Tuntut Keadilan untuk Floyd, Eropa Gabung Unjuk Rasa Anti-Rasisme
loading...
A
A
A
MADRID - Eropa telah bergabung dalam aksi unjuk rasa yang menentang segala bentuk diskriminasi dan rasisme. Masyarakat Spanyol telah turun ke jalan untuk menyuarakan keadilan atas George Floyd yang tewas tidak wajar ditangan polisi Amerika Serikat (AS).
Insiden kematian Floyd telah memantik kemarahan orang kulit hitam dan para aktivis HAM, tidak hanya AS, tapi juga Eropa. Para pendemo di Spanyol berkumpul di jalan raya, sekalipun pembatasan sosial untuk mencegah wabah Covid-19 masih berlaku.
Seperti dilansir Reuters, ribuan orang mendatangi Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Madrid untuk menuntut keadilan. Mereka juga berteriak, "Saya tak dapat bernapas," untuk meniru pernyataan terakhir Floyd yang tewas digencet lutut polisi. (Baca: Arab Saudi Tetap Membuka Pintu Bagi Jamaah Haji Tahun Ini?)
"Rasisme tak mengenal perbatasan," kata Leinisa Seemdo, 26, seorang ahli penerjemah bahasa Spanyol dari Cape Verde. "Di semua negara yang pernah saya singgahi, saya telah mengalami berbagai bentuk diskriminasi yang didasarkan pada warna kulit," katanya.
Wilayah Rome's Piazza del Popolo telah sunyi selama delapan menit untuk mengenang Floyd yang juga digencet selama delapan menit. Sebagian besar dari pendemo berlutut dan mengangkat tinju ke langit.
"Kami tak bisa bernapas," teriak orang-orang di tengah kerumunan pendemo setelah selesai mengheningkan cipta. "Sangat sulit hidup di sini," kata Morikeba Samate, 32, satu dari ribuan imigran asal Senegal yang datang ke Italia melalui perjalanan yang sangat berbahaya.
Kematian Floyd bulan lalu memicu kerusuhan paling besar, luas, dan serius di AS sejak pembunuhan Martin Luther King pada 1968. Pelaku, Derek Chauvin, dipecat dari kepolisian dan didakwa pembunuhan tingkat. Adapun tiga rekannya didakwa lebih ringan.
Ribuan orang juga berkumpul dan berdemo di depan Kedubes AS di Budapest, Hungaria. Mereka melakukan demonstrasi di Szabadsag Square dan menuntut adanya keadilan bagi seluruh masyarakat AS tanpa memandang ras. (Baca juga: Korsel Kerahkan Robot untuk Bantu Cegah Penyebaran Covid-19)
"Jika kita ingin hidup di dunia yang lebih baik, kita harus mengubah cara kita hidup secara radikal," kata G Ras, penyanyi reggae Hungaria. Ribuan pendemo juga berkumpul dan melakukan protes serupa di Belanda.
Masyarakat Inggris juga memberikan tekanan pada AS. Warga kulit hitam setempat telah melakukan demonstrasi di berbagai kota untuk menunjukkan persaudaraan dengan warga kulit hitam di AS, terutama untuk menentang diskriminasi dan rasisme.
Insiden kematian Floyd telah memantik kemarahan orang kulit hitam dan para aktivis HAM, tidak hanya AS, tapi juga Eropa. Para pendemo di Spanyol berkumpul di jalan raya, sekalipun pembatasan sosial untuk mencegah wabah Covid-19 masih berlaku.
Seperti dilansir Reuters, ribuan orang mendatangi Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Madrid untuk menuntut keadilan. Mereka juga berteriak, "Saya tak dapat bernapas," untuk meniru pernyataan terakhir Floyd yang tewas digencet lutut polisi. (Baca: Arab Saudi Tetap Membuka Pintu Bagi Jamaah Haji Tahun Ini?)
"Rasisme tak mengenal perbatasan," kata Leinisa Seemdo, 26, seorang ahli penerjemah bahasa Spanyol dari Cape Verde. "Di semua negara yang pernah saya singgahi, saya telah mengalami berbagai bentuk diskriminasi yang didasarkan pada warna kulit," katanya.
Wilayah Rome's Piazza del Popolo telah sunyi selama delapan menit untuk mengenang Floyd yang juga digencet selama delapan menit. Sebagian besar dari pendemo berlutut dan mengangkat tinju ke langit.
"Kami tak bisa bernapas," teriak orang-orang di tengah kerumunan pendemo setelah selesai mengheningkan cipta. "Sangat sulit hidup di sini," kata Morikeba Samate, 32, satu dari ribuan imigran asal Senegal yang datang ke Italia melalui perjalanan yang sangat berbahaya.
Kematian Floyd bulan lalu memicu kerusuhan paling besar, luas, dan serius di AS sejak pembunuhan Martin Luther King pada 1968. Pelaku, Derek Chauvin, dipecat dari kepolisian dan didakwa pembunuhan tingkat. Adapun tiga rekannya didakwa lebih ringan.
Ribuan orang juga berkumpul dan berdemo di depan Kedubes AS di Budapest, Hungaria. Mereka melakukan demonstrasi di Szabadsag Square dan menuntut adanya keadilan bagi seluruh masyarakat AS tanpa memandang ras. (Baca juga: Korsel Kerahkan Robot untuk Bantu Cegah Penyebaran Covid-19)
"Jika kita ingin hidup di dunia yang lebih baik, kita harus mengubah cara kita hidup secara radikal," kata G Ras, penyanyi reggae Hungaria. Ribuan pendemo juga berkumpul dan melakukan protes serupa di Belanda.
Masyarakat Inggris juga memberikan tekanan pada AS. Warga kulit hitam setempat telah melakukan demonstrasi di berbagai kota untuk menunjukkan persaudaraan dengan warga kulit hitam di AS, terutama untuk menentang diskriminasi dan rasisme.