Heboh Iklan Klinik Rehabilitasi Dosa di Iran, Diledek sebagai Jualan Agama

Sabtu, 04 Desember 2021 - 15:16 WIB
loading...
Heboh Iklan Klinik Rehabilitasi...
Poster iklan klinik rehabilitasi dosa di Iran yang memicu kemarahan publik. Foto/Twitter via MEE
A A A
TEHERAN - Sebuah poster yang mengiklankan sebuah klinik untuk "rehabilitasi dosa" di bawah bimbingan ulama konservatif dan wakil menteri garis keras Iran memicu kemarahan publik. Iklan klinik itu juga menuai ejekan di media sosial karena dianggap sebagai praktik jualan agama.

Poster tersebut mengiklankan program rehabilitasi 40 hari yang terdiri dari 25 pelajaran, empat konferensi online, empat lokakarya tanya jawab, dan daftar periksa harian untuk para pendosa.



Publik Iran yang kritis ramai-ramai mengecam penyelenggara program tersebut karena pendekatan berbasis bisnis mereka dalam menangani masalah-masalah keagamaan.

“Komersialisasi agama berasal dari politisasi agama,” tulis Abbas Abdi, seorang analis politik terkenal, di Twitter. "Saat ini, untuk belajar bagaimana menghentikan dosa, seseorang harus membayar banyak uang dan pergi ke 'klinik' dengan selebriti religius," lanjut dia, seperti dikutip Middle East Eye (MEE), Jumat (3/12/2021).

Lainnya mengejek pejabat yang merencanakan program keagamaan di Iran.

"Seolah-olah pecandu narkoba membuka pusat rehabilitasi, atau seseorang yang gemuk memberikan diet untuk menurunkan berat badan. Anda tuan! Anda sendiri kecanduan melakukan dosa," tulis seorang pengguna Twitter.

Vahid Yaminpour, wakil menteri pemuda dan olahraga dari kubu garis keras, dan Amir Hossein Daryaei, seorang ulama konservatif, adalah dua spesialis yang ditunjuk sebagai ahli rehabilitasi di klinik tersebut.

Pakar ketiga adalah Seyed Bashir Hosseini, seorang akademisi agama yang dikenal dengan teorinya tentang korelasi antara sepak bola dan hasrat seksual.

Menurut teorinya, orang-orang dari negara-negara dengan libido yang lebih tinggi memainkan sepakbola yang lebih baik.

Kementerian terkait Iran belum berkomentar terkait iklan klinik "rehabilitasi dosa" yang memicu cemoohan tersebut.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1198 seconds (0.1#10.140)