Omicron Mengamuk di Inggris, Tembus 100 Ribu Kasus dalam Sehari
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris untuk pertama kalinya melaporkan lebih dari 100 ribu kasus virus Corona baru dalam sehari. Kondisi ini semakin menambah tekanan kepada Perdana Menteri (PM) Boris Johnson terkait apakah akan memberlakukan pembatasan baru setelah Natal atau tidak.
Inggris mencatat sekitar 106.122 kasus baru pada Rabu (22/12/2021) karena varian Omicron yang menyebar dengan cepat memicu gelombang rekor. Menurut data resmi, jumlah ini melompat lebih dari 15 ribu daripada yang tercatat pada Selasa lalu.
Untuk diketahui, sebelum bulan ini, Inggris tidak pernah mencatat lebih dari 70.000 kasus COVID-19 dalam sehari seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (23/12/2021).
Lonjakan besar kasus COVID-19 menimbulkan dilema besar bagi Johnson, yang kurang dari 24 jam lalu berjanji tidak akan ada pembatasan baru pada kebebasan di Inggris sebelum Natal, sementara mengisyaratkan dia mungkin harus memperketat aturan sesudahnya.
Apa yang terjadi di London, yang dilihat sebagai pusat wabah Omicron, mungkin menjadi kunci keputusan Johnson. Sementara jumlah rawat inap di kota tetap jauh di bawah puncak musim dingin lalu sejauh ini, angka terus meningkat. Angka jumlah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 27 November, ketika Inggris pertama kali melaporkan kasus jenis baru.
Tanda-tanda untuk saat ini adalah Johnson enggan membuat keputusan yang secara politis sulit untuk mengekang kebebasan. Pekan lalu, 101 anggota parlemen menentang pengenalan kartu pas COVID-19 agar bisa masuk ke suatu tempat dan sebuah acara.
Johnson kemungkinan akan menghadapi pemberontakan serupa, atau bahkan lebih besar, jika dia mencoba meloloskan tindakan yang disarankan oleh Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat pemerintah. Itu termasuk larangan pencampuran dalam ruangan dari rumah tangga yang berbeda, batasan jumlah orang yang dapat bertemu di luar ruangan, dan larangan menerima tamu di dalam ruangan.
Lihat Juga: Sudah 107 Tahun Deklarasi Balfour, Cikal Bakal Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina
Inggris mencatat sekitar 106.122 kasus baru pada Rabu (22/12/2021) karena varian Omicron yang menyebar dengan cepat memicu gelombang rekor. Menurut data resmi, jumlah ini melompat lebih dari 15 ribu daripada yang tercatat pada Selasa lalu.
Untuk diketahui, sebelum bulan ini, Inggris tidak pernah mencatat lebih dari 70.000 kasus COVID-19 dalam sehari seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (23/12/2021).
Lonjakan besar kasus COVID-19 menimbulkan dilema besar bagi Johnson, yang kurang dari 24 jam lalu berjanji tidak akan ada pembatasan baru pada kebebasan di Inggris sebelum Natal, sementara mengisyaratkan dia mungkin harus memperketat aturan sesudahnya.
Apa yang terjadi di London, yang dilihat sebagai pusat wabah Omicron, mungkin menjadi kunci keputusan Johnson. Sementara jumlah rawat inap di kota tetap jauh di bawah puncak musim dingin lalu sejauh ini, angka terus meningkat. Angka jumlah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 27 November, ketika Inggris pertama kali melaporkan kasus jenis baru.
Tanda-tanda untuk saat ini adalah Johnson enggan membuat keputusan yang secara politis sulit untuk mengekang kebebasan. Pekan lalu, 101 anggota parlemen menentang pengenalan kartu pas COVID-19 agar bisa masuk ke suatu tempat dan sebuah acara.
Johnson kemungkinan akan menghadapi pemberontakan serupa, atau bahkan lebih besar, jika dia mencoba meloloskan tindakan yang disarankan oleh Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat pemerintah. Itu termasuk larangan pencampuran dalam ruangan dari rumah tangga yang berbeda, batasan jumlah orang yang dapat bertemu di luar ruangan, dan larangan menerima tamu di dalam ruangan.
Lihat Juga: Sudah 107 Tahun Deklarasi Balfour, Cikal Bakal Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina
(ian)