan Institute for Policy Studies, dikutip Yonhap pada Selasa (28/12/2021).
"Korea Utara kemungkinan akan lebih fokus pada provokasi daripada dialog," papar pernyataan lembaga itu, menuduh bahwa "provokasi" dapat terjadi antara Mei dan November.
Menurut think tank itu, Pyongyang dapat memilih untuk meluncurkan lebih cepat, rudal jarak jauh atau kapal selam baru untuk meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea.
Jika pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak bereaksi terhadap provokasi, Korea Utara diduga dapat melakukan uji coba nuklir atau uji coba rudal jarak menengah atau jarak jauh.
Baca juga: Israel Ancam Bisa Serang Iran Besok, Hizbullah Mungkin Membalas
Tuduhan itu muncul ketika Pemimpin Korut Kim Jong-un memulai rapat pleno partai untuk membahas strategi negara itu pada 2022.
Prioritasnya, Korea Utara kemungkinan mengungkapkan nasib pembicaraan denuklirisasi dengan AS pada akhir pleno.
Amerika Serikat sebelumnya mengatakan siap melakukan dialog dengan Korea Utara tanpa prasyarat.
Kim menguraikan pada Juni bahwa negaranya harus siap untuk "dialog dan konfrontasi" dengan Washington.
Pembicaraan nuklir antara AS dan Korea Utara diluncurkan mantan Presiden Donald Trump, tetapi upaya itu berakhir pada 2019 tanpa kesepakatan.
Menanggapi inisiatif Amerika Serikat menghidupkan kembali pembicaraan ini, Pyongyang menuntut agar Washington membuang "kebijakan bermusuhan" mereka terhadap Korea Utara terlebih dahulu.
Selama 2021, Pyongyang kadang-kadang menguji sistem senjata baru yang dikatakan mencakup rudal jelajah jarak jauh yang mampu mengirimkan hulu ledak nuklir ke seluruh Korea Selatan dan sebagian besar Jepang, bersama dengan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.
(sya)