Pertama Kali dalam 25 Tahun, AS Tunjuk Duta Besar untuk Sudan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menunjuk John Godfrey sebagai duta besar (dubes) untuk Sudan. Dia merupakan dubes AS pertama untuk Sudan dalam 25 tahun terakhir.
Langkah ini setelah Washington meningkatkan perwakilan diplomatiknya dengan Khartoum dari Kuasa Usaha menjadi duta besar.
Menurut Al-Arabiya, John Godfrey diangkat menjadi duta besar AS untuk Sudan pada Sabtu (27/11/2021). Dia menjadi duta besar AS pertama di Sudan sejak 1996 ketika hubungan diplomatik terputus antara kedua negara.
Pada Juli, Foreign Policy menyebut Godfey sebagai kandidat yang paling mungkin menjadi dubes AS di Sudan.
Pada saat itu, Godfrey adalah penjabat utusan kontraterorisme Departemen Luar Negeri AS dan utusan khusus untuk koalisi global melawan Negara Islam (ISIS).
Sebelum ini, dia memegang beberapa jabatan di Timur Tengah dan Afrika Utara selama waktunya di dinas luar negeri dan antara 2013 hingga 2014, ia adalah kepala staf Wakil Menteri Luar Negeri saat itu, William Burns, yang saat ini menjadi kepala CIA.
Pengalaman Godfrey di wilayah tersebut telah digambarkan sebagai menguntungkan bagi AS saat transisi Sudan menuju demokrasi di tengah pengaruh kekuatan regional yang bersaing.
Bulan lalu, Panglima Militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan memimpin kudeta, membubarkan pemerintah transisi yang dipimpin Perdana Menteri Abdalla Hamdok, menahan puluhan politisi dan aktivis dalam proses tersebut.
Akibat tekanan internasional, Hamdok dipulihkan kembali ke posisinya awal pekan ini setelah ditahan dalam tahanan rumah.
Namun, ribuan orang turun ke jalan-jalan ibukota pada Kamis sebagai protes terhadap kudeta militer dan keputusan Hamdok bernegosiasi ulang dengan militer.
Pada akhir tahun lalu, mantan Presiden AS Donald Trump setuju mencabut Sudan dari daftar negara sponsor terorisme, setelah Khartoum ditekan menormalkan hubungan dengan Israel.
Sudan juga setuju membayar USD335 juta sebagai kompensasi kepada keluarga korban terorisme yang diduga disponsori Sudan.
Sudan dimasukkan dalam daftar itu pada 1993, setelah Presiden Omar Al-Bashir saat itu menjamu pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di negaranya.
Langkah ini setelah Washington meningkatkan perwakilan diplomatiknya dengan Khartoum dari Kuasa Usaha menjadi duta besar.
Menurut Al-Arabiya, John Godfrey diangkat menjadi duta besar AS untuk Sudan pada Sabtu (27/11/2021). Dia menjadi duta besar AS pertama di Sudan sejak 1996 ketika hubungan diplomatik terputus antara kedua negara.
Pada Juli, Foreign Policy menyebut Godfey sebagai kandidat yang paling mungkin menjadi dubes AS di Sudan.
Pada saat itu, Godfrey adalah penjabat utusan kontraterorisme Departemen Luar Negeri AS dan utusan khusus untuk koalisi global melawan Negara Islam (ISIS).
Sebelum ini, dia memegang beberapa jabatan di Timur Tengah dan Afrika Utara selama waktunya di dinas luar negeri dan antara 2013 hingga 2014, ia adalah kepala staf Wakil Menteri Luar Negeri saat itu, William Burns, yang saat ini menjadi kepala CIA.
Pengalaman Godfrey di wilayah tersebut telah digambarkan sebagai menguntungkan bagi AS saat transisi Sudan menuju demokrasi di tengah pengaruh kekuatan regional yang bersaing.
Bulan lalu, Panglima Militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan memimpin kudeta, membubarkan pemerintah transisi yang dipimpin Perdana Menteri Abdalla Hamdok, menahan puluhan politisi dan aktivis dalam proses tersebut.
Akibat tekanan internasional, Hamdok dipulihkan kembali ke posisinya awal pekan ini setelah ditahan dalam tahanan rumah.
Namun, ribuan orang turun ke jalan-jalan ibukota pada Kamis sebagai protes terhadap kudeta militer dan keputusan Hamdok bernegosiasi ulang dengan militer.
Pada akhir tahun lalu, mantan Presiden AS Donald Trump setuju mencabut Sudan dari daftar negara sponsor terorisme, setelah Khartoum ditekan menormalkan hubungan dengan Israel.
Sudan juga setuju membayar USD335 juta sebagai kompensasi kepada keluarga korban terorisme yang diduga disponsori Sudan.
Sudan dimasukkan dalam daftar itu pada 1993, setelah Presiden Omar Al-Bashir saat itu menjamu pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di negaranya.
(sya)