Jurnalis Filipina Ditembak Mati Saat Nonton TV di Toko
loading...
A
A
A
MANILA - Seorang jurnalis yang membantu dalam penyelidikan kantor berita Reuters yang memenangkan Hadiah Pulitzer terhadap perang narkoba Presiden Rodrigo Duterte , telah ditembak mati. Ini adalah korban terbaru dalam kekerasan berkelanjutan terhadap orang-orang yang bekerja di media di Filipina .
Jesus Malabanan tewas di tembak saat sedang menonton TV di sebuah toko di kota Filipina tengah. Ia meninggal saat dibawa ke rumah sakit setelah ditembak di kepalanya oleh salah satu dari dua pria pengendara sepeda motor pada Rabu malam di sebuah toko milik keluarganya di kota Calbayog, Samar.
Para tersangka melarikan diri dan polisi tengah melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi mereka dan motof serangan tersebut seperti dilansir dari AP, Kamis (9/12/2021).
Sebagai jurnalis independen, Malabanan menyumbangkan berita ke beberapa kantor media yang berbasis di Filipina serta kantor berita Reuters.
Kelompok pengawas media mengutuk pembunuhan itu, termasuk rekan-rekan Malabanan di Pampanga, sebuah provinsi di utara Manila di mana dia tinggal dan bekerja selama bertahun-tahun sebagai koresponden berita dan sebagai stringer untuk Reuters.
Dalam sebuah postingan media sosial, jurnalis Manny Mogato, yang juga merupakan bagian dari tim Reuters yang memenangkan Penghargaan Pulitzer 2018 dalam Pelaporan Internasional, menulis bahwa Malabanan banyak membantu Reuters dalam kisah perang narkoba yang memenangkan Pulitzer pada 2018.
Perang narkoba Duterte, yang menewaskan ribuan tersangka tersangka narkoba, kini menjadi subjek penyelidikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional.
Laporan mengatakan Malabanan telah diancam di kampung halamannya di Pampanga di utara, jadi dia memutuskan untuk pindah ke Samar di Filipina tengah.
“Saya bergabung dengan sesama jurnalis mengutuk pembunuhan Jess. Itu sama sekali tidak dapat diterima. Keadilan untuk Jess,” tambah Mogato seperti dikutip dari Al Jazeera.
Jesus Malabanan tewas di tembak saat sedang menonton TV di sebuah toko di kota Filipina tengah. Ia meninggal saat dibawa ke rumah sakit setelah ditembak di kepalanya oleh salah satu dari dua pria pengendara sepeda motor pada Rabu malam di sebuah toko milik keluarganya di kota Calbayog, Samar.
Para tersangka melarikan diri dan polisi tengah melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi mereka dan motof serangan tersebut seperti dilansir dari AP, Kamis (9/12/2021).
Sebagai jurnalis independen, Malabanan menyumbangkan berita ke beberapa kantor media yang berbasis di Filipina serta kantor berita Reuters.
Kelompok pengawas media mengutuk pembunuhan itu, termasuk rekan-rekan Malabanan di Pampanga, sebuah provinsi di utara Manila di mana dia tinggal dan bekerja selama bertahun-tahun sebagai koresponden berita dan sebagai stringer untuk Reuters.
Dalam sebuah postingan media sosial, jurnalis Manny Mogato, yang juga merupakan bagian dari tim Reuters yang memenangkan Penghargaan Pulitzer 2018 dalam Pelaporan Internasional, menulis bahwa Malabanan banyak membantu Reuters dalam kisah perang narkoba yang memenangkan Pulitzer pada 2018.
Perang narkoba Duterte, yang menewaskan ribuan tersangka tersangka narkoba, kini menjadi subjek penyelidikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional.
Laporan mengatakan Malabanan telah diancam di kampung halamannya di Pampanga di utara, jadi dia memutuskan untuk pindah ke Samar di Filipina tengah.
“Saya bergabung dengan sesama jurnalis mengutuk pembunuhan Jess. Itu sama sekali tidak dapat diterima. Keadilan untuk Jess,” tambah Mogato seperti dikutip dari Al Jazeera.