Lockdown Diperpanjang, Perantau India Telantar di Bawah Jembatan Layang

Kamis, 23 April 2020 - 11:15 WIB
loading...
Lockdown Diperpanjang,...
Para perantau di India berjalan kaki demi mudik ke kampung halaman selama lockdown di New Delhi,india, 26 Maret 2020. Foto/Reuters
A A A
MUMBAI - Setelah Pemerintah India memperpanjang lockdown demi mencegah persebaran wabah corona (Covid-19), ribuan perantau terdampar di stasiun dan terminal. Mereka tidak dapat mudik ke kampung halaman mengingat hampir semua moda transportasi tidak beroperasi, baik kereta ataupun bus.

Pertengahan pekan ini tersebar rumor bahwa kereta api akan kembali beroperasi sehingga masyarakat kembali berkumpul di stasiun, tapi itu berita palsu. Hal tersebut menyebabkan sistem lockdown tidak berjalan efektif. Masyarakat India menuntut pemerintah agar menyediakan transportasi untuk mudik.

Polisi berupaya menertibkan masyarakat dan memaksa mereka untuk tidak berkerumun di satu titik. Saat ini ratusan perantau dari daerah telantar di bawah Jembatan Sungai Yamuna yang dikenal dengan tumpukan sampah plastiknya. Seorang perantau di sana mengaku tidak dapat mandi dan tidak makan selama hampir tiga hari.

Para perantau di India sengsara secara keuangan karena tidak memiliki tabungan setelah “dirumahkan”. Sekitar 40 juta warga daerah merantau ke kota-kota besar untuk mengadu nasib. Upaya pemerintah untuk memindahkan perantau yang telantar ke tempat penampungan sementara juga tidak mencukupi semua.

Sebagian besar warga daerah di India pergi ke kota untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga, pengemudi, buruh pabrik, buruh bangunan, atau pedagang kaki lima. Para ahli menilai pemerintah gagal mengelola sistem sosial dan masih timpang, terutama terhadap masyarakat miskin yang rawan terkena krisis.

Para perantau di India mencoba melalui masa sulit ini dengan tidur di bawah jembatan layang sampai lockdown dibuka. Hanya ada dua pertanyaan yang selalu mereka layangkan, “Kapan semua ini akan berakhir? Kapan kami pulang?” Sebagian dari mereka mengaku ditipu polisi dan berakhir di bawah jembatan.

Pemerintah India telah memberlakukan lockdown secara nasional sejak pertengahan Maret lalu. Kebijakan itu telah diperpanjang pada pekan lalu. Seperti dilansir CNN, jalan raya, pedestrian, transportasi umum, dan ruang publik menjadi sunyi dan sepi. Bahkan situs konstruksi bangunan juga ditinggalkan.

India merupakan negara dengan penduduk terbesar kedua di dunia setelah China dan negara dengan ekonomi terbesar kelima. Relasi perdagangannya hampir terkoneksi ke seluruh penjuru dunia. Kendati demikian India yang memiliki 1,34 miliar penduduk boleh dibilang berhasil memperlambat persebaran virus tersebut.

Sejauh ini India hanya memiliki 492 pasien yang positif terjangkit Covid-19, 9 di antaranya tewas. Sebaliknya Amerika Serikat (AS) yang juga memiliki populasi besar, yakni 327,2 juta penduduk, memiliki 54.941 pasien–terbesar ketiga di dunia setelah Italia (69.176 pasien) dan China (81.218 pasien) sebagai pusat Covid-19.

Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengatakan saat ini tidak ada tanda-tanda Covid-19 telah mewabah di masyarakat. Namun dia mengimbau seluruh masyarakat India untuk waspada dan tetap tinggal di rumah, kecuali untuk keperluan darurat. Keputusan agresif itu juga diapresiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
(Muh Shamil)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1377 seconds (0.1#10.140)