Kehadiran Jet Tempur F-35 Bikin Bising Bandara Sipil di Norwegia
loading...
A
A
A
OSLO - Mulai Hari Tahun Baru dan seterusnya, bandara lokal di Norwegia dengan 800.000 penumpang per tahun akan berbagi landasan pacu dengan jet tempur F-35 buatan Amerika Serikat.
Akuisisi F-35 merupakan pengadaan senjata termahal dalam sejarah militer Norwegia. Para politisi, warga sekitar, dan maskapai penerbangan sama-sama percaya bahwa situasinya tidak akan nyaman.
Mulai 1 Januari 2022, F-35 baru milik Norwegia akan dikerahkan di bandara sipil Evenes, bukannya di bandara militer Bod yang telah digunakan NATO selama empat dekade.
Mulai 2023, bandara sipil ini juga akan menampung pesawat pengintai P-8 Poseidon baru. Kabar ini dilaporkan Sputnik pada Rabu (8/12/2021).
Masalahnya, bagaimanapun, adalah bandara, dengan 800.000 penumpang per tahun itu tidak dirancang untuk mengatasi suara keras dan bising dari F-35.
Hal ini telah memicu debat panas tentang apakah para karyawan dan penumpang dapat dengan aman tinggal di bandara, sementara jet tempur memiliki keberangkatan sepanjang waktu, 365 hari setahun.
Anggota parlemen Geir Jorgensen dari Partai Merah berpendapat keputusan tersebut tidak dapat dibenarkan.
Akuisisi F-35 merupakan pengadaan senjata termahal dalam sejarah militer Norwegia. Para politisi, warga sekitar, dan maskapai penerbangan sama-sama percaya bahwa situasinya tidak akan nyaman.
Mulai 1 Januari 2022, F-35 baru milik Norwegia akan dikerahkan di bandara sipil Evenes, bukannya di bandara militer Bod yang telah digunakan NATO selama empat dekade.
Mulai 2023, bandara sipil ini juga akan menampung pesawat pengintai P-8 Poseidon baru. Kabar ini dilaporkan Sputnik pada Rabu (8/12/2021).
Masalahnya, bagaimanapun, adalah bandara, dengan 800.000 penumpang per tahun itu tidak dirancang untuk mengatasi suara keras dan bising dari F-35.
Hal ini telah memicu debat panas tentang apakah para karyawan dan penumpang dapat dengan aman tinggal di bandara, sementara jet tempur memiliki keberangkatan sepanjang waktu, 365 hari setahun.
Anggota parlemen Geir Jorgensen dari Partai Merah berpendapat keputusan tersebut tidak dapat dibenarkan.