Komandan AU: Jika Diperlukan, Israel Bisa Serang Fasilitas Nuklir Iran Besok
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel memiliki sarana untuk menyerang fasilitas nuklir Iran dengan sukses besok jika diperlukan. Hal itu diungkapkan komandan Angkatan Udara Israel, Mayor Jenderal Tomer Bar.
Berbicara kepada surat kabar Israel, Yediot Aharonot, sosok yang memimpin Direktorat Desain Angkatan berasumsi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menyerang fasilitas nuklir Teheran jika pembicaraan antara Iran dan kelompok perunding P5+1 gagal.
"Saya harus berasumsi itu akan terjadi dalam hidup saya, dan bahu saya sudah bersiap untuk beban tanggung jawab. Tidak mungkin kami akan beroperasi di sana, 1.000 kilometer dari sini, dan saya akan kembali ke rumah tanpa bisa mengatakan 'saya menyelesaikan misi'", katanya kepada surat kabar itu seperti dilansir dari Sputnik, Kamis (23/12/2021).
Mayor jenderal itu telah menolak laporan bahwa kurangnya dana menghambat misi IDF.
“Kami memperlengkapi diri dengan F-35. Kami membeli ribuan pencegat Iron Dome untuk pertahanan multi-layer," ujar Bar.
Komandan Israel itu juga menyinggung laporan The New York Times pekan lalu, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) telah menolak permintaan Israel untuk mempercepat pasokan pesawat pengisian bahan bakar Boeing KC-46 Pegasus.
Jet-jet itu akan dikirim berdasarkan kesepakatan senilai USD2,4 miliar yang ditandatangani AS dan Israel tahun lalu. Menurut surat kabar itu, Israel menganggap pesawat itu penting untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Karakteristik KC-46 memungkinkan pesawat untuk mengisi bahan bakar tiga jet sekaligus dalam empat menit.
Bar mengatakan bahwa dia tidak tahu mengapa Gedung Putih menolak permintaan Israel, tetapi menekankan bahwa dia belum kehabisan kemungkinan mendapatkan setidaknya dua jet sebelumnya.
Wawancaranya dilakukan seminggu setelah laporan media mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Naftali Bennett diduga menyatakan bahwa Israel sedang mempersiapkan opsi militer guna mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Berbicara kepada surat kabar Israel, Yediot Aharonot, sosok yang memimpin Direktorat Desain Angkatan berasumsi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menyerang fasilitas nuklir Teheran jika pembicaraan antara Iran dan kelompok perunding P5+1 gagal.
"Saya harus berasumsi itu akan terjadi dalam hidup saya, dan bahu saya sudah bersiap untuk beban tanggung jawab. Tidak mungkin kami akan beroperasi di sana, 1.000 kilometer dari sini, dan saya akan kembali ke rumah tanpa bisa mengatakan 'saya menyelesaikan misi'", katanya kepada surat kabar itu seperti dilansir dari Sputnik, Kamis (23/12/2021).
Mayor jenderal itu telah menolak laporan bahwa kurangnya dana menghambat misi IDF.
“Kami memperlengkapi diri dengan F-35. Kami membeli ribuan pencegat Iron Dome untuk pertahanan multi-layer," ujar Bar.
Komandan Israel itu juga menyinggung laporan The New York Times pekan lalu, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) telah menolak permintaan Israel untuk mempercepat pasokan pesawat pengisian bahan bakar Boeing KC-46 Pegasus.
Jet-jet itu akan dikirim berdasarkan kesepakatan senilai USD2,4 miliar yang ditandatangani AS dan Israel tahun lalu. Menurut surat kabar itu, Israel menganggap pesawat itu penting untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Karakteristik KC-46 memungkinkan pesawat untuk mengisi bahan bakar tiga jet sekaligus dalam empat menit.
Bar mengatakan bahwa dia tidak tahu mengapa Gedung Putih menolak permintaan Israel, tetapi menekankan bahwa dia belum kehabisan kemungkinan mendapatkan setidaknya dua jet sebelumnya.
Wawancaranya dilakukan seminggu setelah laporan media mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Naftali Bennett diduga menyatakan bahwa Israel sedang mempersiapkan opsi militer guna mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.