Korsel Luncurkan Model Rudal Hipersonik, Perlombaan Senjata Memanas

Rabu, 08 Desember 2021 - 13:15 WIB
loading...
Korsel Luncurkan Model...
Korsel turut mengembangkan rudal hipersonik. Foto/twitter
A A A
SEOUL - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korea Selatan (Korsel) meluncurkan model untuk prototipe senjata hipersonik. Langkah ini hanya beberapa bulan setelah Korea Utara (Korut) menguji senjatanya.

Beberapa hari yang lalu ketika berada di Korea Selatan, Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengkritik tes senjata hipersonik China karena mengganggu kestabilan kawasan.



“Model senjata, bernama Hycore, diungkapkan pada Jumat (3/12/2021) oleh Badan Pengembangan Pertahanan (ADD) Kementerian Pertahanan Korsel,” ungkap Aviation Week yang pertama kali melaporkan kabar tersebut, dilansir Sputnik pada Rabu (8/12/2021).



Seoul dilaporkan bertujuan memulai pengujian senjata hipersonik pada 2022.



Senjata tersebut, yang memiliki kemiripan yang mencolok dengan senjata hipersonik eksperimental X-51 Waverider Boeing adalah rudal jelajah yang diluncurkan dari darat yang diluncurkan dari TEL, mirip Long-Range Hypersonic Weapon (LRHW) Angkatan Darat AS yang akan datang. Namun, jangkauan potensial senjata itu tidak disebutkan.



Video animasi yang dirilis ADD menunjukkan struktur dasar rudal, termasuk roket berbahan bakar padat dua tahap dan mesin scramjet, yang tampaknya beroperasi dengan cara yang mirip dengan rudal hipersonik permukaan-ke-permukaan Zirkon Rusia.

Senjata hipersonik mampu melakukan perjalanan lebih cepat dari 5 Mach, atau lima kali kecepatan suara.

Dengan kemampuan manuver disertai kecepatan ekstrim, membuat rudal hipersonik hampir mampu melawan sebagian besar sistem pertahanan udara.

Rudal hipersonik dapat diluncurkan dari permukaan tanah, dari kapal selam, atau dengan pesawat terbang, dan seringkali memiliki jangkauan yang sangat jauh.

Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) atau Korut mengumumkan uji coba hipersonik pertamanya pada September.

Rusia serta Republik Rakyat China masing-masing memiliki beberapa senjata hipersonik yang telah aktif digunakan.

AS memiliki beberapa senjata hipersonik dalam berbagai tahap pengujian, tetapi kegagalan berulang kali telah membuat program mereka mundur. Washington saat ini tidak memiliki senjata hipersonik yang dapat digunakan.

Saat mengunjungi Korea Selatan untuk tinjauan militer bersama tahunan pekan lalu, Kepala Pentagon Austin mengecam program senjata hipersonik China. "Itu meningkatkan ketegangan di kawasan itu," papar dia.

Dia menanggapi secara khusus klaim Barat bahwa dua tes selama musim panas adalah dari senjata pemboman orbital, yang akan meluncurkan proyektil ke orbit sebelum deorbiting dan meluncur ke bawah menuju target dengan kecepatan hipersonik.

Beijing mengklaim uji coba itu adalah pesawat luar angkasa yang dapat digunakan kembali yang akan menghemat banyak uang karena program luar angkasanya terus berkembang.

Tidak jelas apakah Washington akan melihat senjata hipersonik Korea Selatan sama-sama memicu ancaman keamanan.

Pada Mei, pemerintahan Biden setuju menghapus batasan jangkauan rudal balistik Korea Selatan, yang sebelumnya dibatasi hingga 497 mil.

Keputusan itu adalah bagian dari proses selama satu dekade dari AS yang terus meningkatkan batas muatan dan jangkauan rudal, menyusul kesepakatan 1979 untuk membatasi penyebaran teknologi rudal balistik.

Seperti yang dilaporkan Sputnik pada saat itu, keputusan Washington sebagian besar ditujukan ke Beijing, karena pada pertemuan yang sama, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjanji bekerja lebih erat dalam masalah keamanan terkait China, seperti Taiwan.

Austin mengulangi janji itu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Su Wook dalam komunike bersama 2 Desember.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1317 seconds (0.1#10.140)