Ribuan Penyihir Dieksekusi 300 Tahun Lalu, Kini Diampuni Secara Resmi
loading...
A
A
A
EDINBURGH - Ribuan orang yang sebagian besar wanita dan anak perempuan, dituduh melakukan sihir di Skotlandia ratusan tahun yang lalu.
Mereka akan diampuni setelah kampanye selama dua tahun oleh kelompok aktivis Witches of Scotland (Penyihir Skotlandia), menurut laporan RT.com pada Minggu (19/12/2021).
Beragam dugaan kejahatan oleh wanita dilaporkan mulai dari menyebabkan mabuk hingga bertemu dengan Iblis.
Lebih dari setengah dari mereka yang dituduh berdasarkan Undang-Undang Sihir antara tahun 1563 dan 1736 dieksekusi secara mengerikan.
Menurut perkiraan yang dikutip Sunday Times, sekitar 85% dari korban yang dieksekusi mati secara sadis adalah perempuan.
Pemerintahan Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon telah mendukung Rancangan Undang-undang (RUU) yang diusulkan di parlemen yang meminta pemerintah membersihkan nama-nama para korban secara anumerta.
Kemungkinan pengampunan itu diberikan setelah kampanye panjang selama dua tahun yang dipimpin kelompok bernama Witches of Scotland.
Aktivis Claire Mitchell QC dan Zoe Venditozzi meluncurkan petisi pada Hari Perempuan Internasional 2020, menuntut agar pihak berwenang mengampuni, meminta maaf, dan mengenang mereka yang terbunuh sebagai penyihir di Skotlandia.
Pada 1 September 2021, komite parlemen setuju menyerahkan masalah ini kepada pemerintah Skotlandia.
“RUU yang memberikan pengampunan dapat disahkan pada awal musim panas 2022,” ungkap laporan media.
Natalie Don, anggota parlemen dari Partai Nasional Skotlandia, mengatakan kepada Sunday Times bahwa, “Benar, kesalahan ini harus diluruskan, bahwa orang-orang yang dikriminalisasi ini, kebanyakan wanita, harus diampuni.”
Perburuan penyihir yang dipicu penafsiran agama dan takhayul tidak hanya terjadi di Skotlandia, dengan praktik serupa yang terlihat di Jerman barat, Prancis, Italia utara, dan Swiss, dan yang kemudian terjadi di Amerika Serikat (AS).
Puluhan ribu wanita yang dituduh melakukan sihir dibakar di tiang pancang atau digantung selama beberapa abad di berbagai negara.
Dan sementara di Barat, penuntutan terhadap para penyihir berhenti pada akhir abad ke-18, meski di tempat lain di dunia, sihir masih dianggap sebagai kejahatan.
Arab Saudi, misalnya, mendirikan unit anti-sihir pada 2009 dan bahkan menuduh para perempuan yang kemudian dihukum mati.
Demikian pula, Republik Afrika Tengah memberikan hukuman yang sangat keras kepada mereka yang dituduh sebagai penyihir.
Lihat Juga: Siapakah Amy Tripp? Astrolog Cantik yang Memprediksi Biden Akan Mundur dan Trump Menang Pilpres AS
Mereka akan diampuni setelah kampanye selama dua tahun oleh kelompok aktivis Witches of Scotland (Penyihir Skotlandia), menurut laporan RT.com pada Minggu (19/12/2021).
Beragam dugaan kejahatan oleh wanita dilaporkan mulai dari menyebabkan mabuk hingga bertemu dengan Iblis.
Lebih dari setengah dari mereka yang dituduh berdasarkan Undang-Undang Sihir antara tahun 1563 dan 1736 dieksekusi secara mengerikan.
Menurut perkiraan yang dikutip Sunday Times, sekitar 85% dari korban yang dieksekusi mati secara sadis adalah perempuan.
Pemerintahan Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon telah mendukung Rancangan Undang-undang (RUU) yang diusulkan di parlemen yang meminta pemerintah membersihkan nama-nama para korban secara anumerta.
Kemungkinan pengampunan itu diberikan setelah kampanye panjang selama dua tahun yang dipimpin kelompok bernama Witches of Scotland.
Aktivis Claire Mitchell QC dan Zoe Venditozzi meluncurkan petisi pada Hari Perempuan Internasional 2020, menuntut agar pihak berwenang mengampuni, meminta maaf, dan mengenang mereka yang terbunuh sebagai penyihir di Skotlandia.
Pada 1 September 2021, komite parlemen setuju menyerahkan masalah ini kepada pemerintah Skotlandia.
“RUU yang memberikan pengampunan dapat disahkan pada awal musim panas 2022,” ungkap laporan media.
Natalie Don, anggota parlemen dari Partai Nasional Skotlandia, mengatakan kepada Sunday Times bahwa, “Benar, kesalahan ini harus diluruskan, bahwa orang-orang yang dikriminalisasi ini, kebanyakan wanita, harus diampuni.”
Perburuan penyihir yang dipicu penafsiran agama dan takhayul tidak hanya terjadi di Skotlandia, dengan praktik serupa yang terlihat di Jerman barat, Prancis, Italia utara, dan Swiss, dan yang kemudian terjadi di Amerika Serikat (AS).
Puluhan ribu wanita yang dituduh melakukan sihir dibakar di tiang pancang atau digantung selama beberapa abad di berbagai negara.
Dan sementara di Barat, penuntutan terhadap para penyihir berhenti pada akhir abad ke-18, meski di tempat lain di dunia, sihir masih dianggap sebagai kejahatan.
Arab Saudi, misalnya, mendirikan unit anti-sihir pada 2009 dan bahkan menuduh para perempuan yang kemudian dihukum mati.
Demikian pula, Republik Afrika Tengah memberikan hukuman yang sangat keras kepada mereka yang dituduh sebagai penyihir.
Lihat Juga: Siapakah Amy Tripp? Astrolog Cantik yang Memprediksi Biden Akan Mundur dan Trump Menang Pilpres AS
(sya)